Chereads / INI KISAHKU (Santi , Panji) / Chapter 5 - Cinta jarak jauh

Chapter 5 - Cinta jarak jauh

Setelah pertunangan itu hubungan yang ku jalani dengannya semakin lama semakin erat, keeratan masih mempunyai batas tidak membuat kita lupa akan norma-norma yang ada. Ketika benar-benar mencintai seseorang jangan sampai lupa mencintai diri sendiri, jangan sampai melupakan kebebasan mengekspresikan diri dan dalam hal cinta kita bisa menjadi kuat atau pengecut bisa lupa akan rasa sakit dan kesenangan diri sendiri tetapi hanya peduli akan rasa sakit dan kesenangan orang lain.

Hubungan ini yang pernah ku sebut waktu yang salah bertemu yang tepat, entah ini yang di sebut mengambil keputusan gegabah umur yang sepantasnya belum memikirkan tentang hubungan cinta antara dua manusia. Masa-masa ini aku di mana seharusnya masih memikirkan kesenangan sesaat tapi sebaliknya aku sudah memikirkan yang belum dipikirkan anak seusiaku.

Mungkin karena haus akan cinta seseorang atau masa puber terlalu cepat aku tidak memahami secara persis. Mungkin aku menantikan pesona yang diberikan cinta pada segala penjuru arah yang tidak akan pernah menjadi fenomena sesaat yang bisa pudar dalam hidup. Pancaran kehidupan indah ini tidak hanya bersinar pada masa saling mengenal dan masa saling merindukan. Periode ini seharusnya tidak hanya setara dengan fajar sehari. Meskipun fajar itu indah dan cantik, tetapi di hari-hari berikutnya cahaya dan panasnya jauh lebih besar daripada saat fajar.

Entah apa yang membuatku mengambil keputusan untuk menerima pertunangan itu karena juga tidak tahu apa sebenarnya yang disebut cinta itu. Rasa nyaman yang menumbuhkan rasa-rasa yang lain dan berapa banyak momen dalam hidup seseorang yang bisa membuat jatuh cinta pada seseorang dan tragedi terbesar dalam cinta terletak pada kalimat "Aku mencintaimu!" antara memiliki atau kehilangan.

Suara motor yang ku kenal dari arah jalan gang menuju rumah samar-samar terliat bentuk tubuh dan rambut yang ikal itu. Ia mematikan motor dan berjalan pelan menuju teras rumah sambil mengatakan, "Assalamualaikum," ia mengatakan dengan pelan.

"Waalaikum'salam," jawabku singkat dengan senyum terukir di wajah.

"Lagi apa kamu?" Ia bertanya, dengan sudut bibir tersungging menampilkan seulas senyum tipis di wajahnya.

"Lagi se mengerjakan tugas," kataku menegaskan. Aku pun berkata kembali, "kemarin saat tunangan kata kamu tidak bawa banyak orang dan tapi kenapa yang datang ternyata bawa satu RT?" kataku dengan penuh pertanyaan.

"Bagaimana lagi tetangga sebelah dan teman pada mau ikut ya tidak bisa melarang," katanya dengan penuh ketidakberdayaan. Ia meneruskan bicaranya, "maaf ya, soal itu." katanya dengan rasa bersalah.

"Tidak apa-apa," jawabku dengan sedikit rasa tidak enak hati.

"Aku kesini tadi ingin berpamitan, aku mau pergi ke luar pulau untuk bekerja," dia menjelaskan.

"Tidak ada pilihan lain kah?" Tanyaku sedikit rasa tidak rela untuk melepaskannya.

"Tidak ada," katanya dengan sedikit menunduk.

"Ya sudah di sana hati-hati jaga diri baik-baik," kataku mengingatkan.

Ia pun berkata, "huum, jangan khawatir aku akan jaga diri baik-baik."

"Perginya kapan?" kataku.

"Besok kamis," katanya menjelaskan. Ia pun berkata lagi, "besok aku antar sekolah ya."

"Kalau kamu tidak sibuk boleh saja," kataku.

"Ok," katanya dengan singkat. Setelah mengobrol cukup lama dia berpamitan untuk pulang, sebelum pulang dia bertanya lagi, "pulsamu masih ada tidak?"

"sudah habis," jawabku. Perhatian kecil yang membuatku semakin nyaman berada bersamanya maklum selama pacaran dengannya tidak pernah beli pulsa sendiri setiap tidak membalas SMS-nya dia pasti mengira pulsa di hand phone ku sudah habis. Kalian pasti mengira karena pulsa tapi buatku perhatian kecil itu membuktikan aku ada di dalam hatinya.

