Chereads / My Wish (21+) / Chapter 9 - 9. Inseminasi

Chapter 9 - 9. Inseminasi

Selamat Membaca gengss ๐Ÿ˜Š

Pandangan itu menjadi berubah dari pemandangan luar jendela menuju pandangan orang yang ada di hadapannya. Dia melihat orang tersebut dengan tatapan kosong, dan seseorang tersebut pun melihat wajah yang ada di hadapannya dengan pandangan kosong. Mereka saling bertatapan dengan pikiran masing-masing yang membuat mereka tidak menyadari satu sama lain.

'Apakah ini yang bisa menolongku untuk segera mendapatkan apa yang aku mau ?' ucap wanita tersebut dalam pikirannya dan dengan kebetulan juga seorang pria sedang memikirkan hal yang sama terhadap orang yang ada di hadapannya.

"Sorry sir and miss, this is your order" ucap sang pelayan tersebut.

Sampai seorang pelayan datang dengan mengantar-kan pesanan dari seorang wanita tersebut. Dan barulah mereka menyadarinya, lalu seorang wanita tersebut mengangguk-kan dan berterima kasih kepada pelayan tersebut.

"Apa yang sedang kau lakukan disini" ucap sang wanita dengan muka marahnya, karena dia tak ingin diganggu waktunya.

"Kau pikir orang datang kemari untuk apa ?" ucap seorang pria dengan menyebalkannya

"Hey mengapa kau duduk disini, ini tempat duduk yang sudah aku tempati dari tadi. Disini masih banyak tempat yang kosong" ucap seorang wanita tersebut tak terima

"Aku hanya ingin berbicara denganmu" jawab sang pria

"Bila kau mau menggunakan jasa-ku kembali kau harus menghubungi asistenku terlebih dahulu" ucap sang wanita dengan tetap menunjukan wajah kesal-nya

"Ayolah miss Aerilyn Bellvania Mashach" ucap pria tersebut

"Oke, apa yang ingin kau bicarakan Tuan Kenzie Prasaja Aharon" ucap vania dengan wajah yang cukup angkuh. Karena dia sudah tau karakter dari orang yang sedang berbicara dengannya jadi dia harus bisa menjaga sikapnya.

"Bisa kau melahirkan anakku ?" ucap kenzie, entah apa yang ada dalam pikirannya dan dia dengan yakin orang yang diajak ini bisa melahirkan keturunannya.

Vania shock bukan main, dia tak percaya dengan apa yang telah kenzie bicarakan dengannya.

'Bagaimana bisa orang ini menjadikannya aku sebagai pembuat bayi' batin vania

"Kau gila! Apa yang ada di otakmu itu ?" ucap vania dengan sewotnya

"Jika kau setuju maka datanglah besok ke kantorku" ucap kenzie memberikan kartu namanya. Lalu memanggil pelayan dan membayar semuanya setelah itu dia pergi dari hadapan vania.

Vania dibuat kesal kembali dengan orang yang sama, lalu vania melihat jendela kembali dari pandangan tersebut malah membuatnya semakin pusing dengan masalahnya. Lalu dia memandang kartu nama yang ada di vania membiarkan kartu tersebut dan pergi dari kedai yang membuatnya semakin pusing.

Sore harinya vania sebelumnya sudah membuat janji dengan seorang dokter untuk berkonsultasi mengenai keinginannya. Setelah sampai di sebuah rumah sakit yang terkenal, vania langsung menuju ruangan yang sudah diketahui.

"Rilyn.." ucap seorang wanita

"hava" ucap vania sambil memeluk sahabatnya yang sudah lama tak bertemu

Letta Chavali Brice dia adalah seorang dokter kandungan yang sudah terkenal di beberapa rumah sakit karena kecekatan dalam menangani pasiennya dan letta teman dekat vania ketika mereka satu sekolah di bangku SMA. Keluarga letta memang bekerja di bidang kesehatan, orang tua letta pun memiliki beberapa rumah sakit yang sudah terkenal. Maka tak heran mengapa sekarang letta menjadi dokter bukan ๐Ÿ˜Š

Vania memanggil dia dengan sebutan hava karena menurut dia itu nama yang unik, dan letta tak bisa menolak walau awalnya dia menolak tapi dia senang karena temannya menganggap dia spesial.

"Gue kaget ketika loe, tiba-tiba hubungi gue dan ingin segera ketemu. Ada apa ?" tanya hava sahabatnya itu.

