Beberapa tahun kemudian, di sebuah tempat yang jauh dari hutan, hiruk pikuk kehidupan masyarakat sosial di ibu kota nampak begitu ramai dan sejahtera. Bangunan megah dari istana kerajaan Hwon nampak berdiri kokoh dari kejauhan. Seorang gadis kecil berambut coklat bergelombang sedang sibuk berlatih panah di halaman istana yang luas. Dia adalah putri cantik dari kerajaan Hwon, Siera. Di usianya yang menginjak 16 tahun, sang putri sudah menampakkan keanggunan dan kecantikannya yang tak terbandingkan. Dia bagaikan bunga langka yang indah dan tak terjangkau.
Pada saat itu sang putri melihat dari kejauhan bahwa ayahnya raja Hwon sedang berbicara dengan panglima pengawal kepercayaannya. Sang Raja nampak beberapa kali menunjukkan raut wajah kekhawatiran di wajahnya. Hal ini memantik rasa penasaran sang putri. Siera mengakhiri latihan memanahnya dan berpura-pura melewati jalan di sekitar ayahnya agar dia mampu mendengar penyebab kekhawatiran sang ayah.
"beberapa makhluk mistis di hutan nampak mengalami kematian yang tidak wajar, namun saya belum menemukan penyebabnya" sang pengawal menginformasikan hal tersebut kepada sang raja dengan suara rendah. Tak ada seorangpun yang ada di dekat mereka, namun pengawal raja mencoba berbicara dengan hati-hati agar tak ada orang lain yang mampu mendengar percakapan mereka. Mereka tak sadar bahwa sang putri sudah menguping pembicaraan keduanya. Gadis kecil itu benar-benar ahli menyembunyikan keberadaannya.
Siera mengamati ekspresi ayahnya, Raja nampak terganggu dan khawatir atas informasi yang diterimanya. Kematian makhluk mistis yang suci bukanlah perkara yang sepele. Hal ini bisa menghancurkan keseimbangan hutan dan membahayakan kerajaan. Jika hal ini berlanjut dalam skala yang lebih besar, maka bukanlah tidak mungkin jika hal ini akan mengancam keselamatan seluruh planet.
Dalam diamnya Siera telah membuat keputusan besar. Gadis itu ingin mencari penyebab kematian para makhluk mistis yang mengganggu ayahnya. Dia ingin membuktikan kemampuan dan kepantasan dirinya menjadi penerus kerajaan. Berita tentang kehamilan baru sang Ratu cukup mengangganggunya. Siera tidak ingin kehilangan kesempatannya memimpin kerajaan karena kehadiran adiknya yang masih berada di dalam kandungan. Oleh karena itu gadis kecil tersebut membulatkan tekatnya untuk pergi ke hutan terdalam sendirian.
Di malam hari, ketika kerajaan sudah nampak sepi, Siera secara sembunyi-sembunyi menyusup keluar dari istana. Dia membawa sahabat kuda setianya yang akan membantunya mencapai hutan terdalam dengan lebih cepat. Dalam waktu singkat karena keahliannya untuk menyembunyikan diri, Siera berhasil lolos dari pengawasan pengawal kerajaan dan meninggalkan istana.
Sang putri memacu kudanya dengan kencang, menembus kegelapan malam yang dingin dan kelam. Setelah melewati perjalanan yang cukup lama, Siera akhirnya sampai di hutan terdalam. Suasana di hutan tersebut nampak gelap dan mencekam. Dia hanya mampu mendengar beberapa suara hewan malam yang memenuhi udara. Siera menalikan kudanya di suatu tempat yang aman. Akan lebih mudah baginya untuk menyusup ke dalam hutan tanpa suara ketika dia berjalan kaki sendirian daripada membawa kudanya. Gadis kecil itu telah menyiagakan dirinya dengan menggenggam erat lempengan senjata logam di tangannya dan busur panah di punggungnya.
