Chereads / TERPAKSA MENIKAHI KETOS DINGIN / Chapter 8 - PERKARA PAKAIAN

Chapter 8 - PERKARA PAKAIAN

"Ehh Sa, lo kenapa? Ini gue."

Nisa pun perlahan membuka matanya dan melihat orang yang menarik lengannya tadi.

Tok...

Nisa langsung memukul kepala orang tersebut.

"Lo bikin gue takut aja Daf!!"

Daffa pun tersenyum. "Hehe, lagian gue kesel sama lo. Dipanggil daritadi gak nyahut-nyahut."

"Mana gue denger!"

"Ya gak usah ngegas juga kali Sa. Pms ya?" Ujar Daffa lalu berjalan sambil menarik tangan Nisa.

Nisa pun mencoba melepaskan genggaman tangan Daffa. "Gue gibeng lo baru tahu rasa!"

"jangan dong! Ehh, btw lo pulang sama siapa? Bareng gue yuk!"

Nisa diam masih mempertimbangkan ajakan Daffa. "Boleh deh!"

"Yaudah ayok!!" Ucap Daffa saat mereka berdua sudah berada di pangkiran.

Daffa pun membukakan pintu mobil di samping kemudi. Nisa pun memasuki mobil Daffa. Tapi sayang belum sempat Nisa mendaratkan bokongnya tanganya sudah ditarik kasar oleh seseorang.

"Bayu?"

"Mau kemana lo?!" Tanya Bayu dingin.

Nisa pun kembali berdiri dan menatap Bayu jengah. "Gue mau pulang."

"Terus kenapa lo pulang bareng Daffa?"

"Emang salah?"

Bayu menatap Nisa intens. "Pulang bareng gue!!"

"Hah? Gue gak mau!" Elak Nisa.

"Gue bilang bareng gue!!"

"Nggak!!"

"Udah Yu, jangan dipaksa. Biar Nisa sama gue aja"

Bayu hanya menatap Daffa datar lalu ia pun berjalan mendekati Nisa.

Bayu pun mendekatkan bibirnya di samping telinga Nisa. "Inget lo itu calon istri gue! Lo harus nurut sama gue! Lagian nyokap lo yang nyuruh gue pulang bareng sama lo! Lo mau gue aduin?"

Setelah mengucapkan semua itu. Bayu kembali mundur beberapa langkah dan tersenyum penuh kemangan melihat perubahan eksfresi Nisa.

"Mm ... Daf gue pulang sama Bayu aja ya, soalnya ada urusan sebentar," ucap Nisa tak enak hati kepada Daffa.

Eksfresi Daffa pun berubah menjadi kecewa. Tetapi beberapa detik kemudian senyuman menghiasi wajahnya.

"Iya gak papa."

"Sorry ya Daf, gue duluan."

Daffa pun hanya bisa menganguk sebagai jawaban. Sementara Nisa dan Bayu pun segera meninggalkan tempat tersebut.

"Kayaknya ada yang gak beres. Bayu ngomong apa ya sampai Nisa nurut kek gitu?" Gumam Daffa pelan.

***

Nisa diam sambil menatap lurus ke arah luar jendela mobil. Ia juga tak mengeluarkan sepatah kata pun saat ini, karna ia begitu kesal terhadap perlakuan Bayu yang dengan enaknya mengancam dirinya.

Nisa terkejut saat menyadari jalan yang diambil Bayu saat ini bukan menuju Rumahnya. Ia pun menatap Bayu.

"Ehh lo mau ngajak gue kemana, ini bukan jalan ke Rumah gue!"

"Yang bilang gue mau nganterin lo pulang siapa?" Ucap Bayu tak mengalihkan pandangannya dari jalanan di depan.

"Lo jangan macem-macem yu!!"

"Gue gak macem-macem gue cuma mau dua macem."

Nisa semakin gelisah berada di situasi seperti ini. Pikirannya hanya tertuju ke arah negatif, akankah ia akan diculik atau di bunuh?

"Lo mau ngajak gue kemana sih!!" Bentak Nisa semakin ketakutan dengan keringat yang mulai membasahi wajahnya.

Bayu menoleh Nisa sekilas lalu ia pun kembali fokus menyetir. "Lo jangan mikir macem-macem deh, kita cuma mau ke Butik!"

Nisa menghela nafas lega. "emangnya mau ngapain?"

"Fitting baju" jawab Bayu singkat.

Nisa hanya ber'oh'ria sebagai jawaban.

~Bayu&Nisa~

Bayu duduk diam di ruang tunggu untuk menunggu Nisa yang masih memilih gaun untuk pernikahan. Sesekali ia melirik jam tangannya.

