Sejak saat itu, Sisi sudah bertekad untuk berbuat sesuatu yang berguna. Yaitu dengan tidak lagi meratapi nasib, karena telah kembali kepada waktu 10 tahun yang lalu.
"Raka aku akan memenuhi janjiku padamu. Kamu telah banyak melakukan semuanya untukku, merawatku selama 5 tahun saat aku bahkan tak ingin lagi hidup. Kini saatnya aku menebus semua kebaikanmu, Raka!" tekad Sisi.
"Aku berjanji untuk membuat langkah baru. Langkah yang seharusnya aku lakukan dengan hati-hati, seperti menaiki anak tangga satu per satu. Untuk menjadi wanita yang layak bersanding denganmu, untuk menjadi wanita yang layak mendapatkan cintamu, Raka."
Sisi membungkukkan badannya, untuk mengambil buku pelajaran Matematika. Lalu menyentuh sampulnya dengan perlahan. "Universitas terbaik di kota ini. Aku tidak akan menyerah lagi, karena aku tidak bisa kembali ke masa 10 tahun di depan. Maka aku akan menyerahkan hidupku untuk diriku sendiri, untuk Sisi versi terbaik."
Mengenai acara ulang tahun Ayah Sisi yang bernama Roy Latuconsina. Pesta ulang tahun yang dirayakan dengan jamuan berlimpah, semua tamu penting di kota ini mendatangi pesta ulang tahun Roy. Karena biar bagaimanapun keluarga Latuconsina saat ini, memiliki posisi yang bagus dan merupakan salah satu keluarga yang dianggap penting di kota ini.
Di mana ketua keluarga Latuconsina yaitu, Roy Latuconsina, memiliki semua kekuatan yang sangat besar. Terlebih setelah perusahaan Latuconsina grup diserahkan kepadanya secara otomatis pada tampuk kekuasaan seorang Roy. Sehingga perusahaan tumbuh semakin besar dan secara otomatis berbagai pujian dihaturkan pada sosok Roy Latuconsina.
Padahal sebenarnya kakek Sisi, memiliki dua orang putra. Dengan putra tertua yaitu Ajay Chand Latuconsina, lalu putra kedua adalah Roy Latuconsina. Sebenarnya tampuk kekuasaan kekaisaran perusahaan Latuconsina jatuh kepada Ajay Chand Latuconsina.
Sementara menurut kabar yang Sisi tahu, kakeknya telah membagi harta kekayaan keluarga, kepada kedua putranya. Namun ayah kandung Sisi memilih membaur dengan mafia bawah tanah dan menikah dengan seorang wanita rendahan. Hingga suatu hari dirinya dibunuh bersama ibu Sisi, oleh sebuah komplotan penjahat.
Saat itu Sisi berada di sana– ketika kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Jadi karena trauma, Sisi akhirnya kehilangan ingatan. Hingga pama nya membawa Sisi pulang, untuk diadopsi.
Maka begitulah cara Sisi, menjadi nona muda kedua Roy Latuconsina. Yaitu dengan menjadi anak dari Roy Latuconsina. Sebab nona muda pertama adalah Vanda Latuconsina.
Maka alasan itulah yang membuat Sisi memanggil paman dan tantenya, sebagai Ayah Roy dan Ibu Maria. Kini semua orang memuji kejayaan perusahaan Latuconsina, yaitu tentang pasangan kekuatan teratas di kota ini, Roy Latuconsina dan Maria Latuconsina.
Namun segala pujian publik tidak untuk Sisi Latuconsina. Nona muda pertama dari keluarga Latuconsina, Vanda Latuconsina dinilai bermartabat, terdidik, punya attitude yang baik, dan berbudi luhur. Sebaliknya selaku nona muda kedua keluarga Latuconsina, Sisi dianggap punya kekurangan yang sangat banyak, terlebih jika dibandingkan dengan Vanda.
Orang-orang menyebut Sisi sebagai lintah tanpa bakat apapun. Bahkan para pelayan pun menganggap Sisi sebagai kambing hitam keluarga, saat mereka menggosip di belakang keluarga Latuconsina.
Sisi tahu kalau tantenya atau Maria berasal dari keluarga yang tidak terlalu kaya, tetapi setidaknya wanita yang kini dipanggil Ibu oleh Sisi itu adalah lulusan dari universitas bagus, tidak seperti ibu kandung Sisi. Orang-orang mengatakan pada Sisi, bahwa ibu kandung Sisi adalah anggota gangster yang telah merayu ayah kandungnya. Merusak silsilah keluarga Latuconsina.
Sisi tidak bisa mengetahui kebenaran yang sebenarnya, sebab saat orang tuanya meninggal. Sisi masih sangat kecil. Untuk mengetahui asal-usul Sisi, dia telah ditunjukkan sedikit kebenarannya oleh Raka Harta Yudana.