Setelah menyusuri hutan selama beberapa waktu, dari kejauhan Siera melihat makhluk besar berwarna hitam kelam yang sedang berjalan perlahan di tengah hutan. Itu adalah seekor serigala malam. Serigala tersebut tidak menyadari keberadaan Siera yang berdiri jauh dari tempatnya. Jika saja itu hanyalah seekor serigala biasa, Siera akan membiarkannya pergi begitu saja. Namun ada hal dalam diri serigala ini yang nampak memancarkan aura misterius dan ganas di sekitarnya. Dia bukanlah seekor serigala biasa. Sang putri mencurigai bahwa serigala tersebut lah yang menyebabkan kematian beruntun dari makhluk mistis di hutan ini.
Siera mengikuti serigala itu diam-diam dari kejauhan. Dia terus mengawasi gerak-geriknya tanpa melewatkan sedikitpun detail dari serigala tersebut. Serigala itu mendaki sebuah bukit yang membuatnya mampu dengan jelas melihat bulan purnama yang sempurna. Hewan itu mengangkat kepalanya dan melolong dengan nyaring. Lolongannya terdengar begitu menyedihkan dan kesepian. Siera berjalan maju dari balik pepohonan yang menyembunyikannya. Dia terlalu fokus kepada serigala yang berada jauh di depannya. Dia tidak sadar bahwa dihadapannya ada sebuah lubang yang kemudian membuat tubuh mungilnya terperosok jatuh terduduk. Siera mengernyit kesakitan merasakan tulang ekornya yang nyeri. Namun kemudian dengan cepat dia mengangkat wajahnya dan memandang ke arah serigala itu lagi.
"Oh tidak" ucapnya panik ketika serigala itu menoleh ke arah tempat dia berada. Siera dengan tanggap menyembunyikan dirinya di balik bebatuan besar di hadapannya sehingga sang serigala tidak mampu melihat tubuhnya.
Serigala hitam itu tak menyadari kehadiran Siera, dia mengira bahwa suara gemerisik yang baru saja dia dengar itu datang dari hewan-hewan lain di dalam hutan. Sang serigala kembali melihat ke arah rembulan. Ada pancaran kesedihan dalam matanya. Seketika serigala hitam itu mengubah dirinya ke dalam wujud manusia. Dia berubah menjadi remaja laki-laki jakung yang memiliki kulit putih pucat dan mata yang bulat dengan tubuh yang kurus. Siera terperanjak kaget ketika melihat perubahan wujud serigala itu.
Seorang manusia serigala yang ganas baru saja muncul di hadapannya. Siera segera berdiri tegak dan mengambil busur panahnya. Manusia serigala adalah makhluk buas yang membunuh dan memakan daging manusia, itu adalah hal yang selalu tersebar di kalangan masyarakat luas. Siera juga mempercayai hal itu. Sang putri yakin bahwa kehadiran manusia serigala tersebut di hutan inilah yang menjadi penyebab kematian makhluk-makhluk mistis penjaga hutan ini.
Siera murka dan marah, dia memandang manusia serigala itu dengan penuh kebencian. Dia menyiapkan busur dan anak panahnya dan langsung memanah manusia serigala itu dari kejauhan. Gwi mampu merasakan adanya sesuatu yang mengancam keselamatannya. Dia menoleh dan menemukan sebuah anak panah sedang meluncur ke arahnya dengan cepat. Gwi segera menghindari anak panah tersebut dan mencari sumber ancaman yang mengincarnya.
Dari kejauhan Gwi mampu melihat seorang gadis kecil yang membawa busur dan berdiri tegak memandang ke arahnya. Pandangan matanya sungguh tajam, dia sempat tidak percaya bahwa gadis kecil itulah yang menyerangnya namun melihat bahwa gadis tersebut membawa busur di tangannya membuat dia yakin bahwa gadis kecil itu memanglah orang yang menyerangnya. Gwi megerutkan dahinya dan memandang gadis kecil tersebut dengan waspada. Gadis yang tubuhnya tidak lebih tinggi dari bahunya tersebut memancarkan aura mengancam yang cukup besar.
