Chereads / Into Reality : Mewujudkan Cinta Virtual / Chapter 11 - Bab 11 : Memulai Kembali

Chapter 11 - Bab 11 : Memulai Kembali

Kelima member Re:UniTY secara kompak menyerukan kalimat, "Terima kasih atas kerja samanya!"

Ya, munculnya kalimat tersebut menandakan seluruh kegiatan mereka untuk keperluan komersial telah diselesaikan. Berbagai kamera telah dimatikan. Sedangkan bagi para staf, pekerjaan mereka belum tuntas sepenuhnya karena perlu membereskan berbagai alat yang telah mereka gunakan.

Bagi Re:UniTY sendiri perjalanan mereka pada hari ini belum sampai di sini saja. Seperti yang sudah tertera pada agenda harian di asrama mereka, hari ini diadakan latihan menari serta kelas vokal juga rap. Nanti Daniel akan berada di kelas vokal bersama member tertua dan termuda grup yang mana ketiganya merupakan bagian dari unit vokal/vocal line.

Berhubung latihan tari didahulukan, jadi Daniel pergi berganti baju lebih awal dibandingkan keempat member lain. Agensinya memiliki loker dan ruang ganti khusus bagi para artis yang bernaung di sana, memudahkan Daniel menghemat waktu. Tak perlu susah-susah cari tempat untuk bertukar dengan pakaian khusus latihan tarinya.

Lelaki yang rambutnya kini di cat setengah cokelat-setengah pirang itu terlihat sedang berpikir keras sambil menggenggam sebuah benda kecil berbentuk tabung dan berwarna putih yang dapat membuat orang lain memunculkan pemikiran buruk terhadapnya.

"Apa aku perlu minum ini sekarang?"

Daniel bukan sedang menyentuh barang ilegal meski kelihatannya begitu. Benda itu tidak lain hanyalah sebuah tabung berisi sekitar 20-an tablet obat lambung yang biasa Daniel konsumsi atas izin dokter.

Jika yang minim informasi tentang dirinya sampai melihat ini, bisa-bisa Daniel tinggal nama tanpa sempat memberi penjelasan.

"Sepertinya tidak perlu. Sudah tiga hari tidak kambuh," ucapnya lagi yang kemudian memasukkan benda tersebut ke dalam lokernya lalu memilih mengambil sebuah kaus polos berwarna abu-abu sebelum ia kenakan.

Memang keadaan Daniel saat ini sedang tak mengenakan atasan. Siapa yang tahu kalau pria itu memiliki tubuh yang terbentuk sangat baik? Otot lengannya nampak ketika Daniel melekukkan anggota tubuhnya yang satu itu.

Pun penggemar pasti akan tergila-gila kalau sampai menemukan momen ketika perut Daniel terbuka dan menampilkan perut dengan enam kotak yang benar-benar tercetak secara sempurna.

Sayang sekali ia belum pernah dengan sengaja memamerkan tubuhnya tersebut. Ketika ditanya, Daniel biasanya menjawab dirinya malu memperlihatkan otot perutnya secara cuma-cuma.

Daniel yang telah menyelesaikan kegiatan kecilnya lantas menutup loker, namun dibuat nyaris berteriak gara-gara kehadiran Leon yang tanpa angin dan hujan sudah berada di balik pintu lokernya dan tengah memandang Daniel.

"Ternyata tubuhmu sudah semakin bagus. Aku sungguh iri ingin mendapatkan badan sepertimu, Daniel."

Cepat-cepat pria itu menggunakan kausnya. Merasa tak nyaman diperhatikan Leon. Baru Leon saja. Apa kabar kalau lebih banyak orang? Sekujur tubuh Daniel jadi merinding.

"Aku dibandingkan denganmu saja lebih berbentuk milikmu. Dan jangan pernah berpikir kalau aku akan memamerkan ini terlebih pada penggemar kita! Aku takkan memberikan fan service yang satu ini."

Sontak Leon tertawa agak kencang atas pernyataan Daniel. Bukan tentang perbandingan tubuh masing-masing, tapi dugaan Daniel soal fan service yang tepat sasaran. Ternyata temannya itu mengetahui isi pikiran Leon.

Setelah cukup puas mentertawakan Daniel, Leon berdeham sekejap. Tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.

