Chereads / Into Reality : Mewujudkan Cinta Virtual / Chapter 9 - Bab 09 : Sebuah Kejutan

Chapter 9 - Bab 09 : Sebuah Kejutan

Sebenarnya bukan kemauannya sebelum ini untuk pergi ke toilet dan merenungkan sesuatu yang sempat terjadi saat fansign. Akan tetapi, pikiran Daniel sendiri yang memaksa si empunya untuk mencoba merangkai puzzle yang tiba-tiba disediakan tanpa adanya persiapan sama sekali.

Tadi, Daniel terdiam sesaat ketika mendengar Estela yang mengucapkan kalimat harapan agar bisa dipertemukan kembali. Dalam benaknya, suara itu ada kemiripan dengan Indigo. Walau bukan urusannya, tapi pria itu mempunyai rasa penasaran terhadap sosok di balik penyanyi virtual tersebut.

Tetapi, semudah ini dirinya bertemu dengan Indigo yang asli? Yang merupakan salah satu penggemarnya? Ataukah hanya kemiripan saja, padahal sebenarnya Estela bukanlah Indigo?

Menyadari sesuatu mengganggu benak Daniel, Estela langsung menjentikkan jarinya dan membuat Daniel mengerjap-ngerjapkan mata karena tersadar dari lamunannya. Akhirnya ia tahu bahwa dirinya sudah menghabiskan waktu Estela yang berharga.

"Oh, maafkan aku. Gara-gara aku, waktumu jadi terbuang sia-sia."

Estela yang tak setuju dengan Daniel, menggelengkan kepala. "Aku tidak berpikir begitu. Bertemu denganmu sudah lebih dari cukup untukku. Tapi kalau kau sedang banyak pikiran, jangan memaksakan diri untuk terlihat baik-baik. Leon berkata kepadaku, tak apa-apa beristirahat sebentar," ujarnya.

"Iya, aku mengerti. Hanya saja, aku benar-benar minta maaf. Padahal kau hanya punya waktu satu menit bersamaku."

Estela kembali menyahutnya. "Tidak apa-apa, Daniel. Aku sangat mengerti."

Dan Estela pun berpindah kepada member di sebelah Daniel. Daniel merasa dia memiliki hutang kepada Estela. Berharap setelah ini dirinya dapat dipertemukan lagi dengan wanita itu.

Tapi selain itu, ada hal lain yang mengganggu Daniel terkait Estela.

"Mengapa wajahnya serasa tidak asing? Apa aku pernah berpapasan dengannya?" gumam Daniel.

Setelah dipaksa terjebak lama dalam bilik toilet, Daniel pun memutuskan untuk keluar dari sana. Lekas ia mencuci tangannya hanya untuk menghindari bau-bau aneh yang menempel, padahal tidak habis melakukan apapun.

Tetapi sebelum dia beranjak dari sana, ponselnya menyuarakan bunyi notifikasi. Sebuah video yang datang dari channel siaran milik Indigo, memperlihatkan hal yang sangat mengejutkan dan tidak terduga oleh Daniel dan kemungkinan besar penggemar Indigo juga.

Bola mata Daniel seketika membulat ketika membaca kalau itu merupakan video musik milik Indigo yang baru dirilis hari ini, menit ini juga.

***

Dia menghela napas lega. Baru teringat bahwa dirinya punya konten yang dirilis hari ini, tetapi tidak memperbincangkannya terlebih dahulu dengan para penggemar. Ia bersyukur sekarang adalah hari liburnya, jadi terbebas dari pidato panjang oleh Mrs. H karena Estela lupa terhadap jadwalnya.

Memang sudah dua minggu yang lalu sejak Estela memulai rekaman lagu bersama para produser, lalu mendiskusikan akan bagaimana isi video musik milik Indigo. Dan jika dilihat lagi saat ini, Estela sangat puas. Berarti besok adalah waktu baginya membahas lagu baru yang barusan dirilis.

Dengan lagu bergenre pop dengan tempo yang lambat, Indigo/Estela menunjukkan bakat menyanyinya yang menakjubkan dan mendamaikan hati, dibantu oleh tampilan video layaknya sebuah animasi. 'Burung Dalam Sangkar' menjadi salah satu dari lagu originalnya setelah lima tahun debut sebagai penyanyi virtual.

'Burung Dalam Sangkar' menceritakan tentang seseorang yang sebenarnya dapat meraih mimpinya sendiri dengan tinggi, tetapi ia terhalang oleh keinginan serta aturan orang lain. Keterbatasan ruang dan banyaknya aturan menjadikan orang itu tak bisa meraih mimpinya lebih jauh.

Estela agak sering memberi usul kepada produser tentang lagu ini karena dirinya terinspirasi dari kisah hidup Daniel yang dia ketahui—tidak dia sebarkan hal ini kepada orang lain.

Lelaki itu pernah bercerita kalau dirinya ingin bisa berduet dengan penyanyi lain. Akan tetapi, hingga detik ini dia sulit mewujudkannya. Belum lagi 'golden rule' yang diterapkan agensi semakin membatasinya.

Kehidupan Estela sebagai Indigo Valentine memang tidak berbeda jauh dari Daniel. Hanya saja setidaknya dia masih tetap aman untuk bersosialisasi selagi tak ada siapapun yang menyadari bahwa Estela Sherman adalah Indigo Valentine.

Dengan kata lain, lagu ini didedikasikan untuk Daniel Re:UniTY, dan Estela berharap pria itu dapat mendengarkan lagu terbarunya. Ya, semoga saja terjadi.

