Chereads / TERPAKSA MENIKAHI KETOS DINGIN / Chapter 5 - BAYU GANTENG?

Chapter 5 - BAYU GANTENG?

Kelopak mata Nisa terbuka perlahan demi perlahan. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang ada. Setelahnya, Nisa pun bangun dan menatap sekelilingnya.

"Lah, kalian?! Ngapain disini?!" Tanya Nisa yang melihat kehadiran Cantika, Sari, Rehan, Abi, dan tentunya Bayu di UKS.

"Dasar adek gak ber-pe-ri-ke-ta-hu-untungan yang lo! Udah mau di jenguk juga!" Semprot Rehan.

"Lo juga Abang yang gak ber-pe-ri-ke-tang-gung-jawaban!" Balas Nisa mengikuti gaya bicara Rehan.

"Lu ngapain ngikutin gue, nyet!"

"Lo juga ngapain disini, nyet!" Balas Nisa.

"Lo berdua saudara bukan, sih?" Tanya Sari.

"Apa lu?" Tanya Rehan.

"Gue?" Sari menunjuk dirinya sendiri. "Gue human tercantik, terketjeh dan termanis yang ada di dunia!"

"Modelan kek upil abu kek lo di bilang cantik? Mimpi kali!" Balas Rehan.

"Eh,ngaca dong. Gini-gini juga gue ada yang ngejar! Daripada lu yang jomblo ngenes!"

"Gue gitu mah karena gue punya komitmen, 'pacar sekali langsung pelaminan' gak kayak lo yang gonta-ganti pacar! Kena HIV/AIDS tahu rasa lo!"

"Ehh sembarangan ya lu kalau ngomong! Gue sumpelin juga lo!"

Kesal Sari.

Cantika, Abi, Bayu dan Nisa hanya menyimak perdebatab yang di lakukan Sari dan Rehan. Mereka tak ada yang berniat melerai, karena kalau Rehan dan Sari udah ketemu, pastinya mereka akan menjadi tom and jerry kedua. Jadi, percuma saja!

"Lo kok ngegas, nyet!" Ujar Rehan masih berdebat dengan Sari.

"Gue mana bisa ngegas, ogeb! Gue gak bawa motor!!" Balas Sari.

"Lo emang gak bawa motor! Tapi omongan lo yang ngegas, pintar!!!"

"Kapan selesainya, sih?" Tanya Cantika.

"Gak tahu nih kera!" Balas Sari.

"Apa lo, nyet?!" Ujar Rehan.

"Gak waras nih orang," gumam Abi. "Kapan akurnya sih?"

"Ihh, sampai upin-ipin tumbuh rambut juga gue ogah baikan sama nih orang!" Ujar Rehan.

"Gue juga gak sudi ya!" Balas Sari.

"Gue pergi."

"Mampus, noh! Bayu pergi kan jadinya!" Ujar Abi. "Lo sih! Bisa gak kalau ketemu akur sekali-kali. Jodoh tahu rasa lu berdua!"

"Amit-amit!" Ujar Sari dan Rehan serempak.

Rehan dan Sari saling tatap-tatapan. "Apa lo liat-liat?!" Ujar mereka kemudian.

"Aduh!" Nisa, Abi, dan Cantika menepuk dahinya pelan.

"Btw, yang bawa gue ke UKS siapa?" Tanya Nisa pada Cantika dan mencoba tak menghiraukan perdebatan Sari dan Rehan yang tidak ada ujungnya.

"Korban jurus salah sasaran lo tadi pagi," sahut Cantika.

"Hah? Si kulkas? Yang bener? Idih, habis pulang keknya gue harus mandi tujuh kembang deh! Ihh ... gimana sih? Kok lo ngebiarinnya!!" Tanya Nisa

"Udah bagus juga lo di tolong. Asal lo tahu ya, Sa. Lo cewek pertama yang di gendong Bayu di sekolah. Biasanya, orang yang di hukum mau mati nyeleketek juga dia gak peduli!"

"Ihh ... tetep aja! Gue ilfeel!"

"Bentar, korban jurus salah sasaran itu maksudnya apa?" Tanya Abi.

"Ada, lo gak perlu tahu." balas Cantika.

"Kok gitu?" Tanya Abi.

"Karena lo cowok bukan cewek!!" Ujar Nisa.

"Ngomong apaan sih?!" Tanya Abi heran yang di balas tawa Nisa dan Sari.

***

Nisa berdiri di parkiran sekolah sambil menunggu Rehan yang sedang mengambil mobilnya tak jauh dari tempat Nisa berdiri.

Saking gabutnya, Nisa sampai jongkok-bangun karena bosan menunggu Rehan.

Karena rasa bosan yang mendominan, Nisa pun menoleh ke arah mobil di samping lalu berkaca membenahi tata riasnya.

"Sialan emang tuh orang! Makin black gue lama-lama disini! Si Kulkas juga, kalau dia gak ngehukum gue kan pasti gue udah bocan mimpiin oppa-oppa tercinta gue dirumah!" Ujar Nisa sambil terus berkaca di jendela mobil di sampingnya.

