Chereads / Into Reality : Mewujudkan Cinta Virtual / Chapter 1 - BAB 01 : Pada Tempatnya Masing-masing

Into Reality : Mewujudkan Cinta Virtual

🇮🇩MikuSirius_
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 11.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - BAB 01 : Pada Tempatnya Masing-masing

"Jelaskan pada kami, bagaimana perasaan kalian setelah memenangkan nominasi Artist of The Year di acara penghargaan musik bergengsi ini?"

Mic beralih mendekat pada mulut seseorang yang berambut cokelat kehitaman serta memiliki sorot pandang yang nampak tajam. Meski begitu, otot-otot di wajahnya nampak santai karena dalam perasaan yang sangat baik. Senyum berkembang bersamaan dengan mata yang berbinar-binar memperlihatkan perasaannya secara jujur.

"Sama seperti member lain, aku pun sungguh bahagia bisa memenangkan nominasi itu. Hal seperti ini merupakan mimpi kami bersama sejak lama. Berusaha keras dan bekerja sama menjadi salah satu kunci kami untuk meraihnya. Tapi, semua ini tidak terlepas dari dukungan para penggemar di luar sana yang membagikan lagu-lagu kami dan memberikan inspirasi bagi mereka. Aku sangat mencintai mereka. Trophy ini tidak hanya untuk kami, tapi untuk kalian juga."

Sang host bertepuk tangan atas jawaban yang dia dapatkan dari pria tersebut. Memang sudah bukan hal yang aneh jika setiap kali grup tersebut diwawancarai, jawaban mereka akan selalu membawa-bawa nama penggemar mereka. Tetapi, bukankah ini yang disukai oleh orang-orang, figur publik yang menghargai dukungan orang-orang kepadanya?

Sang host menyelesaikan wawancaranya dengan grup tersebut dan berpindah pada penyanyi lain. Sedangkan grup itu beralih posisi mencari tempat yang luas hingga cukup memuat lima orang. Pria berambut cokelat kehitaman tadi yang memberikan respons terhadap pertanyaan dari host, dipanggil oleh seorang teman segrupnya setelah kedapatan berdiri agak jauh dari member lain.

"Daniel, jawabanmu bagus. Jika bisa, maukah kau yang membalas pertanyaan-pertanyaan lain di waktu mendatang?"

Nampak ada keterdiaman sesaat sebelum pria itu menggerakkan kepala ke kanan kiri. "Tidak, ah. Aku cuma ingin untuk yang barusan. Kurasa jawabanku masih harus diperbaiki. Lain kali kau saja. Jangan tunjuk aku!"

Ia tertawa sebentar sebelum menanggapi perkataan Daniel. "Kau tidak perlu memperbaiki itu, tapi hanya tinggal mengembangkan lagi dirimu."

Setelah ini, mereka berniat untuk pulang dan beristirahat di asrama grup sebelum besok datang ke agensi demi menemui Sang CEO. Tetapi sebelum  grup itu melangkah pergi meninggalkan area red carpet, mereka melihat sesuatu yang mirip dengan hologram muncul tidak jauh dan sedang diwawancara juga. Daniel mengerutkan kening. Dia baru melihat hal yang seperti itu.

"Kau tidak tahu tentang itu?" Daniel mengangguk-angguk. Dia merasa penasaran.

"Itu adalah teknologi motion capture yang digabungkan dengan hologram tiga dimensi yang telah dikembangkan perusahaan teknologi terbesar di—"

"Tidak, bukan itu maksudku." Daniel buru-buru menyelanya sebelum melanjutkan. "Dia itu siapa? Bagaimana bisa ada karakter kartun di tempat ini?"