"Hari ini, jangan memaksakan diri lagi. Pak CEO memang menyukai pekerja keras, tapi cuma tindakan yang bodoh kalau terlalu keras pada diri sendiri. Bisa berakibat buruk untuk kesehatanmu sendiri, Daniel. Aku takkan segan-segan melaporkanmu kalau kau kembali bersikap begitu. Aku serius, sebagai leader Re:UniTY."

Mendengar hal ini, Daniel jadi ingin mengumpat, memiting leher Leon, atau apapun itu. Lelaki itu ternyata mengambil keputusan seberani ini hanya agar memastikan Daniel tak lagi 'tumbang' karena latihan individunya yang keras—menjadikannya tegas kepada diri sendiri.

"Astaga! Iya! Dasar pengadu!" seru Daniel yang dibarengi tatapan tajam selayaknya orang yang kesal. Daniel akui Leon menang atas dirinya.

Lalu, entah kenapa Daniel malah tetap diam di tempat ketika Leon mulai menanggalkan pakaian atasnya, mengganti dengan yang berada di dalam loker. Persis seperti kegiatan Daniel sebelumnya. Mungkin karena nalurinya yang meminta agar tetap tinggal menemani sang leader.

"Apa ada perkembangan pada hubunganmu bersama Indigo?" Mendadak sekali pertanyaan tersebut ia berikan

Alis kiri Daniel menjadi tertarik ke atas. Bingung atas ungkapan dadakan Leon, terlebih mengenai Indigo. Daniel tak mengetahui banyak soal penyanyi virtual yang satu itu, dan merasa tidak sepantasnya jika Daniel dikatakan memiliki hubungan yang spesial dengannya.

Lagipula, Daniel cuma mengaguminya saja. Tidak dalam artian tertarik sebagai pria kepada wanita. Lalu, mengapa sikap Leon menunjukkan seolah-olah Daniel memiliki 'sesuatu' bersama Indigo?

"Sejak awal tak ada hubungan apapun di antara aku dengan dia," jawab Daniel. "Mengapa kau bertanya begitu?"

"Ah ...." Leon menjeda ucapannya agak panjang. "Ternyata kau lupa. Saat itu kalian pernah dirumorkan berpacaran, lebih tepatnya Indigo yang menyukaimu lebih dulu sebagai wanita kepada pria."

Sebenarnya dia tidak pernah tidak ingat hal itu karena menarik saja, dirinya bahkan baru tahu ada 'sesuatu' seperti Indigo di dunia ini dan orang-orang bisa langsung menyimpulkan—cuma opini belaka masyarakat— hanya karna Indigo kedapatan curi-curi pandang.

Selagi tidak menguntit juga bersikap baik, Daniel bisa dengan berani menghampirinya duluan. Paling title "orang yang suka lebih dulu" jadi jatuh kepadanya. Akan tetapi, tidak sepenuhnya salah juga. Daniel memang menyukainya.

Kalau perasaan mereka sama namun sebatas rasa kagum, Daniel bisa menyebut ini sebagai 'cinta (penggemar) yang terbalas'.

"Sejak saat itu, aku tidak coba menyelidiki lebih jauh tentangnya." Dan Dia berdusta, secara sadar tanpa menunjukkan sikap seseorang sedang berbohong. "Tak ada hubungan apapun di antara kami, Leon. Kau mengharapkan apa?"

Sang leader tak segera menjawab. Ia selesai menggunakan pakaiannya, kemudian memperhatikan Daniel.

"Tidak ada. Aku cuma khawatir saja."

***

Meskipun Daniel merupakan seorang leader dalam masalah koreografi—perfeksionis terhadap kekompakan dan kerapian gerakan tari grup, tetapi leader tertegas dan terseram masih dipegang Leon. Bahkan lelaki itu setia memantau Daniel hingga membuatnya agak takut bergerak.

Sejatinya Daniel mengerti terhadap posisi Leon. Karena ialah leader dari Re:UniTY, mengharuskannya untuk turut bertanggung jawab mengenai masalah yang menghampiri grupnya, termasuk mengarah secara personal kepada seluruh member.

Daniel pernah bersikap bodoh. Sangat bodoh, hingga dia dilarikan ke rumah sakit dan berhasil membuat si termuda menangis dan yang lainnya setiap hari selama Daniel dirawat merasa napas mereka seakan-akan dihentikan. Ketakutan menguasai, tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Daniel.

