Chereads / TERPAKSA MENIKAHI KETOS DINGIN / Chapter 6 - PERJODOHAN?

Chapter 6 - PERJODOHAN?

Jam sudah menujukan pukul 18.50, yang berarti sebentar lagi tamunya akan datang.

Nisa sudah siap dengan gaun berwarna hitam glamour, make up yang sederhana tetapi terlihat elegan dan tak lupa highels yang senada dengan gaun yang ia kenakan. Kini ia tengah duduk si depan meja riasnya.

'Ternyata, gue cantik juga ya kaya gini,' batin Nisa saat melihat pantulan dirinya di cermin.

Drrtt ... Drrtt ...

Nisa menoleh ke arah hp-nya yang sedang bergetar.

"Tumben mereka video call," gumam Nisa saat nama Cantika dan Sari terpampang jelas di layar ponselnya. Tanpa basa-basi ia pun menyeret ke atas tombol berwarna hijau. Dan tak lama kemudian wajah mereka bertiga terpampang jelas di layar hp.

"Wihh, lo mau kemana sa, dandan cantik banget," Tanya Cantika di sebrang sana.

"Nggak kemana-mana, gue lagi ada acara keluarga aja," balas Nisa seadanya.

"Acara keluarga, atau mau nge-date sama pacar baru lo," goda sari.

"Gue gak punya pacar ya!" Tegas Nisa.

Cantika dan Sari pun terkekeh pelan.

"Btw lo beneran ada acara gak sih, kalau nggak sini main ke rumah gue sama Sari," ajak Cantika.

"Beneran Tik gue lagi ada acara, kalian berdua aja."

"Yah," ucap Cantika dan sari barengan.

Nisa hanya bisa tersenyum. "Sorry ya, lain kali aja."

Ceklek .....

"Udah belum sayang, tamunya udah di bawah," ujar Jasmine.

Nisa pun menatap Jasmine. "Udah kok ma, nanti dulu ya, aku mau nutup telpon-nya dulu."

"Tik, Ri, gue tutup telponnya dulu ya," ujar Nisa.

"Ok," ucap Cantika dan Sari serempak.

Tut ... Tut ... Tut ...

"Yuk ma," ujar Nisa lalu bangkit dan menghampiri Jasmine.

"Cantik," puji Jasmine.

"Anaknya siapa gitu dong."

Jasmine hanya terkekeh pelan.

"Udah, udah yuk ke bawah."

Jasmine pun mengandeng lengan Nisa dan segera turun ke Ruang tamu. Nisa pun hanya bisa pasrah mengikuti kemauan sang Mama.

Dan saat sudah sampai di Ruang tamu, Nisa merasa suasana sangat ramai akibat gelak tawa sang Papa, Rehan, Om Bagus dan Tante Raras yang ikut meramaikan suasana.

"Malam semua," ucap Nisa sopan. Lalu ia pun menyalimi Tante Raras dan Om Bagus.

"Dasar bunglon, beda tempat beda sifat," gumam Rehan yang hanya di dengar Nisa.

Nisa pun hanya bisa menatap tajam Rehan. Awas aja lo ya, batin Nisa.

Lalu ia pun duduk di samping Alfano, yang tak lain adalah Papa tercintanya.

"Kamu cantik banget ya malam ini," puji Raras.

"Makasi Tante, Tante juga cantik kok."

"Kamu bisa aja," balas Raras.

"Mine, kamu masih ingatkan janji kita dulu?" Tanya Raras sambil menatap Jasmine.

"Masih dong! Gak mungkin aku lupa? Tapi kalau kamu sih bisa aja" ejek Jasmine.

"Tapi kalian berduakan udah tua, wajarlah kalian bisa lupa," sahut Alfano dan Bagus barengan.

Jasmine dan Raras pun menatap Alfano dan Bagus tajam. "Kalian bilang apa!!"

Alfano dan Bagus pun menggeleng kuat. "Ehh ... nggak, nggak apa-apa kok."

Dan beberapa detik kemudian tawa mereka berempat pun menggema di ruangan tersebut.

"Mereka udah dewasa, tapi kelakuannya kayak anak Smp aja, ya nggak Sa?" Ucap Rehan pelan tapi bisa didengar oleh Nisa.

"Iya juga, heran gue," sahut Nisa.

"Emm ... ngomong-ngomong kok Si Abang lama ya Pa?" Tanya Raras

"Mungkin masih di perjalanan kesini." Balas Bagus.

Ting ... Tong ... Ting ... Tong ...

