Keempat pemain setiap kali berkomunikasi atau bermain bersama selalu setuju untuk tidak melakukan voice chat. Ini demi menjaga privasi dari mereka berempat. Jadi, mereka akan mengetik pesan jika memiliki sesuatu untuk disampaikan. Hal ini membuat Estela menjadi lebih bebas untuk berbicara dengan penontonnya.
Tetapi, dikarenakan game online yang tengah mereka mainkan sekarang tidak memiliki vitur chat, alhasil mereka lebih sering mengandalkan aksi dari karakter yang mereka mainkan. Seperti Estela yang karakternya menunjuk ke arah sekawanan burung gagak yang terletak sekitar tujuh meter dari posisi mereka berempat.
Mengerti dengan apa yang disampaikan Estela, alhasil ketiga temannya turun ke bawah kontainer dan mengendap-endap di tanah supaya tidak membubarkan kawanan burung tersebut.
Mata Estela menoleh pada sisi lain layar komputernya yang menampilkan pesan-pesan dari orang-orang yang berdonasi untuknya. Salah satunya mengatakan, "Beritahu VitC kalau di bagian kanan ada ¹medkit."
Setelah membaca pesan tersebut, karakter yang Estela mainkan segera berjalan ke arah yang dituju, namun dia tidak menemukannya. Sebenarnya ada di mana? Estela berpikir keras.
Dia berkeliaran ketika ketiga temannya di belakang sedang sibuk menembak para zombie yang datang. Hingga datanglah dua mutan dari depan. Estela yang kaget langsung bergegas mencari benda tersebut untuk diberikan pada VitC karena darahnya yang sediki lagi.
Dan akhirnya dia menemukan itu, yang sayangnya tindakan Estela terlambat mencegah kematian karakter milik VitC. Ia diserang lewat sebuah pukulan tangan dari salah satu mutan besar tersebut yang dipanggil dengan sebutan "hammer".
"Oh, tidak!" teriaknya.
Ini mengharuskan mereka bertiga menemukan VitC dan menghidupkannya kembali.
"Kau di mana, kawanku?" ucap wanita itu. Layar komputer Estela terus beralih-alih pemandangan, mencari keberadaan VitC.
Karakter Bigbro menunjuk ke barat daya, yang sepertinya memberitahu kalau jalan itu belum mereka jelajahi. Segera ketiganya pergi ke sana dan menemukan sebuah tempat dengan ukuran yang tidak terlalu luas.
Tepat seperti perkiraan Bigbro, VitC berada di sana dan tengah diikat di dinding oleh sebuah salur yang melilit tubuhnya. Bigbro dan BlueButterfly memperhatikan sekitar sedangkan Estela melakukan penyelamatan pada VitC.
Setelah selesai, mereka kembali ke luar dan mencari jalan yang akan menjadi langkah selanjutnya untuk mendapatkan misi baru.
Estela kembali membaca pesan dari pembaca setelah situasi sudah lebih aman.
" 'Bermain game online FPS lain, LETS GO!' " Estela pun tertawa. "Oke, lets go! Eh, tapi, kapan-kapan saja ya. Kalian ingin aku bermain apa untuk minggu depan?"
Estela yang sedang minum jus jeruknya hampir menyemburkan itu ketika dia menemukan salah satu dari orang yang berdonasi menggunakan nama yang tidak pernah akan ia sangka.
[100$ baru saja didonasikan oleh Daniel Kim]
[Hai, Indigo.]
Untung saja dirinya tahu soal orang-orang yang berdonasi bisa memalsukan nama mereka.
Ya, Estela berpikir orang itu pasti bukanlah Daniel karena sebagai penggemarnya, dia tahu apa yang akan terjadi ketika salah satu idol kedapatan berdonasi untuk virtual idol sekaligus streamer seperti dirinya.
