Chereads / Tentara dan Dokternya / Chapter 28 - Perundingan Tahap 2

Chapter 28 - Perundingan Tahap 2

"Beberapa tahun silam, kota Favela adalah satu kota yang utuh. Tidak ada Desa Bari, Desa Kali, ataupun Desa Uma. Kami berbahagia bersama, membagi hasil panen dan berpesta dengan gembira. Hingga pada suatu ketika, terjadi perdebatan diantara dua generasi pemimpin. Mereka mulai paham akan pembagian harta yang seimbang. Mereka mulai serakah dan hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri." Nyonya Samanta memulai ceritanya.

"Ketiga orang itu adalah dua saudara laki-laki ku dan aku sendiri. Mereka berdua bersikeras mencoba mendesak Ayahku untuk membagi harta kota secara adil kepada kami bertiga. Ayahku mencoba menolak, tapi yang terjadi adalah kakak-kakakku malah meracuni Ayahku. Entah apa yang terlintas di pikiran mereka. Mereka membuat surat wasiat palsu dan membagi kota ke dalam tiga desa."

"Tidak cukup sampai di sana, kakak tertua ku yang merupakan Kepala Desa Kali sebelumnya harus mencetuskan perang saudara dengan Kepala Desa Bari yang merupakan Kakak kedua."

"Mengapa dia mencetus perang? Apa ada perdebatan hebat sebelumnya yang tidak bisa di selesaikan dengan cara persaudaraan?" Tanya Theo. Theo ikut dalam perundingan itu sekarang. Theo harus tahu kejadiannya untuk memudahkan Theo menyelesaikan tugasnya.

"Kepala Desa Kali sangatlah serakah, dia tidak pernah puas dengan apa yang ia miliki. Desa Bari merupakan desa terkaya di Kota Favela dan dia tidak bisa menerima kenyataan itu. Dia ingin supaya desanya lah yang menjadi desa terkaya. Dia melakukan segala cara untuk menghancurkan Desa Bari hingga pada suatu hari warga dari Desa Uma berani untuk menghentikan perang itu. Namun yang terjadi jauh dari harapan, keadaan semakin kacau. Desa Kali berhasil menguasai Desa Bari dan menjadikan Desa Uma sebagai tempat perdagangan manusia. Tentu pemerintah tidak tahu akan hal itu, tidak ada yang tahu selain Kota Favela dan orang-orang yang terlibat."

"Selama bertahun-tahun Desa Uma dan Desa Bari dijadikan tempat perdagangan manusia hingga seseorang datang dengan pedang biru dan membunuh semua pedagang manusia dan menjadi pemimpin baru Desa Uma menggantikan aku. Dia menyuruh Kepala Desa Kali sebelumnya mengurus desanya tanpa ikut campur urusan Desa Uma lagi. Kami mencapai masa kejayaan hingga saat ini."

"Apakah itu alasan mengapa Desa Kali menggunakan rumah sebagai desa?" Tanya Theo.

"Tidak! Tidak mungkin pendahulu kami seperti itu!" Bantah Kepala Desa Kali.

"Baca kembali buku yang aku berikan kepadamu. Disana sudah jelas tertulis masalah-masalah yang terjadi selama masa kepemimpinan kakekmu dulu. Mungkin ayahmu tidak pernah bercerita karena ketika dia menjadi pemimpin masalah sudah selesai."

"Apa? Bagaimana mungkin?" Kepala Desa Kali terlihat kebingungan.

"Dukun yang berada di Desa Kali adalah dukun palsu," ungkap John.

"Mengapa kau begitu yakin? Tidak mungkin!"

"Benih yang dia berikan kepadamu adalah benih yang sudah dimodifikasi dan kualitasnya tentu lebih baik dari benih manapun. Dapat kami simpulkan bahwa dukun itu adalah seorang ilmuwan professional yang sudah ahli di bidangnya. Cairan yang ia berikan padamu adalah sumber utama dari masalah ini. Itu adalah sekumpulan virus yang menginfeksi warga Kota Favela."

"Dukun sialan itu terus meminta imbalan yang sangat banyak setiap kali aku meminta benih. Dan dia terus menyuruhku menuangkan cairan tersebut di sungai."

"Tentu dia menginginkan imbalan yang mahal karena biaya produksi benih dengan kualitas tinggi tidaklah sedikit. Tapi, apa sebenarnya motif dari orang itu sehingga dia meracuni seluruh warga?" Tanya Jennifer.

"Ada sesuatu yang mungkin kau ketahui, Jennifer?" Tanya John dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa maksudmu?" Jennifer yang merasa dirinya tengah di introgasi meninggikan nada suaranya.

"Tenang Jennifer, aku hanya bertanya."

John dan Theo menatap satu sama lain dan memberikan sebuah kode.

"Baiklah, aku rasa kita cukup mengetahui sejarah masing-masing desa. Aku rasa perundingan ini bisa kita akhiri di sini."

"Terima kasih atas kerja samanya Tuan Bari," ucap John lalu bersalaman dengan Kepala Desa Bari.

"Sama-sama Mr. John. Aku merasa sangat terbantu dengan kehadiranmu dan teman-temanmu."

"Keluargamu dan wargamu sudah aman di kota. Dia dirawat oleh istriku. Percayalah mereka akan baik-baik saja."

"Terima kasih Mr. John."

******

John dan Theo kini sedang berada di ruangan mereka. Pertemuan sudah berakhir sejak satu jam yang lalu.

"Apa dukun itu salah satu warga yang dijual dan ingin membalas dendam?" Tanya Theo.