Yang bisa dilakukan Estela saat ini hanya membaca komentar-komentar dari para penggemarnya, yang puas oleh lagu dan video musik tersebut.

***

Daniel merasakan kegilaan yang luar biasa ketika dapat mendengarkan lagu terbaru milik Indigo. Ia merasa lagu tersebut seperti mengarah kepadanya, namun siapa yang tahu? Bisa saja itu menceritakan kehidupan Indigo sendiri, pikir Daniel.

Suara merdu Indigo mengalun nyaman di kedua telinga Daniel. Sangat jelas lagu ini cocok untuk dijadikan penghantar tidur meski liriknya agak menyedihkan. Dia pun turut setuju kalau Indigo memang layak mendapatkan penghargaan penyanyi wanita terbaik saat satu bulan yang lalu.

Sayangnya karena Indigo berwujud animasi, banyak pro kontra yang menghampiri penyanyi virtual tersebut. Bagi mereka yang kontra, memiliki alasan bahwa seharusnya wujud Indigo adalah manusia asli jika ingin memenangkan penghargaan. Tetapi untuk tim pro, mereka berpikir bahwa menjadi penyanyi tidak ditentukan dari wujud sang penyanyi.

Jika diingat lagi, mungkin saja Daniel akan mencoba membela Indigo jika mengenalnya lebih awal. Dia akan berpihak pada yang pro. Tetapi, tentu saja ini akan berbahaya terhadap dirinya sendiri maupun grup, dan memang beginilah risiko sebagai penyanyi yang harus didapatkan Indigo.

Perjalanan pulang menuju asrama grup hanya dihiasi oleh keheningan. Tiga member menyempatkan diri untuk tidur, sedangkan sisanya termasuk Daniel sibuk bersama ponsel milik masing-masing. Semua orang kelelahan setelah jadwal hari ini sudah resmi mereka selesaikan, meskipun hari esok menanti mereka.

Jika bukan karena suara manajer, Daniel pasti akan mulai tertelap dalam bunga tidurnya karena suara tenang Indigo.

"Kita sudah sampai. Tolong bangunkan yang lain," ucap sang manajer yang masih memegang setir mobil namun kakinya sudah menginjak rem mobil.

Atas perintah tersebut, Daniel pun menyadarkan ketiga member yang sedang tidur nyenyak. Perlahan-lahan kelopak mata mereka terbuka dan menyadari mereka sudah sampai di depan asrama.

Asrama grup Re:UniTY adalah sebuah rumah yang telah agensi sewa selagi kontrak kerja sama antara grup dengan agensi masih berjalan. Tak ada yang akan menyadari kalau penghuninya adalah grup penyanyi terkenal karena jarak antara tiap rumah cukup berjauhan. Bisa dibilang aman untuk menjaga identitas mereka.

Satu per satu para member turun dari mobil sambil membawa barangnya masing-masing, meski kesadaran mereka masih lemah karena lelah yang memeluk tubuh mereka. Sang manajer mengingatkan untuk memastikan bahwa barang-barang seluruh member tak ada yang tertinggal satu pun, dan perkataan tersebut dibalas oleh anggukan kepala yang kompak oleh seluruh member Re:UniTY.

Satu per satu ketiga orang itu bangun dari tidurnya, menyaksikan kalau mereka sudah berada di depan asrama grup mereka yang merupakan sebuah rumah yang telah agensi sewa untuk mereka.

Keseluruh member—dibantu manajer grup—pun memasuki asrama mereka. Ada yang langsung tergeletak di atas sofa, ada juga yang pergi ke dapur mengambil air minum dan cemilan. Sedangkan Daniel, pria itu mengusap-usap lembut kepala member yang langsung merebahkan diri di sofa.

Dia masih betah mendengarkan suara dan lagu Indigo hingga tak sadar airpod-nya sedari tadi masih terpasang di lubang telinga Daniel.

Seseorang memanggilnya, namun Daniel tak dapat mendengar suara tersebut. Hingga akhirnya bahu Daniel ditepuk dan barulah dia mau menengok demi memastikan siapa orang yang baru saja menyentuhnya.

Daniel melepaskan airpod-nya begitu mengetahui kalau ia adalah sang leader grup. Leon mengulurkan tangannya yang terdapat makanan ringan, menandakan bahwa ia ingin berbagi dengan Daniel. Lelaki itu menerima dengan senang hati.

Karena ingin tahu, Leon pun bertanya, "Apa yang sedang kau dengar, Daniel? Sedari tadi kau betah memakai airpod-mu."

"Oh, ini?" Daniel menunjukkan sesaat airpod miliknya. "Hanya lagu-lagu biasa. Jadwal kita besok apa?" ucapnya.

Leon mengecek ponsel hitam yang ia miliki, hampir sama persis dengan milik Daniel. "Wawancara, photo shoot untuk majalah dan iklan, setelah itu latihan tari grup, juga ambil kelas menyanyi dan rap."

"Kapan konser kita diadakan?" Daniel kembali bertanya.

Pun Leon kembali membalas, "Tiga bulan lagi. Untuk saat ini, persiapan kita yang ringan-ringan dulu. Nanti aku beritahu kalau waktunya sudah tiba."

Daniel mengangguk-angguk mengerti. Setelah pembicaraannya dengan Leon dipastikan telah selesai, pria itu bergegas pergi ke kamarnya yang satu ruangan dengan seorang member.

Berhubung baru Daniel yang berada di kamar tersebut, jadi dia mencari posisi yang nyaman untuk kembali mendengarkan lagu terbaru Indigo. Daniel tak ingin diganggu lagi untuk sementara ini.

~×××~

-TBC-