"Daniel, aku duluan, ya. Jangan pulang terlalu larut!" ujar si member tertua. Kepala Daniel turun naik berangguk-angguk.
Kini, hanya dia yang tersisa di ruang latihan, apalagi sudah pukul 10 malam di kota tersebut. Walau begitu, kondisi kota masih ramai oleh lalu lalang kendaraan yang melintas di depan gedung agensi. Makanya Daniel tidak begitu takut terhadap suasana yang sedang dia lalui sekarang di gedung agensi yang sudah agak sepi meski masih ada beberapa staf.
Meskipun bisa dia lakukan di asrama grup, tapi Daniel ingin mengetahui lebih dalam tentang sosok penyanyi virtual itu saat ini juga. Jadi, dia memfokuskan dirinya untuk menonton siaran langsung yang menampilkan perempuan dalam wujud animasi berambut ungu dengan mata yang senada namun sedikit lebih cerah. Sesuai namanya, Indigo, yang masih satu keluarga bersama warna ungu.
Ia sedang memperlihatkan sosok Indigo yang tengah bermain game online berjenis FPS. Kecepatan tangan dan penglihatan tajam ternyata dimiliki oleh makhluk virtual itu. Meski serangan dekat merupakan kelemahannya, ternyata Indigo sangat lihai sebagai penyerang jarak jauh atau sniper. Daniel cukup terkejut karena sosok itu ternyata ahli memainkan game tersebut.
Di tengah permainan, Indigo terdiam sejenak untuk membaca komentar-komentar dari para penonton.
" 'Bagaimana suasana di sana? Apa kau bertemu dengan penyanyi favoritmu?' " kata Indigo yang sedang membacakan pesan dari salah satu penontonnya.
Indigo membalasnya dengan ceria. "Ya, aku bertemu dengannya. Tapi, aku tidak berani mendekat karena malu. Yang pasti, aku sangat senang bisa melihatnya dari jarak yang sangat dekat. Oh! Juga selama di sana, aku belajar banyak hal mengenai cara memberikan penampilan yang baik bahkan memperbaiki dan mengembangkan suara menyanyiku.
"Orang-orang sangat ramah dan banyak yang tertarik kepadaku. Kalian tahu sendiri, aku ini datang dari dunia virtual dan muncul lewat hologram menjadi sesuatu yang menarik perhatian orang-orang. Tapi, Tuan Bos, lain kali tolong jangan meminta aku melakukan itu lagi. Aku malu."
Daniel dibuat tertawa oleh tingkah Karakter animasi tersebut. Karakter animasi itu memperlihatkan wajah memerah disertai senyum aneh. Meskipun gerakannya kaku, tetapi Daniel bisa menangkap sikap malu darinya.
Indigo kembali membacakan komentar lain. " 'Apa yang kemarin itu kostum barumu?' "
"Ya, tapi itu akan digunakan hanya ketika aku sedang berada di atas panggung. Untuk streaming, hingga saat ini aku masih memiliki dua kostum. Jika ingin memberikan kostum streaming baru untukku, silahkan protes kepada Tuan Bos."
Daniel menikmati siaran langsung tersebut, hingga sesuatu membuat pria itu terdiam menyaksikan video tersebut.
" 'Penampilanmu jelek'."
Indigo tak lagi berbicara, membuat napas Daniel seolah-olah terhenti. Dia mengepalkan tangannya. Komentar yang pasti akan didapatkan oleh seorang idol. Tapi dengan mengomentarinya ketika siaran sedang berlangsung, itu benar-benar seperti menjatuhkan harga diri si idol.
Tetapi, Daniel menyaksikan Indigo yang kini tersenyum hingga matanya menyipit dan melengkung hampir seperti bulan sabit. Senyum terukir di wajahnya.
"Maafkan aku. Aku berjanji, lain kali aku takkan mengulanginya lagi. Tapi jika aku boleh tahu, apa yang perlu aku perbaiki?"
Setelah melihat video penampilan milik Indigo, Daniel berpikir itu sudah sangat baik. Hanya saja pasti ada segelintir orang yang tidak terima atas pencapaian Indigo. Dirinya bahkan sudah hafal mengenai hal-hal semacam ini.
Nyatanya dunia virtual tidak berbeda jauh dengan dunia nyata. Idol tetaplah Idol yang harus bersikap profesional di kala mendapat hinaan maupun kritikan pedas dari orang-orang. Meski tidak tahu benar bagaimana cara berpikir Indigo yang sesungguhnya, tetapi Daniel merasa dirinya sangat mengerti atas perasaan Indigo.
Kemungkinan besar sosok di balik Indigo sedang berusaha keras menyembunyikan kesedihannya.
***
Selagi menuju ke asrama Re:UniTY, ternyata siaran langsung yang dilakukan Indigo telah selesai. Akhirnya Daniel ketinggalan menonton hingga akhir tayangan. Walau begitu, dia masih bisa menyaksikannya lagi ketika video itu kembali muncul dengan durasi penuh. Jadi sambil menunggu, Daniel akan melatih sedikit kemampuan bernyanyi serta menarinya.
Lelaki itu membuka sosial media Re:UniTY dan membagikan sebuah video agar dilihat orang-orang. Video yang memperlihatkan dirinya tengah menunjukkan sedikit tariannya di kamar. Tak lama setelah itu, postingan Daniel mendapatkan beribu-ribu penyuka dan komentar. Ia begitu senang jika sudah membaca tiap komentar yang diketik para penggemarnya.
'Jika benar dia, aku tidak bisa bersaing.'