Tiba-tiba, jendela mobil turun perlahan dan menampilkan sosok Bayu yang memasang rmtampang cool-nya di tambah kacamata hitam yang brtengger di atas kepalanya.

"Mampus!" Gumama Nisa.

"Ngapain lo?!" Tanya Bayu.

Tanpa berniat menjawab, isa berlari menghampiri mobil Rehan yang tak jauh berhebti dari tempatnya sambil berteriak kencang.

"Rehan!! Gue mau di makan Alien!!!"

Rehan pun turun dari mobilnya dan menatap aneh Nisa yang sudah memasuki mobilnya cepat.

Seketika pandangan Rehan berhenti pada Bayu yang berdiri di samping mobilnya. Saat itu juga Rehan tahu alasan Nisa berlari layaknya orang gila.

"Yu, lo apain adek gue sampai lari ngacir kek gini?!" Tanya Rehan diiringi tawa ejekan.

Sementara, di dalam mobil Nisa terus menggerutu karena Rehan tak kunjung masuk mobil.

Brak!

"Ehh anjing!!" Umpat Nisa, saat Rehan mengebrak pintu kamarnya kasar.

"Sa," Rehan menatap Nisa yang sedang rebahan di kasur.

"Hem...." sahut Nisa masih memainkan hp-nya.

Nisa ikut tidur di samping Nisa. "Sa?" Ujar Rehan lagi.

Nisa menaruh HP-nya, iya yakin kalau Rehan ingin engatakan sesuatu. "Apaan?"

"Gue buruk banget ya sebagai seorang Abang?" Rehan menatap langit-langit kamar Nisa.

"Emangnya kenapa?" Tanya Nisa.

"Gue lihat lo kayak kesiksa gitu adi adek gue."

Nisa tertawa geli lalu bangun dan mencubit kedua pipi Rehan gemas. "Ya, enggaklah! Malahan ayik tau gak punya abang rasa kek shabat kayak lo!"

"Serius?"

Nisa kembali berbaring. "Lima rius malah!"

"Sa, Bayu ganteng gak sih?"

Nisa menatap Rehan tanpa berkedip. "Kok jadi ke Bayu sih! Gue gak suka sama tuh orang!! Benci! Benci! Benci!!"

Rehan membenarkan posisinya menjadi menyamping. "Benci kenapa sih? Bukannya Bayu ganteng, keren, pintar, cool, kaya lagi."

"Gue gak suka aja ama orangnya. Nyebelin! Lo gak tahu aja, masak dia main nyium pipi gue di ru------ ehh ... OMG!!"

Rehan berdiri dan menatap Nisa tak percaya. "Sa, demi apaan? Bay nyium pipi lo? Anjing!!! Gimana bisa?! Pipi yang mana? Taik!!"

Keceplosan kan!!

"Ya, gitu."

"Gitu gimana?" Taya Rehan.

Nisa pun menjelaskan semua kejadiannya mulai dari gerbang sekolah sampai ruangan Bu Tini.

"Lo juga sih! Kalau lo gak ngubaj jam Alarm gue, gue gak mungkin telat. Mama sama Papa juga gak bangunin gue!"

"Ehh, Sa. Tapi bener kan?

"Iya!!!"

"Sa, jujur aja ya. Gue kira bayu tuh homo tahu gak, soalnya gue sama Abi sama Bayu pernah nonton cewek pakai bikini, dan lo tahu respon Bayu? Dia malah nguap, cuk! Aneh gak sih!"

Nisa menggelengkan kepalanya. "Ketahuan lo suka nonton gituan ya?!"

Rehan mengaruk tengkuknya yang tak gatal. "Tapi, Sa. Lo beneran gak minat sama Bayu? Lo masih mau ngarepin 'dia' yang udah nyakitin lo?!"

Nisa terdiam sejenak lalu berkata, "nggak juga sih. Tapi gue masih dalam fase move on."

Rehan menyentuh bahu Nisa. "Sa, Sa. Ini udah satu tahun. Lo belum bisa ngelupain 'dia'?"

Nisa hanya cengengesan.

"Ehh, btw, nanti malam lo di suruh pakaian rapi sama dandan yang cantik. Jangan dandan kayak gembel ya! Gue gak mau malu di depan para tamu."

Nisa menghela napas. Mulai lagi deh ngeselinnya.

"Ngapain sih pakai acara dandan?" Tanya Nisa.

"Gak tahu tuh. Yang pasti dandan yang cantik ya!" Jawab Rehan. Nisa pun menganguk.

"Ya udah, gue capek, mau ke kamar dulu."

"Silahkan. Hus ... hus ... hus...." Nisa mengibaskan tangannya.

"Lo ngusir gue?" Tanya Rehan.

"Kan, lo sendiri yang mau pergi tadi, Bang!" Kesal Nisa.

"Ehh iya juga, ya." Rehan pun keluar dari kamar Nisa.

Nisa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Rehan.

"Gak jelas banget dah tuh orang."