Ah, betapa mengesalkannya ini karena telah membuat Estela menjadi berharap bahwa idolanya itu benar-benar berdonasi untuknya. Tidak! mengirim chat pun sudah membuatnya senang.
Tapi, memangnya Daniel tahu orang di balik Indigo merupakan penggemarnya?
***
Sungguh, merupakan permainan yang menyenangkan bagi Daniel karena bisa bermain bersama ketiga teman online-nya, yaitu PurpleAce, BlueButterfly, dan Bigbro. Daniel tak dapat menyangkal bahwa mereka bertiga memiliki kemampuan menembak melebihi Daniel sendiri. Ia acungkan dua jempol bagi ketiga temannya.
Daniel dan teman-temannya telah menyelesaikan stage terakhir yang mereka mainkan untuk hari ini. Kapan-kapan perjalanan tersebut akan mereka lanjutkan. Sebenarnya ia ingin melanjutkan ini, namun berhubung besok ada jadwal latihan dan sesi wawancara untuk sebuah acara, jadi terpaksa dia akhiri.
Daniel bersandar di kursi gamingnya, menunggu ketiga pemain lain aktif di grup chat mereka. Lalu, notifikasi datang dari PurpleAce secara pribadi.
[PurpleAce : Permainanmu hebat sekali! @VitC]
Pujian tersebut membuat Daniel menarik kedua sudut bibirnya lebih atas.
[VitC : Tapi tidak sebaik dirimu. Kau sangat mengagumkan.]
[PurpleAce : Terima kasih untuk pujianmu. Oh, ya. Lain waktu, apa kau mau bermain game horor lain bersamaku? Tapi untuk yang itu, kita harus melakukan kontak suara agar bisa berjalan lancar? Aku tahu mungkin ini terdengar tidak nyaman karena kita jadi mengganggu privasi masing-masing.]
[PurpleAce : Ah, tidak. Lebih tepatnya aku yang mengganggumu.]
Membaca pesan terakhir dari PurpleAce membuat Daniel berkeringat dingin, lebih ke arah gugup. Untuk pertama kalinya di grup teman bermain game online akan ada komunikasi yang lebih dari sekadar mengetik pesan.
Sejujurnya Daniel sangat menantikan hal ini. Ia jenuh oleh situasi mereka sampai yang tadi.
[VitC : Aku tidak bilang tidak ingin.]
[VitC : Ayo lakukan!]
[PurpleAce : Baiklah. Sudah kita putuskan, ya. Mau kapan?]
[VitC : Bagaimana jika lusa? Ah, tapi aku bekerja hingga malam hari. Bagaimana ini? Pasti kau sudah tidur.]
[PurpleAce : Tidak masalah. Lagipula, aku tak ada pekerjaan apapun. Tapi, aku bisa melakukan hal lain selagi menunggumu.]
[VitC : Terima kasih telah mengajakku.]
Daniel menjadi senang ketika membaca pesan antara dirinya dan PurpleAce, hingga tingkahnya itu disaksikan oleh Leon.
"Ada sesuatu yang terjadi hingga kau bertingkah begini, Daniel?"
Sontak Daniel menutup layar komputernya agar tak dapat dilihat oleh Leon, yang padahal itu menunjukkan kepada Leon memang ada yang terjadi pada Daniel.
Ya, leader Re:UniTY itu tanpa ada suara apapun berhasil masuk ke dalam kamar Daniel dan nyaris membuat jantung Daniel serasa akan keluar dari posisinya.
"T-tidak, maksudku bukan hal yang istimewa." Daniel tertawa canggung. "Ada apa ke sini?" tanyanya langsung pada inti.
Leon menyerahkan sesuatu ke tangan Daniel. Dia berkata, "Aku mendapatkan ini dari agensi."
Beberapa lembar kertas yang dilaminating, dan kelihatannya itu berupa photocopy dari versi asli. Daniel pun melihat dan membacanya. Ada banyak nama orang-orang beserta akun mereka, bahkan tidak sedikit yang data pribadinya ikut tertera.
