Ketika aku masuk kedalam kelas aku meletakan tasku seperti biasa dan menunggu guru untuk masuk kedalam kelas sambil memainkan handphoneku, beberapa anak perempuan di kelasku ada yang sedang mengobrol, ada yang sibuk mengerjakan PR karena baru ingat di sekolah. Ada pula yang sibuk selvie di kelas juga sibuk memainkan game atau nonton film di laptop yang mereka bawa. Setelah guru masuk kedalam kelas aku menyimpan kembali handphoneku dan mengeluarkan kamera baruku dari dalam tas.
Teman yang duduk di sekitarku tentu tertarik perhatiannya begitu melihat kamera baruku, memang sangat jarang murid di kelas kami yang memiliki kamera DSLR sendiri dan biasanya mereka akan lebih memilih untuk membeli handphone dengan kamera yang bagus dari pada kamera DSLR sepertiku. Namun karena aku memang ingin jadi fotografer aku tetap membeli kamera DSLR sendiri karena itu kamera yang baru kubeli ini mengundang perhatian mereka.
"Walah, gak salah kamu beli kamera dari merek ini?!! kamera merk ini kan mahal!!"
Perkataan Hasan memang tidak salah, kamera ini dari perusahan Aria yang cukup terkenal dengan barang barang elektroniknya termasuk kamera DSLRnya, kamera paling murah yang di jual oleh perusahaan itu adalah lima juta rupiah dan kamera yang dikalungkan di leherku ini harganya sekitar tiga puluh jutaan dalam kondisi baru. Karena itu aku tanpa pikir panjang langsung membelinya, aku sebenarnya agak khawatir kalau aku akan kena tipu tapi ternyata selain batrainya yang harus di carge tidak ada masalah pada kameraku. Batrainya bahkan benar-benar tahan lama dan hanya berkurang sedikit saat di pakai.
"Aku beli bekas bukannya baru, lagian juga masih bisa di pake. Yang jual mungkin butuh uang jadinya ngasih aku harga murah."
Aku sebenaranya agak curiga mengingat harganya yang terlalu murah di tambah juga dengan peringatan Kori yang tiba-tiba kepadaku barusan. Tapi aku tidak ingin terlalu memikirkannya sekarang. Lagipula aku juga sudah terlanjur membelinya' kalau tidak di pakai sayang kan? Kamipun di arahkan untuk pergi ke halaman sekolah dan memotret halaman sekolah, halaman SMK Ganesha memang luas dan di tanami oleh berbagai macam tanaman yang di sumbangkan oleh semua murid yang mendaftar masuk ke sekolah ini dalam rangka pelestarian lingkungan. Pepohonannyapun bermacam macam, mulai dari pohon berbagaimacam buah buahan juga berbagai jenis tanaman bunga jadi udara di sekitar sekolah kami terasa bersih dan nyaman meski sekolah kami berada di tengah-tengah kota yang polusi udaranya tidak terkontrol karena maraknya penebangan dan pembakaran hutan di berbagai daerah. Untungnya sudah ada kesadaran untuk melakukan pelestarian lingkungan jadi udara saat ini tidak separah di zaman dahulu karena kewajiban untuk menanam pohon di sekitar rumah dan program penghijauan yang sudah di jalankan oleh Presiden kami saat ini yaitu Shima Maharani.
Beliau adalah Presiden yang bukan hanya sangat perduli dengan warga negaranya namun juga tegas dan berani mengambil keputusan yang paling berat jika di anggapnya benar. Tahun kedua beliau menjabat banyak para koruptor yang tertangkap dan diadili sebagaimana mestinya, mereka juga tidak diberi perlakuan khusus di penjara dan aset mereka semuanya disita oleh negara dan digunakan untuk kepentingan negara. Ada beberapa isu yang mengatakan kalau dulunya beliau akan dijadikan sebagai pemimpin boneka oleh beberapa pihak namun beliau ternyata malah balik menyerang mereka semua dan membeberkan semua aib mereka. Karena sikapnya yang berani ini banyak perempuan menjadikannya idola selain Adara Afsheen yang merupakan seorang wanita karir dan pendiri perusahaan Darling's dan menjadi bilionair dan wanita paling berpengaruh di Asia yang posisinya sekarang di gantikan oleh adiknya semenjak beliau dinyatakan meninggal karena kecelakaan sekitar dua bulan yang lalu.
Banyak yang sedih dan merasa kehilangan atas meninggalnya Adara karena sikapnya yang dermawan dan sering kali menyumbangkan mainan, pakaian, juga memberikan pendidikan geratis untuk anak-anak jalanan, anak yatim piatu serta membantu biaya pengobatan untuk mereka yang memiliki penyakit kronis. Banyak spekulasi yang bermunculan tentang meninggalnya Adara salah satunya dibunuh oleh saingan bisnisnya yang iri karena kesuksesan yang dimilikinya, padahal dia sukses karena usahanya sendiri dan tidak menggunakan cara kotor. Sekarang perusahaan Darling's di pimpin oleh adik Adara yaitu Aileen Fredella yang dulunya adalah direktur bayangan perusahaan Darling's.