"25 menit," gumam Bayu, saat menyadari bahwa ia menunggu Nisa sampai 25 menit.

Lama bener, emang cewek milih apaan aja sih sampai makai waktu lama kek gini. Emang dasar 'cewek emang ribet'. Batin Bayu.

"Yu ini cocok gak?" Tanya Nisa datang entah darimana sambil menanyakan penampilannya saat mencoba gaun yang ia pilih.

"Ganti! Terlalu terbuka!" Ujar bayu karena baginya gaun tersebut lumayan terbuka.

"Ck, yang mana sih yang cocok, udah capek gue gonti-ganti dari tadi."

Bayu hanya mengangkat bahunya acuh. "Ya terserah lo"

"Mbak, gimana yang ini aja?" Tanya salah satu pelayan butik yang melayani Nisa sambil memperlihatkan gaun yang terlihat sederhana tetapi indah dan elegan tetapi tidak juga mencolok dan terbuka.

"Gue mau coba ini dulu ya," ucap Nisa lalu kembali ke Ruang ganti.

Bayu hanya bisa pasrah. Ia pun memainkan hp-nya agar tidak terlalu garing amat.

Beberapa menit kemudian Nisa keluar dengan memakai gaun yang direkomendasikan tadi.

"Gimana yu?"

Bayu pun menoleh ke arah Nisa. Bayu tertegun melihat Nisa yang begitu anggun memakai gaun tersebut. Sungguh ia seperti seorang putri kerajaan.

"Lo kok diam aja sih!"

Bayu pun kembali sadar. "Itu aja deh, lumayan."

Nisa mengerucutkan bibirnta."Tapi ini tuh terlalu tertutup yu!!"

"Kalau nggak mau, pake aja bikini sekalian tuh biar semuanya terbuka," geram Bayu.

"Iya,iya. Gue ambil yang ini!"

"Mbak bilangin kita pilih yang ini ya, di jadiin satu sama yang dipilih dia tadi" ucap Nisa pada pelayan tersebut.

Pelayan tersebut menganguk."Baik," Ucapnya lalu melangkah menjauhi Nisa dan Bayu.

Bayu dan Nisa pun melangkah keluar dari Butik.

"Kita langsung pulang nggak? Capek gue," tanya Nisa.

"Hem,"

"Ckk, dasar kulkas!!" Sindir Nisa.

"Dasar terompet!"

"Hah?" Tanya Nisa terkejut.

Bayu hanya mengedikan bahunya acuh dan tetap berjalan.

Nisa pun menyumpah serapahi Bayu yang sifatnya dingin seperti kulkas. Tetapi tiba-tiba ia terkejut saat ia melihat Daffa keluar dari ruangan pemilik butik.

Sretttt....

"Lo apa-apaan sih?!" Tanya Bayu saat Nisa menarik lengan Bayu menuju salah satu ruangan Butik.

"Sstt ... diam ada Daffa!!" Ucap Nisa sambil terus celingak-celinguk.

"Terus hubungannya apa?"

Nisa pun menyentil dahi bayu pelan. "Nanti ketahuan, ogeb!!"

"Hm."

"Dasar kulkas!! Situasi kek gini masih aja ham-hem," gumam Nisa yang masih bisa didengar Bayu.

"Lo bilang apa?!"

"Ehh nggak-nggak!"

Dan tak lama kemudian sepertinya Daffa telah pulang.

"Kayaknya udah aman, pulang kuy!" Ajak Nisa.

"Hm."

Bayu dan Nisa pun keluar dari ruangan tersebut dan segera melangkah keluar.

"Huh, selamat!!" Ucap Nisa lega.

"Lo tunggu disini gue mau ngambil mobil di parkiran dulu."

"iya." Jawab Nisa.

Bayu pun meninggalkan Nisa seorang diri disana. Tiba-tiba seseorang menyentuh pundak Nisa sehingga membuatnya terkejut. Otomatis ia pun membalikan tubuhnya.

"Daffa?"

"Lo kok disini?" Tanya Daffa.

"Mm ... ta-tadi nganterin Rehan beli gaun buat Nyokap," ucap Nisa gugup.

"Terus lo kok gak ganti baju dulu?"

"Ehh iya, soalnya Rehan langsung ngajak gue kesini"

"Ohh, gue kira kenapa."

"Iya, terus lo ngapain disini?" Pertanyaan Daffa kali ini sukses membuat Nisa hilang arah. Pikirannya melayang ke mana-mana, dalam sesaat Nisa lupa bagaimana caranya berbicara hanya karena pertanyaan sederhana itu. Padahal tadi ia sudah menjawabnya bukan?

"Sa, kok diam aja? Lo gak lagi nutupin sesuatu kan?"