"jadi kau lah yang membunuh para makhluk mistis disini?" tanya Siera kecil kepada Gwi.
"apa maksudmu?" tanya Gwi tak memahami maksud pembicaraan gadis tersebut. Siera menjawab pertanyaan Gwi dengan menembakkan kembali anak panahnya menyerang manusia serigala tersebut. Gwi mulai marah, dia tidak paham kenapa gadis kecil itu tiba-tiba menyerangnya dan menuduhnya telah membunuh makhluk suci di hutan ini. Sorot matanya mulai berubah, matanya mulai menyerupai mata serigala. Dia akan segera mengubah dirinya menjadi bentuk manusia serigala lagi.
Tiba-tiba saja terdengar suara aungan keras dari kejauhan, membuat kedua orang tersebut terdiam di tempatnya. Gwi menunda perubahan wujud serigalanya setelah mendengar suara aungan yang menyakitkan itu. Siera nampak kebingungan, dia menoleh ke arah Gwi sekali lagi sebelum akhirnya berlari ke sumber suara aungan tersebut. Sang putri kecil berlari kencang menuju tempat aungan itu berasal. Dia menembus pepohonan dan melompati akar-akar pohon dengan cepat dan lincah. Tak lama kemudian gadis kecil itu melihat sebuah rusa cahaya putih yang memiliki tanduk besar sedang terkapar lemah di tanah.
Muqaddas kiyik adalah seekor rusa mistis yang menjadi salah satu penjaga hutan di sekitar kerajaan Hwon. Makhluk tersebut selalu memancarkan cahaya putih terang di sekujur tubuhnya dan memiliki mata berwarna hijau menyala. Makhluk itu merupakan makhluk suci yang tidak seharusnya di bunuh oleh makhluk manapun. Siera mendekati tubuh muqaddas kiyik yang terkapar dan menemukan bahwa rusa tersebut memiliki luka yang sangat parah. Dia memegang lembut tubuh rusa itu dan menyadari bahwa sang rusa baru saja mati karena suhu tubuhnya yang masih cukup hangat.
Siera tak mengerti, manusia serigala yang dia pikir adalah pembunuh makhluk-makhluk mistis ini telah bersama dengannya ketika pembunuhan ini terjadi. Lantas siapakah yang membunuh Muqaddas kiyik malang ini?
"Ggrrrrrr" Siera mendengar suara erangan di sisi kanannya. Gadis kecil itu segera berbalik dan berdiri tegak. Dia mengarahkan anak panahnya ke sisi di balik pepohonan yang nampak gelap.
Tiba-tiba saja seekor monster dengan perwujudan manusia tak sempurna muncul dari balik pepohonan. Makhluk itu tak mampu berdiri dan hanya berjalan membungkuk. Mata merahnya yang menyala memandang tajam ke arah gadis kecil tersebut. Tubuh makhluk itu dipenuhi lendir, dan di sisi mulutnya yang bertaring nampak ada tetesan darah hijau terang milik sang Muqaddas kiyik. Makhluk inilah yang membunuh rusa tersebut.
Siera tidak pernah melihat wujud makhluk seperti ini sebelumnya. Makhluk itu sebenarnya adalah bangsa Cheol yang belum memiliki kesempurnaan fisik dan kekuatan yang sama dengan bangsa Cheol saat ini. Monster tersebut secara perlahan namun pasti mendekati Siera yang memandang lurus ke arahnya. Siera menembakkan anak panahnya namun makhluk itu berhasil menghindar. Dia nampak marah dan segera meningkatkan kecepatannya untuk menerjang sang putri kecil.