"Oh ...." Lirikannya beralih pada apa yang Daniel lihat. "Namanya Indigo Valentine, kalau aku tidak salah ingat. Seorang penyanyi sekaligus streamer virtual yang memenangkan nominasi penyanyi solo terbaik. Namanya saat ini sedang ramai dibicarakan karena menggunakan konsep yang unik, meskipun sebenarnya hal-hal virtual seperti ini sudah tidak aneh. Bahkan kau bisa menemukan banyak streamer lain jika mau mencari. Dia sangat dicintai karena kebanyakan lagu-lagunya mudah diterima masyarakat."

Masih sibuk memandangnya, hingga Daniel terciduk ketika sosok itu berbalik menatapnya saat menoleh ke kanan. Kini, mata mereka saling beradu melihat kepada satu sama lain. Saat itu juga, Daniel menyaksikan kepala Indigo yang langsung beralih lagi dan seperti sedang menahan senyum. Sikapnya pun menjadi agak kaku.

Daniel juga tidak tahu harus bertindak bagaimana. Karenanya, dia harus segera mengakhiri hal ini atau orang-orang akan mengira mereka memiliki hubungan khusus semacam sepasang kekasih, karena media sangat menyukai hal-hal berbau gosip atau apapun yang bisa menyita perhatian masyarakat luas.

***

Tiba di asrama grup, Daniel memikirkan sosok animasi yang dia amati. Tidak dapat menyangkal bahwa sosok itu begitu cantik. Mungkin sengaja dibuat menarik agar bisa mengambil minat orang-orang kepadanya Senyum karakter itu sangat manis dan menggemaskan. Apalagi setelah kedapatan ditatap Daniel.

Oh, bolehkah Daniel merasa sosok itu menjadi salah tingkah gara-gara dirinya?

Dengan sengaja Daniel mencari tentang wujud itu. Nama Indigo Valentine dia ketik di web yang kemudian menampilkan sesuatu yang kurang lebih seperti dugaannya.

Indigo Valentine, seorang penyanyi virtual yang setiap enam bulan sekali akan mengeluarkan mini album terbaru dan ini rutin dilakukan. Selain itu, Indigo juga bisa dibilang streamer yang aktif melakukan kegiatan yang hampir mirip dengan idola di kehidupan nyata. Ia kerap melakukan streaming, berbicara dengan para penggemarnya yang mirip-mirip dengan fansign atau memberikan penampilan seperti bermain game online.

Akan tetapi, satu hal yang menarik dalam dunia virtual lewat pencarian nama Indigo Valentine ditemukan oleh pria itu.

" 'Identitas aslinya dirahasiakan, dan ini membuat orang-orang tidak mengetahui seperti apa sosok asli di balik Indigo Valentine'?" kata Daniel. "Sungguh, ini berkebalikan sekali dengan duniaku."

Daniel yang kelelahan bahkan sedari tadi kerjaannya cuma berpikir, berakhir merebahkan diri di ranjang sambil memikirkan Indigo Valentine.

"Cara itu pasti menarik perhatian banyak orang. Juga, dia akan merasa aman karena kehidupan pribadinya tidak dapat diketahui orang lain. Mengapa dunia kita sangat berkebalikan, ya? Aku ingin kehidupan yang seperti lndigo."

Memori Daniel membawa si empunya mengingat pada kejadian di masa lampau, ketika dia masih menjadi seorang trainee. Hari yang berat harus dia lewati. Ditambah ketika grupnya baru debut. Tampil di depan banyak orang dan disorot kamera membuat Daniel harus lebih berhati-hati terhadap penampilannya.

Dia tak ingin orang lain merasa tidak puas terhadap dirinya maupun grupnya. Berusaha menjadi sosok yang sempurna meskipun dia sadar dirinya tidak sempurna.

Belum lagi terkadang ada penggemar yang nekat menyerang keluarga dan teman-temannya. Membuat Daniel kurang nyaman dan menganggap itu sebagai tindakan yang tak ada etika, meskipun Daniel tidak dapat memberitahu perasaannya kepada siapapun selain teman-teman segrup. Banyak kekhawatiran yang dia rasakan.

