Estela tidak dapat membohongi dirinya sendiri. Ia sangat tersentuh atas sikap pria dengan wajah yang tidak dapat dia kenali karena tengah menggunakan masker dan topi yang menutupi identitasnya. Sejujurnya ia penasaran akan sosok penolongnya itu, yang tanpa dia sadari orang itu adalah Daniel KIm.
Belum lagi rela menghentikan taksi untuknya yang tidak orang itu kenal, Estela baru percaya kalau di dunia ini masih ada manusia yang berhati baik, menolong tanpa menginginkan balasan.
Mengapa dia bisa seyakin itu? Karena nada suara juga tatapan pria di hadapannya mengartikan hal itu dengan sendirinya.
"Padahal aku bisa melakukannya sendiri," kata Estela yang sedikit tidak enak hati merasa telah merepotkan orang tersebut.
"Perempuan harus diperlakukan dengan baik, apalagi setelah kau mengalami kejadian tak mengenakan seperti barusan. Jelas sebagai pria, aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi lebih lanjut lagi, meskipun aku tak yakin setelah ini apa kita akan bertemu lagi atau tidak," ucap Daniel.
Pria itu mempersilakan Estela masuk setelah membukakan pintu taksi. Tanpa pikir panjang lagi, si wanita menurut dan masuk.
Tetapi, Estela tidak langsung berangkat begitu saja. Dirinya perlu berpamitan kepada sosok tersebut, jadi dia membuka kaca mobil demi berbicara kepada sang penolong.
"Sekali lagi, terima kasih atas bantuanmu."
Orang itu terlihat mengangguk-anggukkan kepala. "Sama-sama. Lain kali, waspadalah."
Dan pada akhirnya, Estela melambaikan tangan kepada Daniel, begitu juga sebaliknya. Mereka berpisah tanpa mengetahui identitas satu sama lain.
Tetapi, Estela tahu penderitaannya tidak akan berhenti sampai di sini. Kenyataannya Estela mendapat sebuah pesan yang berasal dari Ashton.
[Lihat saja nanti. Cepat atau lambat, kau akan setuju menikah denganku.]
***
Estela tidak suka ketika mendapatkan pesan dari seseorang yang memberitahunya bahwa siang nanti dia harus datang ke perusahaan untuk berbicara dengan sang CEO—yang pasti bukan Ashton, meski sang pengirim adalah Mrs. H. Terkadang ini mengganggu ketenangannya, namun Estela tak bisa memprotes karena sudah menjadi bagian dari pekerjaannya.
Ini semua gara-gara kejadian semalam yang membuat Estela jadi sangat ingin menghindari Ashton. Dia takut hanya untuk datang ke agensi.
[Baiklah, aku akan datang. Terima kasih sudah memberitahuku, Mrs. H.]
Setelah membalas pesan Mrs. H, Estela mencari sesuatu untuk dia minum di pagi hari. Wanita itu membuka kulkas yang terdapat berbagai macam makanan juga minuman. Cemilan juga ada. Estela meraih sekotak susu, juga sereal yang letaknya ada di lemari makan samping kulkas.
Sembari menyantap sarapannya, Estela memperhatikan sosial media milik Indigo, melihat-lihat postingan yang dikeluarkan para penggemarnya. Ada yang membahas soal lagu terbaru Indigo, ada juga yang mengirim meme tentang dirinya. Akan tetapi, Estela juga tidak dapat menghindar dari komentar kebencian dari para pembenci.
Tiba-tiba dia teringat kepada seseorang. Estela mencoba cari tahu kabar Daniel setelah sebelumnya dia mendapatkan penghargaan juga meski atas nama grup.
Sosial media Re:UniTY hanya menunjukkan postingan dari salah satu member, namun itu bukan Daniel. Ya, mungkin pria itu kelelahan dan sedang mengistirahatkan diri.
Estela mengembalikan tampilan web ke halaman utama. Akan tetapi, sungguh tak terduga bahkan mengejutkannya. Sebuah berita yang tidak seharusnya muncul, telah tersebar luas bahkan dibaca ratusan orang di layar utama web. Bagaimana mungkin?
[Indigo Valentine, seorang virtual idol yang memenangkan penghargaan sebagai penyanyi solo terbaik, diketahui memiliki perasaan khusus kepada salah satu member Re:UniTY, Daniel Kim. Apakah mereka tengah berkencan?]
