Setelah mendapatkan cara untuk mengalahkan Binju, Woon dan rombongannya memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan untuk mengejar waktu singkat mereka yang tersisa. Mereka harus segera menuju Barat ke kerajaan Dam kemudian menuju Timur untuk memberikan serangan terakhir pada Binju di kerajaan Yung. Akan memakan waktu sekitar lima hari menuju Barat dari Utara dan waktu mencapai empat belas hari dari Barat menuju Timur. Mereka tidak mempunyai banyak waktu sebelum gerhana bulan muncul.
"mereka akan mempercepat perjalanan kalian" ucap Elmo sang makhluk tertua di Mirac memunculkan lima ekor serigala putih yang sangat besar dari udara yang kosong.
"mereka bisa berlari di atas air" ucap Elmo menambahkan sambil tersenyum. Saat itu dia melambaikan tangannya di udara dan seketika muncul kerang terompet di tangan semua rombongan yang dalam waktu cepat berubah menjadi gelang yang melingkar di tangan mereka masing-masing. Hanya Gwi saja yang tidak menerima kerang terompet tersebut.
"saat kalian tidak menggunakan para serigala ini, mereka akan kembali menghilang ke udara. Kalian bisa menggunakan kerang terompet itu untuk memanggil mereka kembali" jelas Elmo.
"Dan untukmu Gwi, aku rasa kau akan merasa tidak nyaman jika harus mengendarai makhluk sejenismu, jadi sebagai gantinya...." Elmo memandang sang manusia serigala kemudian membuat gerakan tangan di udara. Saat itu untaian cahaya putih muncul dan mengelilingi kedua tangan dan kaki Gwi kemudian meresap masuk ke dalam kulitnya.
" kau akan bisa berjalan di atas air dalam wujud serigala mu dengan ini"
Gwi menerimanya dengan senang hati. Dia sangat setuju dengan ide brilian Elmo, memang benar dia akan merasa begitu tidak nyaman jika harus mengendarai serigala ini untuk mampu melewati lautan. Namun dia juga tidak memiliki kemampuan berjalan di atas air sebelumnya, jadi bantuan yang diberikan Elmo kepadanya adalah hal yang sangat sempurna.
"waaah panglima kau mendapatkan teman baru sekarang, apakah ada diantara mereka yang betina, mungkin kau bisa melanjutkan garis keturunanmu sekarang ?" Ryu sang panglima junior menggoda atasannya yang selalu bersikap serius.
Secara otomatis dia langsung menerima pukulan yang keras di kepala belakangnya oleh sang manusia serigala tersebut. Raut wajah Gwi berubah menjadi merah antara kesal dan malu mendengar ucapan pria muda itu. Tingkah konyol kedua orang ini selalu berhasil mengulas senyuman di bibir rekan seperjalanan mereka. Kali ini Elmo menjadi orang tambahan yang merasa geli melihat tingkah keduanya.
Dan Oh, Woon dan yang lainnya segera mengambil masing-masing satu serigala dan menaiki punggung hewan tersebut sementara Gwi mengubah wujudnya menjadi serigala hitam yang memiliki warna kontras berbeda dari kelima serigala putih di sekitarnya. Rombongan itu telah siap untuk melanjutkan perjalanan panjang mereka.
"jalur yang aman dari pasukan Cheol untuk menuju ke Barat adalah hutan hantu, mereka tidak pernah berani melewati tempat itu." ucap Elmo memberikan rekomendasi alternatif jalan untuk rombongan kerajaan tersebut.
Seperti namanya, hutan hantu dipenuhi dengan para hantu yang selalu berusaha mencari korban agar dibawa ke dunia mereka. Karena bangsa Cheol pada dasarnya diciptakan dari makhluk yang telah mati maka bangsa hantu itu akan dengan cepat memburu mereka dan membawa jiwa monster Cheol ke alam baka. Itulah sebab yang membuat bangsa Cheol tak pernah berani melewati tempat tersebut.
"Namun... Kalian harus sangat berhati-hati, para hantu di hutan tersebut sangat haus dengan jiwa - jiwa yang hidup. Jika ada kesedihan dan ketakutan yang tertinggal di hati kalian maka buanglah jauh-jauh sebelum memasuki hutan itu. Karena mereka bisa merasakan dan melihatnya. Jangan pernah tertipu dengan yang kalian lihat dan dengar di hutan tersebut." Elmo menyebarkan pandangannya secara menyeluruh untuk mengingatkan dan menekankan nasehat ini kepada mereka semua. Dan ketika matanya sampai pada Woon, dia melakukan kontak mata yang lebih intens dan penuh arti yang tak terucapkan. Mereka berenam mengangguk mantap mendengarkan nasehat pria itu.
"kami berangkat" ucap Woon berpamitan kepada makhluk tertua di planet tersebut dan berterima kasih kepadanya karena telah memberikan bantuan yang begitu berarti bagi mereka semua. Elmo hanya mengangguk mantap menanggapinya. Sorot matanya sirat akan makna.
Woon memimpin pasukan dengan memacu serigalanya untuk berlari lebih dahulu kemudian diikuti oleh yang lainnya yang berlari dengan serigala-serigala mereka di belakang sang pangeran. Mereka menunggangi para serigala tersebut untuk menurun lereng di dalam gua melewati danau di dasar gua kemudian keluar dari tempat tersebut. Mereka meninggalkan daerah Utara dengan memacu tunggangannya dengan kecepatan penuh.