***

Diberikan libur sehari setelah dua hari yang lalu memenangkan penghargaan tidak membuat Re:UniTY berleha-leha. Semua anggota setuju untuk berlatih di dalam gedung perusahaan yang menjadi agensi mereka dengan nama Bluesky Entertainment.

Sudah lebih dari lima jam mereka berlatih koreografi dari lagu-lagu yang mereka punya, yang dirilis tahun-tahun sebelumnya. Ini dikarenakan akan ada konser yang diselenggarakan di kota tersebut, tempat grup Re:UniTY besar. Daniel menjadi salah satu member yang akan menunjukkan kelihaiannya dalam menari, bersama dengan teman segrupnya yang berposisi sebagai lead dancer.

"One, two, three, four, five, six, seven, eight." Daniel menghentikan gerakan tarinya seraya memperhatikan ke arah teman-temannya di belakang punggung lewat cermin di depan.

Dia kembali berucap, "Itu sudah cukup. Saat ini, jangan terlalu mengeluarkan tenaga karena kita cuma perlu mengompakkan gerakan kita bersama."

Keempat member lain menganggukkan kepala. Karena Daniel yang ditunjuk sebagai main dancer, membuatnya dipercaya membantu pelatih tari untuk menyempurnakan koreografi grup. Setelah hari penunjukan posisi itu, Daniel benar-benar mengabdikan diri untuk grup, agensi, juga yang paling utama adalah dunia tari.

Musik pun ikut berhenti. Seluruh anggota mengambil waktu istirahatnya masing-masing. Akan tetapi, seperti member lain, Daniel masih berlatih meskipun ada jeda hanya untuk minum. Lelaki itu terkenal dengan sikap perfeksionisnya terhadap penampilan. Daniel takut mengecewakan orang lain. Daniel cemas—

Sang leader grup menepuk bahu Daniel dari belakang hingga kegiatan lelaki itu tak lagi berlanjut.

"Beristirahat lah, Daniel. Kau sudah bekerja keras dan hasil latihanmu juga sudah sangat bagus. Jika terlalu memaksakan diri, kemungkinan kau akan jatuh sakit saat hari itu tiba, dan kau pasti tidak mau mendapat penolakan dari atasan untuk ikut tampil bersama yang lain," katanya.

Daniel terdiam dan cukup terganggu oleh pemikiran si leader, namun dia membenarkan apa yang diucapkan temannya. Sorot mata Daniel yang nampak berambisi dan menajam, perlahan-lahan melunak.

"Maafkan aku." Lalu, Daniel tersenyum hingga senyum kotaknya terlihat. "Ayo kita makan bersama! Kali ini, kau yang membayar, ya."

Si teman tertawa kesal tapi tidak merasa keberatan atas ulah Daniel. Selagi ia menelepon sebuah restoran untuk memesan, Daniel memainkan ponselnya dan menemukan sesuatu dari sana. Sebuah video yang menarik perhatiannya. Segera dia meraih earphone dan memasangkannya di telinga, lalu memutar video itu.

"Halo, aku Indigo Valentine, penyanyi dan streamer virtual kesayangan kalian. Stream yang aku lakukan sekarang tak lain untuk merayakan kemenanganku kemarin. Sungguh, aku tidak menyangka bisa memenangkan nominasi itu sampai aku hampir tidak tahan lagi menangis. Apa yang aku dapatkan tidak lepas dari bantuan dan dukungan kalian. Semuanya, terima kasih. Untuk seterusnya, aku berharap aku bisa terus memberikan karya yang terbaik kepada kalian."

Daniel kembali tersenyum. Tidak salah dirinya mengikuti sosok itu. Walau ia berwujud dua dimensi atau bisa dianggap sebagai animasi, Daniel akan menganggapnya sebagai animasi yang memberi dampak positif kepadanya.

~×××~

-TBC-