"dem! Dem! Dem!" suara hentakan kaki pohon-pohon yang mendekat itu terdengar sangat keras di atas tanah. Salah satu pohon mengangkat tinggi tangannya yang panjang dan runcing siap untuk memukul rombongan kecil Woon.
"Bengg!!!" batang tangan pohon itu menghantam keras ketika rombongan itu dengan lincah berhasil menghindari serangannya.
"Klakk!" pedang Woon baru saja membelah tangan pohon besar itu dan memisahkan diri dari tubuhnya. Sementara itu anggota lainnya juga berusaha terus menghindar dan memotong akar kayu yang menyerang mereka dengan brutal. Namun lagi dan lagi, setiap kali mereka berhasil melancarkan serangan dan memotong sedikit saja bagian pohon itu menjadi bagian yang lain, bagian yang terpotong itu akan kembali tumbuh. Sementara bagian yang terpisah dari tubuhnya akan tumbuh menjadi pohon yang baru.
"cchh tidak berhasil!" ucap sang pangeran kesal.
"berhenti memotong! Itu akan membuat mereka terus bertambah banyak" teriak Dan Oh kepada semua anggota rombongannya.
"lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Ryu dengan panik.
"lari dan menghindar! Kita harus segera menemukan jalan keluar dari sini!" komando Siera kepada semua rekannya. Mereka setuju dan segera mengambil langkah seribu untuk menerjang O'lik daraxt yang berada di sekeliling mereka. Tak ada jalan yang nampak seperti jalan keluar, hanya saja mereka dengan yakin untuk terus berlari menuju utara.
Mereka terus berlari menerjang serangan amukan akar yang brutal dan berusaha keras untuk menghindar. Tapi melewati makhluk raksasa ini bukanlah hal yang mudah. Dan Oh dan Siera berlari di barisan paling depan. Tiba-tiba ada O'lik daraxt yang muncul dihadapan mereka. Gadis bumi itu segera mengambil anak panah di punggungnya dan mencoba membuat serangan balasan kepada sang monster.
"swiiiinggggg..... Jlebb!!" terdengar suara anak panah Dan Oh menusuk keras dan menancap di bagian tubuh pohon di depannya. Pohon itu mulai nampak transparan dan berubah seperti bayangan.
"apakah itu berhasil?" tanya Siera kepada Dan Oh. Pohon yang sekilas menjadi bayangan tadi membentuk satu bayangan baru yang kemudian membentuk pohon identik baru yang sama. Perlahan pohon tersebut tidak lagi berwarna transparan dan menjadi satu individu baru sang sempurna.
"tidak... Itu tidak berhasil" jawab Dan Oh kecewa.
Seketika dua pohon baru di hadapan kedua wanita itu mulai meluncurkan serangan beruntunnya. Keduanya harus melompat dan menghindar ke arah yang terpisah agar tidak terkena serangan akar runcing itu. Dan Oh berguling di tanah dan terjatuh dengan keras. Belum sempat bernafas lega ada serangan udara dari akar pohon baru yang siap menusuk tubuh mungil itu.
"Eun Dan Oh! Menghindar!" teriak Woon dari kejauhan menyadarkan gadis itu akan serangan yang mengincarnya. Tak ada satupun dari anggota rombongan kerajaan itu yang tidak kuwalahan menghindari serangan beruntun ke arah mereka. Dan Oh menoleh ke atas dan berguling ke arah lain menghindari serangan itu. Dengan segera dia berdiri dari tempatnya dan kembali bersiaga.
"kau tidak apa-apa?" tanya Woon memegang lengannya. Lelaki itu baru saja berlari cepat menghampiri gadis itu. Dan Oh hanya mengangguk dengan tegas.
"aah!!" terdengar suara teriakan Siera dari sisi yang lainnya. Salah satu akar pohon baru saja menangkap kakinya dan membuat wanita itu terjatuh di tanah. Dari sisi lain ada serangan akar yang meluncur cepat ke arah sang putri. Siera mencoba melepaskan dirinya dari lilitan akar itu untuk meloloskan diri tapi tak berhasil.