'Sungguhan, ini idol yang disukai Indigo?'
'Selain orang-orang nyata, ternyata Daniel Kim disukai juga oleh manusia-manusia virtual.'
Daniel menyipitkan mata. Salah satu komentar menyebutkan nama 'Indigo'. Tetapi, Indigo yang mana? Ada banyak orang yang bernama Indigo. Hanya saja melihat komentar yang lain, seolah-olah mereka sedang membahas Indigo Valentine.
Jika yang dimaksud adalah benar merupakan penyanyi virtual yang sedang Daniel ikuti, tak bisa terbayangkan oleh pria itu bagaimana reaksi Indigo jika seandainya tahu Daniel pun menyukainya. Akan tetapi, dia lebih memilih mengabaikan itu daripada membalas komentar mereka satu per satu, walau rasa penasaran masih menyelimuti dirinya.
"DANIEL, MAU MAKAN BERSAMA?" pekik seseorang dari luar kamarnya. Jika mengenali dari suaranya, ia adalah member tertua di Re:UniTY yang hobi memasak dan mengajak makan.
"IYA. SEBENTAR LAGI AKU KELUAR. JANGAN MULAI DULUAN!" seru Daniel yang menyahut temannya itu.
Cepat-cepat dia bergegas menggunakan pakaiannya yang bersih sehabis dia mandi terlebih dahulu. Daniel terdiam sejenak sembari memandangi ponsel yang masih menyala. Ia matikan benda itu dan pergi ke ruang tengah tanpa membawanya.
Di meja makan sudah ada ketiga member yang sedang merapikan makanan, sedangkan satunya lagi tengah membawa piring dan gelas dari dapur.
"Wah, aku tidak bisa makan banyak. Aku sedang diet." Bibir si member termuda melengkung ke bawah, sedih hati karena sedang tidak bisa mengikuti jejak keempat member lain.
Daniel mengusap-usap sedikit kasar kepala member tersebut. "Makan yang lahap saja. Ini tidak akan membuat berat badanmu langsung naik lima kilogram."
Seketika senyuman muncul dari wajahnya, pun dengan mata yang berbinar-binar. Daniel senang melihatnya begitu. Dia pernah merasakan pahitnya diet ketat hingga dilarikan ke rumah sakit, dan dia tidak ingin member lain turut merasakannya juga.
"Oh, ya. Aku dengar ada penyanyi terkenal yang menyukai Daniel. Kau beruntung, anak muda," kata si member tertua.
"Memangnya siapa?" sahut sang leader.
"Kau tahu penyanyi animasi yang menang penghargaan kemarin?" Sang leader mengangguk-angguk. "Indigo Valentine, ada gosip dia ternyata penggemar berat Daniel."
Sontak lelaki yang sedang dibicarakan member tertua dan sang leader terbatuk-batuk karena tersedak makanannya yang baru dia lahap. Member termuda langsung menyodorkan air minum meski bukan milik Daniel.
"Aku?" Daniel meyakinkan diri.
Si member tertua menjawab, "Iya, kau. Memangnya siapa lagi yang sedang aku bicarakan? Kemampuan menyanyinya sangat bagus. Aku jadi penasaran bagaimana sosok di balik karakter animasi itu."
"Paling gendut dan jelek."
Segera si member tertua menepuk mulut member yang lahir setahun setelah Daniel dan sebelum sang leader. "Hush. Perbaiki sikap dan bicaramu."
Dia memandang lagi Daniel dan berkata, "Sepertinya akan keren jika kita bisa menggandengnya untuk melakukan kolaborasi bersama kita. Bagaimana menurut kalian?"
Sang leader menjentikkan jari. Nampak ia menyetujui ide si member tertua. Jika dipikirkan lagi, memang ini bukan sesuatu yang buruk.
Nama Re:UniTY dan Indigo Valentine sama-sama sedang naik daun. Kalau itu benar-benar bisa dilakukan, maka Daniel akan ikut mengangkat tangan sebagai salah satu orang yang mengiyakan kolaborasi tersebut.
***
Perlu diketahui, bahwa biasanya penyanyi ataupun streamer virtual akan melakukan siaran langsung saat malam hari atau bahkan dini hari jika ingin dan sanggup. Terlihat oleh mata Daniel ketika sedang menggeser-geser layar ponselnya, nampak video Indigo yang sedang melakukan streaming di detik ini juga. Tanpa membuang-buang waktu lebih banyak, Daniel segera meng-klik video tersebut selagi dia masih beristirahat.
Ternyata Indigo masih mempersiapkan siaran langsungnya karena video sedang berada pada bagian pembuka dengan gambar bunga berwarna ungu yang tengah ditiup angin dengan lembut, bersamaan dengan munculnya suara angin dari dalam video. Sungguh menenangkan.
Daniel menunggu dan terus melakukannya hingga akhirnya dia bisa menyaksikan Indigo yang kini muncul di layar ponselnya.
"Halo, aku Indigo Valentine, si bunga ungu penebar kasih sayang. Selamat datang di siaran langsungku, dan bagaimana kabar kalian, Indigenous? Walau mungkin terkadang ada hal yang tidak mengenakkan terjadi, tapi kita tidak boleh bersedih begitu saja. Benar? Harus tetap tersenyum dan selalu bersemangat. Ada aku di sini yang akan menyemangati kalian. Jadi, terus berjuang ya!"
Kalimat pembuka yang cukup menggetarkan hati Daniel. Tiba-tiba terlintas di pikirannya untuk melihat sesuatu. Cara menjadi membership.
~×××~
-TBC-