Beruntung pria itu hanya dinyatakan kelelahan, kekurangan cairan, juga maag yang kambuh. Ya, 'beruntung'.

Jika diperhatikan baik-baik, Leon bukan cuma melihatnya dan selesai. Akan tetapi, bahkan mata pria itu menajam seperti elang yang akan langsung mengejar setelah melihat mangsa. Memperhatikan dengan intens. Ini jadi semakin mengerikan.

"Dari tadi Kak Leon melihat Kak Daniel terus. Apa mereka bertengkar?" tanya si termuda yang membiarkan meski setengah penasaran.

Yang tertua ikut menyaksikan keduanya, di mana Leon mengawasi Daniel dan Daniel yang berusaha menghindari pandangan Leon. "Bukan begitu. Kau tahu sendiri Daniel kalau tidak diperingatkan, dia bisa memaksakan diri lagi. Apalagi Daniel kepergok tidak memakan obat lambungnya. Jadi, beginilah mereka sekarang."

Obrolan tersebut rupanya didengar Daniel, dan ternyata sifat protektif Leon diaktifkan karena hal ini. Pantas saja waktunya pas sekali bersamaan dengan Daniel yang tak memakannya.

Semakin gerah, lantas Daniel pun memberanikan diri melawannya.

"Jangan begitu terus, Leon! Bahkan kalau sekarang kau ingin ke toilet pun aku akan mematuhimu. Aku sudah mengerti, tidak perlu menakutiku lagi!"

Kejadian tersebut ditertawakan oleh ketiga member grup selain Daniel dan Leon.

Dia coba mengabaikan si leader dengan memainkan ponselnya. Kebetulan sekali Daniel kedatangan pesan dari salah satu teman bermain game-nya.

PurpleAce.

[PurpleAce : Kau aktif?]

Jari-jemari pria itu mulai bergerak-gerak di atas layar, mengetik sesuatu.

[VitC : Aku di sini. Ada apa?]

[PurpleAce : Aku cuma ingin tahu saja, kau sedang sibuk atau tidak.]

[VitC : Aku sedang beristirahat. Kalau ada keperluan denganku, nanti saja ya. Untuk sekarang, kita hanya bisa membahasnya terlebih dahulu.]

[PurpleAce : Kau yakin? Aku benar-benar boleh mengganggu waktumu?]

[VitC : 100% yakin, dan jangan mengatakan kau mengganggu. Kau temanku. Tidak mungkin bagiku menganggapmu begitu.]

[VitC : Jadi, ada apa?]

[PurpleAce : Kau ingat kita pernah berbincang membahas bermain game berdua?]

[VitC : Aku ingat. Saat itu aku bilang lusa, tapi ternyata banyak sekali kegiatan yang harus kulakukan. Maaf karena mengingkari ucapanku sendiri. Jadi, ada apa dengan rencana itu?]

[PurpleAce : Eh, mengapa kau minta maaf? Kau tidak salah. Kita semua memiliki kesibukan masing-masing dan aku memaklumi itu.]

[PurpleAce : Kalau boleh, bisa kita lakukan lusa malam? Kebetulan aku sedang libur. Tapi kalau kau masih sibuk, tidak apa-apa. Kita akan mencari waktu luang kapan-kapan.]

[VitC : Biar aku lihat jadwal kegiatanku lebih dulu. Setelah memutuskannya, aku akan memberitahumu.]

[PurpleAce : Baiklah. Omong-omong, terima kasih sudah menerima ajakanku. Aku senang sekali ada kemajuan pada hubungan pertemanan kita.]

Ah, tidak. Seharusnya Daniel yang mengatakan itu. Dia bersyukur bisa bertemu mereka bertiga, terutama PurpleAce.

***

Dalam kamar bernuansa putih biru tersebut, ada teriakan yag dilontarkan oleh Estela yang baru menyelesaikan pertukaran kabar dengan VitC. Bahagia bukan main karena pada akhirnya ada perkembangan komunikasi di antara mereka berempat meski baru PurpleAce dan VitC yang memulai.

Estela tidak tahu secara pasti mengapa dia memutuskan untuk mengajak VitC melakukan komunikasi lisan. Yang jelas, dia memiliki firasat yang baik ketika berpikir harus merubah situasi di antara mereka berempat.

Dia jadi tidak sabar untuk malam lusa nanti.

~xxx~

-TBC-