Bahkan demi melindungi Sisi, Raka telah sering terluka. Karena Sisi selalu jadi korban teror, orang yang membunuh ayah dan ibu kandungnya. Demi sebuah dendam yang Sisi sendiri tidak tahu untuk apa. Sisi seperti mewarisi karma dari kedua orang tua kandungnya.
Setidaknya penyelidikan yang dilakukan oleh Raka telah menyingkap beberapa tabir, yang selama ini menjadi rahasia. Raka menemukan kejanggalan pada kematian kedua orang tua Sisi. Terlebih bisnis paman Sisi atau Roy Latuconsina mengalami kejayaan besar, setelah kematian ayah dan ibu kandungnya. Namun, Raka belum bisa menemukan dalang di balik segala penderitaan dalam kehidupan Sisi.
Dengan mengatakan tentang fakta dan kebenaran terkait kematian kedua orang tua Sisi yang masih janggal, Raka menyalakan api harapan pada jiwa Sisi. Untuk tetap bertahan hidup, alasan untuk tetap hidup demi membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya.
Namun, Sisi tidak begitu tertarik pada semua hal itu. Bahkan Sisi merasa tidak peduli pada penyebab kematian kedua orang tuanya.
"Aku tidak tertarik untuk membalas dendam atas kematian kedua orang tuaku, Raka!" protes Sisi pada Raka yang saat itu sedang duduk menekuk lutut di hadapan Sisi. Sementara wajah Sisi dilumuri air mata.
"Kamu bisa, Sisi. Saya janji akan membantu kamu," balas Raka sambil menghapus jejak tangis di pipi Sisi.
"Kamu tahu bagaimana keadaanku, Raka, huh? Aku tidak punya kekuatan untuk itu, bahkan aku tidak ingat sama sekali tentang penjahat yang membunuh kedua orang tuaku!" seru Sisi emosional.
Raka membelai rambut Sisi, seakan dengan begitu akan bisa menenangkan Sisi.
"Kamu hanya sedang sedih dan terpuruk, Sisi. Saat ini kamu sedang tenggelam dalam rasa sakit, Sisi. Inilah yang diinginkan mereka. Melihatmu terpuruk, tak berguna, dan jatuh sejatuh-jatuhnya," kata Raka menatap dalam pada mata Sisi.
"Raka," balas Sisi lemah.
"Jika ada kesempatan untuk menolongmu, jika waktu bisa diputar ulang, saya ingin bisa melindungimu, Sisi!" kata Raka mengusap-ngusap pundak kiri Sisi. Seolah sedang mengirim banyak energi positif pada wanita di depannya.
Mengingat hal itu membuat hati Sisi gemetar. Raka adalah lelaki paling baik yang Sisi kenal. Dan kini dia telah terlahir kembali pada 10 tahun yang lalu. Seharusnya semua kisah sedih dalam hidupnya bisa dihentikan, bukan?
"Ok Fix! Karena aku sudah terlahir kembali. Itu artinya aku diberikan kesempatan untuk memulainya dari awal lagi. Aku berjanji pada diriku sendiri, aku tidak akan membiarkan diriku bertindak bodoh, hal yang dapat menghancurkan hidupku!" seru Sisi sambil mengangguk mantap.
"Raka aku ingin bersanding denganmu tanpa noda, kesedihan, dan luka. Aku ingin menjadi pantas untukmu, Raka. Aku ingin menjadi setara denganmu. Aku ingin kamu bangga padaku Raka. Sepertinya hanya dengan cara inilah, aku bisa bermartabat untuk layak menjadi istrimu, tanpa rasa sesal!" kata Sisi menerawang.
Saat ini Sisi sudah berada di dalam keriuhan pesta. Pesta ulang tahun Roy Latuconsina, seorang lelaki yang harus Sisi panggil dengan sebutan 'Ayah'. Mata Sisi memancarkan aura yang menyeramkan. Tangannya mengepal, saat melihat Roy sedang mengobrol dan tertawa-tawa bersama seseorang.
"Inilah kesempatanku. Sisi yang pengecut sudah mati di laut. Sisi yang naif telah meninggal di kehidupan sebelumnya. Sekarang hanya ada Sisi versi terbaik. Sisi Latuconsina yang cerdas dan calon istri Raka Harta Yudana!" seru Sisi membatin sambil terus mengamati interaksi Roy dengan beberapa tamu.
"Sisi kenapa kamu berada di sini?" Sebuah suara menyenangkan dari arah belakang Sisi. Tiba-tiba hati Sisi bergetar dan tubuhnya mendadak kaku, karena saraf di tulang belakangnya mengantarkan gelayar hawa dingin yang aneh.
Tanpa sadar, garpu plastik yang dipegang oleh Sisi telah patah menjadi dua bagian. Bahkan ujung garpu telah menusuk telapak tangan Sisi. Sejurus kemudian, rasa sakit mampu membantu Sisi untuk kembali pada kesadarannya yang paripurna.