"kakak!" Woon menjerit dengan panik dan segera berlari ke arah kakaknya. Tapi jarak mereka terlalu jauh.
Pada saat yang sama setelah mendengar jeritan sang putri Gwi segera mencari keberadaan Siera. Dia bersegera mengubah bentuk manusianya menjadi serigala dan berlari dengan kencang mencoba menyelamatkan putri Siera. Ketika batang runcing itu hampir mengenai tubuh sang putri, serigala Gwi muncul dan menghadang di hadapannya.
"Jlebb!!" batang kayu runcing itu menusuk keras bagian perut sang serigala. Setelah itu membawa tubuh Gwi tinggi ke angkasa dan melemparkannya ke tanah. Manusia serigala itu terkapar lemah di tanah, dia mencoba untuk bangkit namun kembali terjatuh dan kehilangan kesadarannya. Seketika wujud serigalanya berubah kembali menjadi manusia. Perut Gwi nampak terkoyak dan penuh dengan darah. Ada luka lingkaran yang begitu besar dan dalam di bagian perutnya. Lelaki itu terkapar lemah tidak sadar kan diri di kejauhan.
"Gwi!!" semua rekannya menjerit dengan panik dan berlari ke arahnya. Namun tak ada satupun dari mereka yang mampu dengan segera memastikan keadaan lelaki itu karena kembali di hadang oleh serangan bertubi oleh O'lik daraxt yang tak ada habisnya.
Panglima terkuat kerajaan Hwon telah tumbang. Hal ini membuat mental rekan lainnya mulai tertekan. Mereka mulai kelelahan untuk terus menghindari serangan O'lik daraxt tanpa tau bagaimana cara melawannya. Mereka tidak bisa terus seperti ini. Jika ingin selamat dan keluar dari hutan ini dalam keadaan hidup-hidup mereka harus mampu mengalahkan bangsa pohon ini.
"apa yang membuat pohon hidup? Apa yang membuat mereka hidup?" gumam Dan Oh pelan dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Gadis itu sedang berfikir keras tentang kemungkinan cara mengalahkan makhluk tinggi itu. Meskipun tidak bisa mengalahkan mereka seutuhnya, setidaknya mereka perlu mencari celah untuk meloloskan diri dari tempat ini. Dan Oh tanpa sengaja melihat ke arah rawa dan ada satu hal yang tiba-tiba dia sadari.
"Air!! Ada banyak kandungan air di dalam tubuh mereka yang membuat makhluk ini mampu bertahan hidup dan tidak layu!!" dia menjawab pertanyaannya sendiri dengan keras dan menarik perhatian rekan-rekan di sekitarnya. Sebongkah akar runcing baru saja menusuk keras tanah tempat gadis itu berpijak. Beruntung gadis itu dengan cepat menghindarinya.
Ryu baru saja menghindari serangan ke arahnya dan melompat ke tempat dimana Dan Oh saat ini sedang berdiri.
"apa yang bisa kita lakukan dengan hal itu?" tanya Ryu penasaran. Dan Oh nampak kembali berfikir keras dengan pertanyaan yang diajukan oleh pengawal muda itu. Woon baru saja bergabung dengan mereka berdua setelah menghindari serangan pohon menggunakan pedangnya sebagai tameng.
" apa kau bisa mengeluarkan semua air yang ada di dalam tubuh mereka?" tanya Woon setelah berdiri tepat di samping Dan Oh, masih dalam posisi waspada dengan serangan lanjutan para O'lik daraxt.
"benar!! Mengeluarkannya! Tapi bagaimana caranya?" tanya gadis itu kepada sang pangeran dengan wajah penuh tanda tanya. Dia bahkan baru menyadari dan mulai menggunakan kekuatan kristal mondwat sebagai penyembuhan luka. Bagaimana mengendalikan kekuatan kristal ini sebagai senjata yang bisa menyelamatkan mereka semua sekarang ?