Aku mengikuti instruksi guru pembimbing seperti biasa, Hasan yang penasaran dengan kameraku dan ingin mencoba memakainya memilih untuk bergiliran bersamaku begitu juga dengan Rangga, Siti dan Eka. Saat aku menggunakan kamera ini tiba tiba aku merasa tubuhku seakan bergerak sendiri dan mengambil gambar para burung yang tampak beterbangan dan hinggap di atas ranting pohon dengan jelas beberapa kali. Saat aku sudah selesai aku melihat semua gambar yang kuambil benar-benar bagus, bahkan lebih bagus daripada gambar yang biasanya kuambil. Aku merasa heran kenapa kamera itu serasa seakan mencoba membantuku untuk mengambil sudut yang pas juga menggunakan teknik yang diajarkan guru pembimbing dengan benar.
Ini hal yang baik tentunya jadi aku tidak ambil pusing tentang hal ini dan menghampiri pak Irwan untuk memastikan apakah yang sudah kulakukan benar atau tidak, saat beliau melihat hasil foto yang kuambil beliau tampak tersenyum kepadaku dan menganggukan kepalanya.
"Ini udah bener, hebat juga kamu bisa langsung ngerti setelah satu kali saya ajarin. Tolong bantu anak-anak di kelompok kamu ya?"
Aku mengangguk setuju mendengar perkataan Pak Irwan dan memberikan arahan kepada teman-teman yang ada di kelompokku seperti instruksi pak Irwan kepadaku, semua teman-temanku mengikuti instruksiku dan hasilnya kami semua mendapatkan nilai yang bagus di pelajaran memotret kali ini. Melihat kami mendapatkan nilai bagus di pelajaran praktek kali ini temanku yang lain juga jadi minta instruksi kepadaku dan aku dengan senang hati membantu mereka seperti biasa hingga kemudian aku merasa ingin buang air kecil. Rangga dan Hasan tampak sibuk mengajari mereka yang belum di tes oleh pak Irwan begitu juga dengan Eka, yang tampak sedang nganggur hanya Siti yang tampak melihat sekitar untuk mengambil foto karena dia belum di tes. Jadi akupun menghampirinya.
"Siti aku nitip kameraku ya? Aku kebelet nih."
"Oh, oke."
Mendengar jawabannya akupun langsung menitipkan kameraku kepadanya dan pergi ke toilet laki-laki setelah minta izin kepada Pak Irwan. Setelah selesai aku kembali kehalaman sekolah menemukan Siti yang tampak sudah pucat pasi sambil memegang kameraku. Aku tentu keheranan melihat hal ini dan menghampirinya sebelum kemudian bertanya.
"Siti kamu kenapa? Kok muka kamu kayak yang abis ngeliat hantu?"
Siti tampak kaget mendengar suaraku dan menatapku dengan wajah yang tampak ketakutan sambil cepat-cepat menyodorkan kameraku kepadaku.
"Lio, kamera kamu aneh! Aku nyoba pake kamera kamu buat foto kucing yang sembunyi di semak-semak tapi yang muncul malah foto aku!"
Mendengar perkataannya aku keheranan, akupun memeriksa kameraku dan benar saja memang ada foto Siti di kameraku yang tampak sedang tersenyum, tapi senyumannya tampak mengerikan. Aku mulai merasa kalau kameraku ini sepertinya memang bukan kamera biasa tapi Hasan dan Rangga tampaknya baik-baik saja saat menggunakannya kenapa Siti malah mengalami hal aneh semacam ini?
Tiba tiba aku teringat dengan satu hal, aku memberi izin kepada Rangga dan Hasan untuk menggunakan kameraku tapi aku tidak sempat memberi izin kepada Siti karena tadi aku kebelet. Merasa kalau itu adalah penyebabnya akupun berkata.
"Siti coba pake lagi, kali ini aku izinin kamu buat pake."
"Eh? Gak ah gak mau!"
"Udah coba aja, kayaknya kamera ini gak suka dipake orang lain tanpa aku izinin. Coba kamu pake aja dulu."
Dia tampak tidak yakin namun pada akhirnya dia mencoba memotret lagi, aku mengawasi apa yang dia lakukan dan benar saja kali ini tidak ada hal aneh yang terjadi. Dia tampak langsung menghela nafasnya lega melihat gambar yang keluar bukan wajahnya lagi setelah itu kamipun kembali ke kelas.