Kecepatan para serigala itu sungguh luar bisa, dalam waktu kurang dari dua hari mereka telah sampai di hutan berhantu. Dalam kecepatan ini akan mudah bagi mereka semua untuk sampai di kerajaan wilayah Barat dalam kurun waktu lebih cepat dari yang mereka prediksikan. Dari kejauhan hutan itu nampak tertutupi dengan kabut yang sangat tebal. Ada suara decitan pohon yang terdengar begitu nyaring di udara. Suhu di dalam hutan ini jauh lebih dingin dari semua temperatur di daerah lain planet Mirac. Semakin mendekat, para rombongan mampu mendengar suara nyanyian yang menggema di antara udara di hutan tersebut. Senandung lagu itu terdengar begitu menyedihkan di telinga setiap makhluk yang mendengarnya.
"Dan ketika jiwaku tak lagi menjadi milikku, kesepian mulai menghantui ku, dan aku ingin merebut jiwamu...." terdengar salah satu bait lagu yang dinyanyikan suara tanpa wujud di dalam hutan itu.
"disini benar-benar menakutkan" gumam Ryu dengan nada suara rendah sambil mengamati keadaan di sekitar hutan.
Pepohonan di dalam hutan ini adalah pepohonan besar dan lebar dengan dedaunan yang begitu rindang. Sinar matahari ataupun rembulan sangat sulit untuk masuk ke dalam hutan ini karena banyaknya dedaunan dan tebal ya kabut di sekitarnya. Pepohonan itu memiliki akar-akar yang menggantung dan menjalar dari atas dedaunan dan ranting yang melengking panjang dari batang utamanya.
Di dalam hutan ini tidak hanya sekali terlihat beberapa wanita yang muncul dan menghilang di balik pepohonan. Para wanita tersebut mengenakan gaun panjang putih yang melambai-lambai di udara. Ada beberapa dari mereka yang berdiam diri di tempatnya dari balik pohon mengamati rombongan yang melewati hutan tersebut. Mereka memiliki kedua mata yang hitam lengan dengan pupil merah yang menyala, kulit mereka begitu pucat, berwarna putih kebiruan sementara rambutnya panjang sampai tanah. Para hantu wanita tersebut bersembunyi di balik pepohonan dan siap untuk menerkam jiwa makhluk yang merasakan ketakutan di dalam hatinya.
Tiba-tiba ada seorang wanita dengan gaun putihnya yang melambai melewati jalanan di hadapan pangeran Woon dan rombongannya. Wajah wanita itu nampak putih pucat dengan bibir yang sedikit membiru. Namun demikian wajahnya masih terlihat begitu cantik. Wanita itu memiliki rambut perak panjang yang nampak begitu lembut. Wanita tersebut beddiri di hadapan pangeran Woon dan memandangnya dalam diam. Ada sorot wajah yang penuh kesedihan dan kerinduan mendalam di dalam matanya. Sang pangeran tercekat memandang wanita memandang wajah familiar wanita di hadapannya sambil melebarkan kedua pupil matanya.
"Pysche...." ucap pangeran Woon lirih memandang wanita yang ada di hadapannya. Seketika dadanya terasa begitu berat dan menyakitkan, jantungnya berdebar dengan begitu cepat. Kerinduan dan kesedihan yang sempat ia lupakan sejenak tiba-tiba langsung memenuhi hatinya.
Wanita itu kembali berjalan menuju pepohonan rimbun dan menghilang. Tanpa berfikir panjang Woon segera turun dari serigala yang di tungganginya kemudian mengejar wanita yang menghilang tadi. Tidak ada hal lain yang mampu ia fikirkan selain bertemu kembali dengan sosok kekasih yang telah lama ia rindukan tersebut.
"Pangeran Woon!" panggil Dan Oh dengan suara panik ketika melihat Woon berlari dengan cepat menghilang di balik pepohonan hutan. Saat itu serigala yang ditungganginya Woon telah menghilang ke udara.
"Woon!!" ucap putri Siera sambil turun dari serigalanya dan bergegas menyusul adiknya.
"Tuan putri..." Gwi telah mengubah bentuk serigalanya menjadi manusia dan segera mengikuti Siera kemudian disusul oleh Dan Oh, Key dan juga Ryu di belakang mereka. Semua serigala mereka menghilang ke udara sesaat setelah mereka semua turun darinya.
Mereka berlima menembus pepohonan dan menyingkirkan ranting-ranting yang menghalangi jalan mereka. Jalan di hadapan mereka nampak begitu gelap karena tidak ada cahaya yang masuk ke dalam hutan ini. Kabut tebal nampak memenuhi udara dan membuat mereka terkadang tersandung akar dan menabrak ranting pohon yang menjalar.
Tiba-tiba muncul beberapa kunang-kunang dengan cahaya kuning berpendar di udara. Di depan sana pangeran Woon sedang berdiam diri berdiri berhadapan dengan sosok wanita yang menjelma menjadi tunangannya, Pysche.
"pangeran Woon.... Aku begitu merindukanmu..." ucap sosok Pysche dengan lirih. Dia nampak begitu menyedihkan dan kesepian, nampaknya dia telah melewati hari-hari yang begitu penuh dengan penderitaan. Sang pangeran memandang Pysche dengan tatapan mata sendu. Perlahan dia berjalan mendekati wanita di hadapannya.
"Pysche... Benarkah ini dirimu?" tanya pangeran Woon bertanya kepada sosok wanita itu. Hantu itu mengangguk pelan kemudian meneteskan air mata di antara kedua matanya, seolah dia mampu memahami dengan pasti kesedihan dan kerinduan yang dirasakan Woon kepadanya. Sang pangeran berjalan mendekat dan mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan begitu lembut.
"pangeran Woon! Sadarlah, dia tidak nyata!" teriak Dan Oh dari kejauhan hendak berjalan ke tempat sang pangeran sedang berdiri dengan hantu wanita yang menyamarkan diri sebagai Pysche, sang tunangan.
"Woon! Sadarlah !" teriak putri Siera berlari kencang menuju adiknya.