Perlahan-lahan cengkeraman wanita itu pada ponselnya semakin mengerat. Jika dirinya bukan seorang idol, tentu takkan jadi masalah kalau kedapatan menyukai seorang penyanyi. Malah akan senang jika dapat disandingkan dengan sang idola.
Tetapi berhubung Indigo merupakan sisi lain dari dirinya, berita itu akan berpengaruh untuk Indigo lantaran Estela tahu penggemar komunitas vtuber yang dia ikuti cukup membenci ketika seorang idol apalagi virtual yang wajahnya tak ditampakkan, kedapatan menyukai atau bahkan mengencani sesama artis.
Setelah ini, bagaimana nasib Indigo?
Segera Estela bergegas merapikan diri. Mandi dan berpakaian, tak lupa berdandan untuk cepat-cepat datang ke agensi. Apakah ini yang Mrs. H ingin beritahu? Apakah CEO agensinya ingin membahas ini?
Dengan menaiki mobil kesayangannya, Estela langsung menghubungi Mrs. H sembari mengemudikan kendaraan tersebut.
"Estela, kau sudah berangkat?" tanya Mrs. H dari seberang telepon.
"Iya. Mrs. H, kau tahu tentang berita yang membicarakan aku—maksudku Indigo?" ucap Estela tanpa basa-basi.
"Aku baru saja membukanya, dua menit sebelum kau menelepon."
"Apa beliau tahu?"
"Entahlah, Estela. Tapi, beliau hanya berpesan agar kau disuruh ke ruangannya jika sudah tiba. Kau tenang saja. Aku bisa melihat masalah ini tidak seburuk yang kau bayangkan. Aku sudah biasa menangani hal semacam ini. Jangan terlalu berpikir negatif, ya."
Karena perasaan yang sedang tidak baik akan berdampak buruk terhadap siaran langsungnya nanti ketika menjadi Indigo.
"Nanti kita bicarakan ini lagi, Mrs. H. Aku sedang mengemudi. Terima kasih sudah menjawab teleponku."
"Sama-sama, Estela. Sampai bertemu di kantor."
Saat ini, Estela hanya berharap apa yang dikatakan Mrs. H memang benar. Untuk sementara, untuk sekejap saja, biarkan dirinya berpikir bahwa semua akan baik-baik saja.
***
Wanita itu langsung menghela napas selepas keluar dari ruangan CEO. Di luar, sudah ada Mrs. H yang telah menunggu kehadiran Estela untuk dimintai jawaban. Dari raut wajahnya terlihat ia tengah mencemaskan Estela, dan itu termasuk hal yang baik. Sayangnya entah mengapa Estela kecapaian hingga ingin mengabaikan perhatian tersebut.
"Bagaimana, Estela? Kau baik-baik saja? Apa saja yang kalian bicarakan di dalam?"
Estela pun menjawab, "Tidak banyak. Yang pasti, beliau cuma mengucapkan selamat untukku. Lalu sebagai penghargaan atas kemenanganku, Indigo akan diberi baju perform dan siaran yang baru."
"Wah, selamat! Aku turut bersuka cita untukmu. Lalu, mengapa kau terlihat bersedih?"
Estela memegang kepalanya seolah rasa sakit datang menyerang. "Beliau berkata, ke depannya aku harus lebih berhati-hati dalam bertindak agar informasi seputar kehidupan pribadiku tidak terekspos. Aku saja tidak tahu siapa yang berhasil menyebarkan fakta kalau Indigo menyukai Daniel Re:UniTY, maksudnya secara tidak langsung aku yang merupakan salah satu penggemar Daniel. Berkencan?"
Mrs. H meraih kedua tangan Estela, mengangkatnya setinggi dada dan menggenggamnya. Sentuhan itu seperti berusaha membuat Estela tenang, dan itu cukup berhasil.
"Lebih baik hiraukan hal-hal seperti ini dan fokus saja pada diri sendiri. Ini sudah biasa terjadi bagi para idol. Jangan khawatir, ada aku yang dapat membantumu jika kau kesulitan. Jadi, jangan sungkan meminta bantuanku."
Selama ini Estela terlalu sering mengira dirinya sendirian. Semua orang yang menemaninya bahkan di agensi ia anggap hanya rekan kerja biasa. Mereka akan datang dan pergi sesuka hati mereka.