"Singkirkan alur cerita konyol mu Theo! Kita sudah kembali bekerja jadi tolong fokus!" Teriak John.

"Maksud ku, itu bisa saja terjadi bukan? Bisa saja dukun itu ingin membalas dendam karena sudah mengalami masa kelam di kota ini?"

"Tapi apa opinimu berguna di sini? Kita harus berpikir nyata dan jauhkan khayalan konyolmu itu. Tolong lah, ayo kita selesaikan kasus ini dan bangun Desa Bari."

"Baiklah, aku tidak akan membicarakan mengenai cerita fantasi yang aku baca. Tapi, jika itu benar…"

"Theo sudah lah, cepat sana kau kembali bekerja!" John memberi tatapan mengintimidasi kepada Theo. Dari tadi Theo terus saja membicarakan hal-hal yang tidak jelas.

"Baiklah! Aku akan mengantarkan Maria terlebih dahulu." Theo memakai jaketnya dan hendak keluar.

"Fokus pada tugasmu, kau harus tahu mana yang lebih penting."

"Ya, ya aku tahu. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Baiklah, aku akan pergi dulu. Sampai jumpa John!" Theo kemudian keluar dari tenda dan meninggalkan John sendiri dengan pikirannya.

Tiba-tiba, datang Kepala Desa Kali dengan wajah yang kebingungan. John hanya membiarkan kepala desa itu masuk dan duduk di hadapannya.

"Dengar Tuan tentara, aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Kepala Desa Kali.

"Katakan saja," jawab John dengan santai.

"Sungguh, aku tidak tahu menahu tentang cairan yang dukun palsu itu berikan padaku. Aku hanya melakukan permintaannya sebagai imbalan karena telah memberiku ramuan ajaib untuk tanaman ku."

"Lalu? Mengapa kau mengatakan semua itu kepadaku? Aku dengar kau tidak akan membagikan informasi apapun."

"Aku tahu, tapi percayalah. Tentang penyebaran virus dan segala kekacauan yang terjadi di masa lalu itu jauh dari kendali ku. Aku bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dukun itu. Dia hanya memberikan cairan ini dan meminta imbalan berupa emas. Hanya itu, percaya lah padaku Tuan." Kepala Desa Kali bersikeras menjelaskan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal virus yang tersebar. John tentu saja tahu jika itu tidak ada hubungannya dengan Kepala Desa Kali.

"Jadi? Apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Kepala Desa Kali.

"Tentu saja aku akan menangkap dukun itu dan melaporkannya ke pemerintahan."

"Maksudku, akkhh!!!! Kau tidak akan menangkap ku bukan? Aku tidak bersalah dalam kasus ini. aku tidak tahu apapun mengenai virus atau apapun itu! Tolong lah Tuan," ucap Kepala Desa Kali.

"Kau jelas bersalah karena kau yang menyebarkan cairan itu ke Desa Bari. Kau tidak bisa menghindar dari hukuman," ucap John dengan sedikit senyuman jahil.

"Tidak! Maksud ku, aku bisa membantumu menangkap dukun itu. Aku akan menunjukan rumah dukun itu."

"Tidak perlu, aku sudah memiliki tim khusus yang akan menangkap dukun itu. Dan aku…" John berdiri dari kursi yang ia duduki sebelumnya dan berjalan mengitari tubuh Kepala Desa Kali.

"Aku sendiri yang akan mengurusmu di sini," bisik John dengan memegang bahu Kepala Desa Kali dari belakang.

"Tuan, tolong! Maafkan aku! Maafkan aku, Tuan. Aku mohon!"

"Aku bisa saja memaafkan mu, tapi apa masyarakat mu bisa memaafkan mu setelah mengetahui fakta ini? Pikirkan Tuan, warga mu akan memaki dan melempari tubuhmu dengan batu kerikil. Mereka akan sangat marah kepadamu."

"Tidak.. Tidak.. aku tidak ingin itu terjadi!"

"Tentu tidak ada yang ingin itu terjadi, aku juga tidak ingin kejadian seperti itu terjadi dan memperburuk keadaan. Jika keadaan memburuk maka pekerjaan ku akan bertambah."

"Tuan, tolong aku sekali saja ya?"

"Untuk apa aku menolongmu? Kau kan bisa melakukan segalanya sendirian tanpa bantuan orang lain, jadi untuk apa aku membantumu?"

"Tidak, Tuan. Tentu saja aku membutuhkan bantuan orang lain. Tolong Tuan."

Kepala Desa Kali terus memohon kepada John, bahkan ia hampir bersujud di kaki John. Sementara John, ia hanya menikmati moment pembalasan dendam yang sudah ia tunggu dari lama.

"Baiklah tuan, aku akan membantumu," kata John karena ia sudah merasa sedikit puas. Hanya sedikit puas dengan pembalasan dendam yang ia lakukan hari ini.

"Benarkah? Terima kasih Tuan, aku akan sangat berterima kasih kepadamu dan aku akan memberikan sepertiga hasil panenku kepadamu nanti. Terima kasih, Tuan," kata Kepala Desa Kali senang.

"Benar, tapi ada satu syarat yang harus kau penuhi."

"Apa itu Tuan? Aku akan melakukan segalanya untukmu!" Kepala Desa Kali mendekatkan dirinya sesuai dengan yang John minta. John membisikan sesuatu kepada Kepala Desa Kali.

"Hanya itu? Itu sangatlah mudah dan tidak ada bandingnya dengan kebaikan yang kau lakukan untukku."

"Bagus."

John sedang merencanakan sesuatu yang bagus di dalam pikirannya. Pikir John, dengan sedikit bantuan dari Kepala Desa Kali rencana ini akan sempurna.