"Ada yang mau gue omongin sama loe, masalah kandungan" jawab vania

"Apa loe hamil ?" ucap hava dengan mata yang melotot dan memegang perut vania

"Belum, jadi gue kesini mau melakukan inseminasi buatan va" ucap vania

Bukannya menjawab tapi malah ketawa itulah yang dilakukan hava ketika vania berkata seperti itu. Vania malah keheranan mengapa sahabatnya ini malah tertawa. Ketika tawa hava berhenti barulah dia menyadari apa yang sedang dia tertawakan.

"Kau serius ?" ucap hava

"Yups, gue serius hava. Hanya loe yang bisa bantuin gue buat memiliki anak tanpa melakukan hubungan intim" jelas vania

"Rilyn, apa yang ada dipikiranmu sampai bisa seperti ini ?" hava kaget bukan main dengan penuturan sahabatnya ini.

"Gue ingin sekali memiliki anak tapi gue juga gak mau berhubungan dengan seorang pria. Gue juga selalu memimpikan anak kembar dan mereka selalu memanggil gue mommy. Keinginan gue semakin kuat ketika gue melihat semua temen-temen gue sudah memiliki anak, lo juga tau kan gue sangat suka sama anak kecil" ucap vania dengan raut wajah yang sedih agar hava mengerti betapa dia ingin sekali memiliki anak.

"Oke, gue paham maksud loe. Tapi kenapa loe nggak mau berhubungan dengan seorang pria yang jelas mereka bisa ngehamilin loe secara langsung gitu kan ?" tanya ara

"Loe tau sendiri gimana keluarga gue yang amat protektif itu dan kalau gue ambil jalan ini setidaknya mereka akan mengerti dengan keinginan gue. Walaupun nanti itu akan menjadi masalah besar tapi gue masih bisa atasi itu. Setidaknya gue harus sudah bisa melakukan itu" jawab vania

"Oke, gue masih belum paham dengan cara pemikiran loe, tapi gue bakal bantuin loe karena loe sahabat terbaik gue dan gue nggak mau liat loe semenyedihkan ini" ucap hava dengan senyumnya yang menenangkan hati

Vania langsung memeluk sahabatnya itu dan berucap terima kasih. Lalu vania melakukan proses pemeriksaan secara keseluruhan. Untuk hasilnya pun tidak menunggu waktu lama, hasilnya menyatakan bahwa dia subur dan siap untuk memproduksi.

"Semua sudah kita periksa, sekarang tinggal loe pikirin sperma yang bakal membuahi rahim loe. Gue tanya siapa yang loe minta spermanya untuk anak yang loe mau itu ? Loe jangan sembarang minta sperma laki lain, karena nanti bakal nurun sama anak loe, baik secara sifat maupun tampangnya" tanya hava

Hava sengaja membuat prosesnya lebih lambat karena sejujurnya dia masih tidak menyetujui keputusan sahabatnya ini. Setelah pertanyaan itu barulah vania bimbang kembali, dia masih memikirkan ucapan tadi di kafe. Karena sejujurnya dia tadi berfikir akan sembarang meminta sperma lelaki lain, tetapi dengan tawaran yang diajukan oleh pria tadi membuatnya menjadi berpikir kembali. Ditambah dengan ucapan sahabatnya ini membuat dia berpikir ulang dan membuatnya semakin bingung.

"Gue masih memikirkan untuk masalah itu, setidaknya gue tau kalau gue sehat. Gue nanti bakal hubungin loe lagi kalau gue udah dapat sperma yang dibutuhkan, gue balik dulu sekarang" ucap vania.

Lalu vania pamit setelah berpelukan dan berucap terima kasih kepada sahabatnya itu, hava masih merasa tak percaya dengan apa yang telah dia lakukan sekarang ini. Dia berharap sahabatnya itu bisa mengurungkan niatnya itu, karena bila itu terjadi maka akan banyak masalah yang dia hadapi.

Vania langsung pulang ke mansion karena dia sudah janji selama di london dia akan tinggal di mansion, dan bila ada urusan kerja maka keluarganya akan mengerti. Disepanjang perjalanan dia memikirkan semuanya mulai dari dia melakukan ini dan itu.

Tak jauh berbeda dengan seorang pria ketika pertemuan yang tidak disengaja dan ajakan dia kepada wanita itu. Dia tak bisa bekerja kembali dan yang dia lakukan hanya melamun memikirkan semuanya, dia berharap wanita tersebut menyetujui dan mau diajak bekerjasama dalam hal ini.

Apakah vania akan mendatangi kantor kenzie, sedangkan dia tidak tau alamat pria tersebut, dan apakah kenzie yakin vania akan datang ?

Ingin tau kelanjutannya, maka bersabarlah

Terima kasih

Salam Kenal,

Fiia_1602