Tiba-tiba saja ada seekor serigala hitam besar yang menerjang monster itu tepat sebelum makhluk menjijikkan itu menyerang sang putri kecil. Kedua makhluk tersebut menggelinding di tanah dan bergulat sejenak sebelum akhirnya kedua makhluk itu berdiri. Serigala Gwi berdiri di dekat putri kecil Siera sementara monster itu bersiap menyerang keduanya.
Siera memulai serangannya dan kembali memanah monster itu, namun anak panahnya tidak mengenai bagian vital monster sehingga monster itu masih mampu bergerak dan hanya merasa kesakitan. Serigala Gwi langsung menerjang tubuh monster tersebut dan bertarung melawannya. Manusia serigala itu menggigit bagian tangan sang monster yang kemudian dihentakkan dengan keras oleh monster tersebut. Serigala hitam itu melambung ke udara dan menabrak keras tanah yang cukup jauh dari tempat Siera berada.
Seketika sang monster menerjang tubuh serigala tersebut dan menghimpitnya di tanah. Monster menjijikkan itu melukai dada Gwi dengan cakarnya kemudian menggigit leher Gwi dengan kuat. Serigala Gwi melolong kesakitan. Saat itu Siera berlari menuju keduanya dan menyabetkan senjata lempengan logam tajamnya dengan kuat ke punggung sang monster. Monster tersebut mengerang kesakitan. Siera segera mundur dan mengambil jarak dari monster tersebut.
Gadis kecil itu langsung menembakkan kedua anak panah yang langsung mengenai bagian dada sang monster. Makhluk itu mematahkan anak panah Siera dengan kuat dan memandang Siera dengan mata penuh amarah. Serigala Gwi ingin kembali menolong, tapi dia terluka terlalu parah, tubuh serigalanya tak mampu lagi berdiri meskipun dia telah mencoba sekuat tenaga. Seketika serigala hitam itu kembali berubah menjadi remaja Gwi yang memiliki kulit putih pucat. Ada begitu banyak darah segar yang mengguyur dari leher dan dadanya.
Sang monster telah berlari ke arah Siera dan siap menyerang gadis itu, sementara Siera memegang kedua lempengan logam tajamnya erat-erat dengan kedua tangannya, bersiap untuk menyerang. Namun tiba-tiba monster itu berhenti di tempatnya berpijak. Dia menoleh ke sekitar seperti sedang mencari sesuatu. Monster itu baru saja mendengar sinyal dari kejauhan yang hanya mampu di dengarnya.
Gwi dan Siera tidak mendengar suara apapun yang menjadi sinyal panggilan untuk sang monster. Keduanya memandangi monster tersebut dengan kebingungan. Siera berdiri membisu sementara Gwi mengawasi keduanya dari posisi telungkupnya di tanah. Sang monster tiba-tiba lari menjauh dari keduanya untuk mendatangi sinyal panggilan yang didengarnya.
Sang putri masih kebingungan, namun dia memutuskan untuk tidak mengejar sang monster ataupun berdiam diri di tempat ini. Dia berlari cepat ke arah Gwi dan memeriksa keadaannya. Remaja berwajah pucat itu telah kehilangan banyak darah, dia masih sadarkan diri namun tubuhnya terlalu lemah untuk bergerak. Siera segera mengangkat tangan lelaki muda itu dan melingkarkannya di lehernya.
Putri kecil tersebut bersusah payah membopong tubuh sang manusia serigala tersebut dan membantunya berdiri. Dia menyeret lelaki muda itu untuk mencari tempat perlindungan yang lebih aman jika saja monster tadi kembali menyerang. Mereka berjalan menyusuri hutan dan mencari tempat sembunyi. Ada peluh keringat di kening halus sang putri ketika dia berusaha membawa tubuh manusia serigala itu bersamanya. Gwi melihat wajah Siera yang mulai nampak buram di matanya dan mengawasi ekspresinya.
"tinggalkan saja aku.... Itu akan lebih mudah bagimu" ucap sang manusia serigala menggunakan tenaga terakhirnya yang tersisa.