"Ini apa?"
"Daftar orang-orang yang di-blacklist oleh agensi. Berdasarkan bukti yang agensi punya, mereka adalah orang-orang yang selama ini menguntit kita. Dan lihat pada halaman ketiga baris ke-32," Daniel menuruti perkataan Leon, "kau bisa melihat nama siapa yang tertulis di sana."
[Felecia Pace]
Sontak kepala Daniel kembali menghadap Leon, dan ia disambut sebuah anggukan dari sang leader. Dugaannya benar.
"Itu nama mantan kekasihmu, kan?" kata Leon.
"Tapi, bagaimana kau bisa tahu?"
Terlebih dahulu memutar kursi gaming kepunyaan Daniel. Ia sengaja melakukan itu supaya Daniel bisa fokus kepadanya seorang.
"Aku diam-diam menyelidiki masa lalumu lewat teman kepercayaanku, dia menemukan informasi kalau kau pernah berpacaran dengan perempuan bernama Felecia ketika masih di bangku SMA kelas satu."
"Leon, kau sudah melanggar privasiku," sahut Daniel yang kini menatap agak marah sang leader grup.
"Aku melakukan itu karena terpaksa, Daniel. Percayalah." Leon membuang napasnya kuat-kuat. Kemudian, dia menjelaskan, "Setiap aku pergi bersamamu, aku sadar ada seseorang yang selalu mengikutimu. Aku tidak tahu apakah member lain menyadarinya juga atau tidak. Selain itu, aku sangat ingat wajahnya, dan-"
"Dia Felecia, maksudmu? Lalu, hubungannya dengan daftar ini apa?"
Leon menggeleng-geleng tidak percaya. Hingga di titik ini, Daniel masih tidak mengerti ataukah tidak mempercayainya? Pelan-pelan, pria itu memberitahu maksud dari dokumen tersebut.
Felecia Pace, dia dan Daniel memang sudah putus tepat seminggu sebelum Daniel debut bersama Re:UniTY. Akan tetapi, entah apa yang terjadi padanya hingga memutuskan menjadi penguntit Daniel. Leon pernah dengan sengaja mencoba memisahkan diri dari Daniel hanya untuk mencari tahu kepada siapa penguntit itu akan mengikuti.
Ternyata, dia bertahan bersama Daniel yang tengah menunggu Leon. Sejak saat itu, Leon berusaha melindungi member lain, terlebih Daniel karena dia merasa Felecia ingin berhubungan kembali dengan Daniel namun perkiraannya Daniel menolak dan Felecia memutuskan menjadi penguntit.
Dan itu tepat, karena Daniel membenarkannya. Felecia ingin kembali bersama karena Daniel tahu, wanita itu mengikuti keegoisannya, yaitu tidak menginginkan Daniel dimiliki orang lain. Selain itu, Daniel memiliki karir dan uang yang bahkan takkan habis bila dibelikan mobil mahal seharga ratusan juta hingga milyaran, dan Felecia menginginkan itu juga.
"Kita takkan tahu apa yang akan terjadi jika kalian sampai bertemu. Mungkin memaksamu kembali padanya? Atau mengancam? Untuk yang ini, aku percaya kau akan melawan. Tapi, bagaimana jika dia melakukan hal yang sangat tidak terduga? Aku bisa melihat niat buruknya. Jadi, kau harus waspada terhadapnya, Daniel. Ini demi dirimu sendiri."
Daniel pun mengiyakan. Dia sangat mengerti terhadap kekhawatiran sang leader kepadanya. Ah, ralat. Kepada semua member. Pantas saja diangkat sebagai leader, pikir Daniel.
Tiba-tiba Leon mengatakan sesuatu yang membuat Daniel menjadi sedikit gugup.
"Oh, ya. Aku sudah dengar kabar baru soal Indigo Valentine." Begitulah yang Leon ucapkan.