"Bi, tolong bukain pintunya" ucap Jasmine pada Bi Inah, selaku ART di rumahnya.

"Baik nyon," balas Bi Inah sopan.

Dan tak lama kemudian tamu yang mememcet bel tadi pun sampai di sana.

"Selamat malam," ucapnya.

"Nah itu dia!" Ucap Bagus.

Karena posisi Nisa saat ini memblakangi tamu tersebut, jadi ia harus berbalik.

Dan saat itu pula Nisa memblalakan matanya kaget. Ia pun bangun dan menunjuk tamu tersebut.

"Lo!!" Bentak Nisa dan tamu tersebut.

Dan beberapa detik kemudian Nisa pun mulai membentak cowok tersebut. "Lo mau ngapain kesini? Mau maling ya? Atau mau minta sumbangan, hah!!!"

"Nisa, jaga etika kamu!" Perintah Alfano. Nisa pun hanya bisa pasrah dan kembali duduk.

"Ehh Bayu lo kok ke sini?" Tanya Rehan. Dan yap! Tamu Tersebut adalah Bayu.

"Lo kira gue gak punya kerjaan! Gue di suruh sama bokap dan nyokap gue!" Sahut Bayu dingin.

"Iya kami nyuruh Bayu kesini karna ada tujuan khusus," ujar Raras.

"Iya bener banget, sini duduk dulu nak!" Ajak Jasmine.

Bayu pun duduk tepat di depan Nisa dan di samping Rehan.

"Ini mau ngapain sih?" Bisik Rehan.

"gue juga gak tahu," ucap Bayu ikut berbisik.

Raras pun menatap Bayu dan Nisa bergantian.

"Jadi kalian udah saling kenal?" Tanya Raras.

Bayu dan Nisa pun menganguk sebagai jawaban.

"Ohh bagus dong!!" Sahut Jasmine.

"Kok bagus?" Beo Nisa dan Bayu.

"Karna kami akan menjodohkan kalian berdua!" Ujar Alfano tegas.

"Ohh," jawab Nisa dan Bayu yang masih dalam mode telminya.

Dan beberapa saat kemudian ....

"HAH, APA?!! DIJODOHIN??!!" Bentak Bayu dan Nisa.

Mereka berdua saling pandang, dan Nisa pun berkata.

"Ohh maksud papa, rehan sama adiknya Bayu ya pa? Itumah boleh-boleh aja," ujar Nisa menerka-nerka.

Rehan pun menyentil dahi Nisa."Dasar ogeb lo! Bayu mana punya adik! Dia anak tunggal dodol!"

"Sampai segitunya natap Bayu dek. Awas loh dek, nanti mata kamu bisa keluar." Goda Alfano.

"Apaan sih Pa!" Elak Nisa.

"Pasti dong! Nggak bakalan ada yang bisa nolak pesonanya seorang Bayu," ucap Bagus.

Nisa hanya bisa diam, dan kalau kalian ingin tahu, saat ini dia begitu ingin muntah mendengar ucapan Bagus, tetapi ia sebisa mungkin menahannya untuk saat ini

"Ohh maksud papa, rehan sama adiknya Bayu ya pa? Itumah boleh-boleh aja," ujar Nisa menerka-nerka.

Rehan pun menyentil dahi Nisa."Dasar ogeb lo! Bayu mana punya adik! Dia anak tunggal dodol!"

Nisa pun mengusap-ngusap dahinya yang lumayan sakit. "Terus siapa dong?"

"Bayu sama kamu" ucap mereka semua kecuali Bayu, Rehan dan Nisa.

"Ohh," ujar Nisa dan Bayu yang masih dalam mode telmi-nya.

Dan beberapa saat kemudian mereka berdua membelalakan matanya kaget.

"Hah!! Dijodohin!" Bentak mereka berdua.

"Iya," balas semua orang.

Seketika tawa Rehan pun meledak. Mungkin lebih tepatnya mengejek.

Bayu yang awalnya terkejut, kini mulai mengubah raut wajahnya datar. Sementara Nisa, pikirannya saat ini tengah melayang kemana-mana.

Dijodohin sama Bayu?!

Sama si kulkas berjalan?!

Omg!!! nasib gue bakalan gimana ini?

Kira-kira itulah yang tengah Nisa pikirkan saat ini.

"Jadi Nisa apa kamu menerimanya?" tanya Bagus yang lantas membuat tubuh Nisa menegang.

Tubuhnya seakan-akan baru saja tersengat oleh aliran listrik.