Akan tetapi, bukankah justru momen di saat mereka masih hadir yang harus Estela syukuri? Karena sama seperti Mrs. H saat ini, semua orang dapat menjadi kekuatan untuk Estela agar bisa bertahan hidup. Tak peduli apakah mereka akan bertahan atau justru meninggalkannya.
"Terima kasih atas saranmu, Mrs. H." Karena eksistensi Mrs. H di tempat Estela berdiri menjadi alasan bagi Estela untuk semakin kuat dalam berpijak. Tak perlu takut atau cemas terhadap sesuatu.
"Semangat lah, Indigo." Layaknya kepada adik, Mrs. H mengelus-elus kepala Estela. "Oh ya, hari ini bukannya kau ada jadwal siaran? Mau melakukannya di agensi?"
Kembali Estela menarik kedua sudut bibirnya. "Ehm, kurasa di rumah saja. Ada pekerjaan lain yang harus kulakukan sebelum memulai siaran."
"Baiklah. Kabari aku jika kau membutuhkan sesuatu," kata Mrs. H, dan Estela mengangguk-angguk patuh.
Sayangnya setelah Mrs. H menjauh, Estela kembali tidak tenang. Ada niat ingin mengejar Mrs. H dan meminta menemaninya, namun tentu saja ini tindakan yang kurang sopan karena dapat mengganggu pekerjaan wanita itu.
Semua ini dikarenakan kedatangan Ashton dari arah yang berlawanan dengan Mrs. H, sepertinya memang sengaja menghampiri Estela begitu melihatnya berada di agensi.
"Kau ada di sini, Indigo."
Sejujurnya Estela malas untuk menjawab perkataan Ashton. Tetapi berhubung mereka berada di agensi, Estela terpaksa menerapkan adabnya sebagai pekerja yang baik kepada Ashton yang memiliki pangkat dua angka di bawah CEO.
"O-oh, iya. Aku baru selesai berbicara dengan Pak CEO," sahut si wanita.
Kepalanya yang menunduk seketika terangkat ketika Ashton mengatakan, "Maksudmu calon mertuamu?"
Estela lelah, sungguh. Tidak bisakah Ashton memberikannya waktu untuk menenangkan diri?
"Ashton, tolong berhentilah! Juga, kita sedang bekerja. Aku malas mendebatkan hal ini."
"Kenapa? Aku memang benar, kan?"
Izinkan Estela menuangkan air berisi es ke muka Ashton. Serius, dia sedang berusaha keras menahan emosinya.
"Setelah kau menghinaku, memandangku hanya peduli pada popularitas, kau masih bisa bersikap sesantai ini? Ya, aku di matamu memang serendah itu sebagai seorang wanita hingga terlihat hanya harta dan tahta yang aku inginkan."
Terdengar helaan napas yang berat datang dari mulut Ashton. Sepertinya berbicara dengan Estela merupakan sesuatu yang berat dalam hidup pria itu.
"Dengar, Estela. Aku tidak bermaksud berkata begitu kepadamu. Aku hanya ingin memilikimu. Aku ingin men—"
Segera Estela menyelanya. "Dan apa kau peduli terhadap pemikiranku? Dengan mudah menuduhku seperti kemarin? Kuucapkan terima kasih banyak. Berkat itu, aku jadi semakin yakin untuk tidak menerimamu sebagai pasangan hidupku."
Ashton meraih tangan Estela kembali, namun Estela tahu harus berbuat apa. Jadi, dia menghempaskan genggaman Ashton di salah satu anggota tubuhnya.
"Estela, jika kau masih bersikeras seperti ini, lihat apa yang akan aku lakukan terhadapmu. Kau pernah membayangkan dirimu tanpa Indigo akan bagaimana? Apa yang akan terjadi kalau aku merebut Indigo darimu?"
Itu akan menjadi mimpi buruk Estela, karena Indigo sudah seperti bagian dari dirinya. Indigo Valentine direbut dari Estela Sherman?
"Sebenarnya aku sudah memulai itu. Fakta mengenai Estela Sherman—Tidak. Maksudku Indigo Valentine yang memiliki perasaan khusus terhadap Daniel Re:UniTY hingga rela menjadi penggemar beratnya, kalau aku mengembangkan rumor yang telah kusebar itu menjadi 'Indigo benar-benar mengencani Daniel' dan bukan sebaliknya, apa yang akan terjadi, ya?
~×××~
-TBC-