"Hah? Untuk apa?"
"Hanya penasaran. Kabar terbarunya yaitu ternyata dia merupakan salah satu penggemarmu. Kau hebat sekali bisa membuat karakter animasi menyukaimu, Daniel." Pria itu memukul Daniel hingga sedikit mengeluh. Tenaganya memang tidak tanggung-tanggung.
"Jadi, sudah kupikirkan. Tidak akan terlalu masalah jika kau ada interaksi dengannya. Hitung-hitung sebagai fan service. Tapi, kau tetap harus memberi jarak dengannya. Agar tidak menimbulkan keributan di antara publik apalagi para penggemar kita."
"Dasar leader yang plin-plan." Tetapi, sekali lagi Daniel mengiyakan. "Aku sudah tahu apa yang harus kulakukan."
***
Walau bukan sesuatu yang bisa disebut sebagai kabar menggembirakan, namun setidaknya keluarnya berita tentang Indigo yang merupakan seorang penggemar dari Daniel Re:UniTY membuat Estela dapat menghela napas lega. Berita tersebuut menepis rumor bahwa dirinya menyukai Daniel secara sepihak hingga berkencan.
Gila? Tentu saja. Media selalu membuat berita yang kadang kebenarannya belum dipastikan.
Meski begitu, tentu saja Indigo/Estela masih mendapat ujaran kebencian dari para penggemar Daniel yang tidak terima. Tidak tahu apakah karena posisi Indigo yang mempermudah kedekatan Estela terhadap pria itu atau bukan.
Tetapi, itu sudah bukan urusannya lagi, jadi Estela akan mencoba mengabaikan mereka. Sayangnya ia jadi memikirkan siapa orang yang telah menyelamatkannya dari neraka gosip.
Bersamaan dengan itu, sebuah pesan muncul di ponselnya, datang dari seseorang. Ya, seseorang. Seseorang yang sangat istimewa.
[Roman Shepard : Oy, bagaimana perasaanmu setelah kabar itu muncul? tentang Indigo.]
[Estela Sherman : Cukup lega.]
[Roman Shepard : Itu aku yang menyebarkannya.]
[Estela Sherman : Hah? Kau serius?]
[Roman Shepard : Aku bersumpah. Kalau aku berbohong, patahkan saja tanganku.]
[Estela Sherman : Dasar gila.]
[Roman Shepard : Hehe. Demi keluarga, mengapa tidak?]
Ponsel Estela sempat hening selama 10 menit hingga sebuah pesan kembali datang.
[Roman Shepard : Kakak, tolong sampaikan permintaan maafku pada Paman dan Bibi, aku tidak bisa ikut acara kumpul keluarga.]
[Estela Sherman : Jangan bilang urusan itu lagi.]
[Roman Shepard : Iya, itu. Makanya aku minta maaf.]
[Estela Sherman : Ya sudah. Mau bagaimana lagi.]
[Estela Sherman : Oh, ya. Kalau kita bertemu di atas panggung, pura-pura tidak mengenalku, ya.]
[Roman Shepard : Eh? Kenapa? Aku kan ingin memamerkan kedekatanku dengan Kakak.]
[Estela Sherman : Dasar gila. Aku masih ingin menjaga karirmu.]
Meski ada pesan yang muncul lagi, namun sekarang Estela memilih mengabaikannya karena jika tetap diladeni, dia akan terus melawan dengan mengatakan hal yang sama.
Soal berita mengenai Indigo, Estela berharap hari-hari berikutnya akan lebih baik untuk dirinya sebagai Estela Sherman ataupun Indigo Valentine.
~xxx~
-TBC-
1. Medkit atau Medical Kit Artinya kurang lebih adalah perlengkapan medis yang berbentuk kotak obat yang biasanya dilengkapi tanda salib/tambah (+) untuk menambah nyawa (health bar/life bar) dalam suatu permainan agar dapat pulih kembali seperti sediakala.