"kau mempunyai sumber kekuatan elemen air kan? Apakah kau tidak bisa melakukan pengendalian air?" sang pangeran bertanya kembali kepada gadis SMA asal bumi itu. Ada serangan susulan dari bangsa O'lik daraxt kepada ketiga orang yang berdiri bersama itu. Membuat ketiganya berpisah lagi. Setelah menghindar dari serangan, Dan Oh segera mendekati Woon lagi sementara Ryu bertarung di sisi Key.
"mengendalikan air? Kau tau kan aku tidak pernah melakukannya, apakah hal itu mungkin terjadi?" tanya Dan Oh nampak ragu kepada pangeran yang memunggunginya. Mereka berdua saling menempelkan punggungnya untuk melindungi satu sama lain. Ada serangan dari sisi kanan mereka. Woon mengulurkan tangannya untuk memegang lengan Dan Oh kemudian membawa tubuh kecil gadis itu untuk berputar bersama menghindari serangan tersebut. Mereka mampu lolos sehingga akar runcing itu menusuk batang kayu dari pohon lain.
"Cobalah untuk berkonsentrasi, aku biasa melakukannya untuk memunculkan api, rasakan energi yang mengalir dalam tubuhmu dan berkomunimasi lah dengannya." ucap sang pangeran menjelaskan caranya mengendalikan elemen api kepada gadis pemegang kristal mondwat itu. Dan Oh mengangguk mengerti dan bertekad untuk melakukan hal yang dijelaskan oleh Woon.
Dan Oh mengambil langkah maju mendekati pohon yang sedang berjalan ke arahnya. Sambil memfokuskan pandangan pada pohon yang semakin mendekat itu, Dan Oh mengarahkan tangan kanannya dan melebarkan jari-jarinya ke arah pohon tinggi tersebut. Dia menutup matanya rapat dan mencoba melakukan komunikasi untuk memanggil kekuatan elemen air yang tersimpan di kalung kristal yang digunakannya.
Gadis itu mencoba berkonsentrasi penuh dan membayangkan adanya air di balik batang kayu pohon itu. Dia membayangkan aliran air yang menjadi sumber kehidupan monster O'lik daraxt di hadapannya. Dengan perlahan Dan Oh mengepalkan jari-jarinya sambil menarik tangannya pelan dan berjalan mendekati pohon itu. Dia melakukan gerakan seolah sedang menarik aliran air transparan dengan tangan kanannya. Tiba-tiba pohon yang ada di hadapannya berkerut kemudian mengempis kering ketika Dan Oh benar-benar mampu menarik keluar air yang ada di dalamnya.
"berhasil!" ucap Dan Oh senang. Gadis itu menoleh pada Woon yang ada di belakangnya. Sang pangeran memberikan gadis itu sebuah senyuman apresiasi atas hal yang telah dia lakukan. Dari kejauhan Siera, Ryu dan Key juga menyaksikan hal itu. Mereka saling bertukar pandang dan tersenyum, nampaknya mereka memiliki kesempatan untuk lolos dari tempat ini.
Dan Oh terus memfokuskan pandangannya pada pohon tersebut dan membuat makhluk itu semakin kecil dan menyempit karena kehilangan semua kandungan air dalam tubuhnya. Pohon itu menjadi sangat keriput dan menyusut ke dalam meninggalkan ukuran badan yang sangat kurus namun tetap tinggi. Tiba-tiba pohon itu terjatuh karena kehilangan kekuatan dalam tubuhnya. Dia mencoba menggeliat dengan tangan panjangnya meraih tanah yang ada di depannya dan mencoba untuk terus bergerak. Keinginannya bertahan hidup ternyata cukup tinggi.
"bakar dia!" komando Dan Oh kepada Woon.
Woon berlari dan melangkah maju di depan gadis itu kemudian mengeluarkan api dari telapak tangannya dan membakar pohon itu dengan ukuran api yang sangat besar. Beberapa saat kemudian pohon itu terbakar habis menjadi abu yang tersisa di tanah dan terbang menghilang.
"a... Apa ini?! Bagaimana ini bisa terjadi?!" pemimpin pasukan O'lik daraxt merasa panik karena tidak pernah memprediksikan hal seperti ini akan terjadi sebelumnya.