Suara knalpot itu semakin lama semakin menjauh seperti jarak antara kita nanti. Kegembiraan yang sudah lama tidak ada dan kebahagiaan yang sudah lama tidak ada sekarang semuanya sudah ada tapi kamu pergi untuk waktu yang lama. Sebenarnya hidup ini sangat sederhana dan juga sangat polos tapi hidup ini sangat nyata ada banyak kata yang tidak bisa terucap tapi dalam hati memahami. Begitu banyak cinta yang diam-diam tidak di tunjukan tetapi dengan tulus mencintai. Banyak cinta yang tidak dapat dipahami tetapi aku akan memperlakukannya dengan cara rasional.

Ketika kakiku di injak semua orang ia seperti dewa menyelamatkan dari jurang maut. Ia seperti memperlakukanku dengan lembut , memanjakan dengan penuh perhatian.

Membiarkanku melambung ke awan yang tinggi sedikit demi sedikit aku semakin mendalam akan cintanya dan ketergantungan akan adanya dia. Terkadang sangat mudah bagiku untuk jatuh cinta pada seseorang tapi sulit untuk berpaling pada seseorang. Hanya dengan tatapan mata darinya senyuman, jangkauan dan perhatiannya sudah bisa membuatku jatuh hati padanya.

Ketika perasaan cinta di tantang oleh jarak, kita pasti selalu berharap bahwa kekasih ada di sisi kita tapi keadaan tidak memungkinkan aku dan dia selalu berharap selalu ada di samping satu sama lain. Ujian cinta jarak jauh adalah masalah waktu yang lain adalah ruang. Seperti cinta online yang lain betapa pun antusiasnya hubungan komunikasi pada akhirnya tidak mengandalkan sebuah komunikasi yang sebenarnya untuk lebih yakin. Kalau tidak seperti layar hand phone yang dingin. Meskipun, bahasa dan kata-kata dapat meningkatkan perasaan namun tidak dapat dibandingkan dengan bertemu dan bertatapan mata langsung. Sebenarnya cinta jarak jauh sangat sulit dan penuh dengan ketidakpastian, cinta jarak jauh adalah terbaik untuk menguji perasaan cinta satu sama lain. Bahkan jika kita tidak lulus dari ujian ini berarti kita tidak tahu arti cinta sebenarnya.

Cuaca pagi ini sangat cerah matahari pagi menyongsong kegiatan hari ini kemarin kita berdua membuat janji mengantarku pergi ke sekolah karena besok dia mau berangkat kerja paling lama tiga bulan baru pulang. Suara motor yang ku kenal terdengar berbelok di gang jalan samar-samar terlihat bentuk tubuhnya. Ia pun berkata, "pagi, sudah siap belum?" Katanya. ia meneruskan bicaranya, "Nenek, ke mana?" tanyanya lagi.

"Sudah siap, Nenek sudah kerja di sawah orang," jawabku.

"Ya sudah, ayo berangkat!" Ia berkata.

"Bentar tutup pintu dulu," kataku. Ia menghidupkan motornya aku pun berjalan pelan ke arahnya, ku meletakan pantatku di jok belakang.

Ia mengemudikan motor itu dengan pelan lalu ia berkata, "kamu tadi sudah sarapan belum?" tanyanya.

"Belum!" kataku sambil memegang perut dengan satu tangan. Dalam pikirku apakah ia tadi dengar suara bunyi perut keroncongan.

Jam masih menunjukkan pukul tujuh tiga puluh akhirnya sampai di sekolah dan masih ada waktu makan. Aku menaruh tas dan bergegas menghampirinya di kantin sekolah. Ia telah memesan dua porsi lontong pecel dan dua gelas teh hangat. Secepatnya melahap yang di hadapan masing-masing tidak perlu waktu yang lama semua makanan itu sudah habis tersisa. Bel waktu masuk sekolah pun berbunyi aku pun berpamitan untuk masuk dan ia pun sama untuk berpamitan karena besok dia harus pergi.

"Aku masuk sekolah dulu ya, hati-hati di jalan jaga diri baik-baik," kataku.

"Huum, kamu juga jaga diri baik-baik, jangan macam-macam!" dia memperingatkannya.

"Sudah gih, sana pulang!" kataku sedikit memerintah.

Setelah itu aku berlari masuk kelas untung belum ada guru yang masuk. Aku pun bertanya pada Rasti, "kok, belum ada guru memang ke mana gurunya?"

"Ke mana saja kamu tadi untung pak guru sedang rapat kalau tidak kamu di strap di depan kelas?" Ia berkata panjang lebar.

"Tadi habis makan sama pacarku karena besok dia mau pergi keluar kota," kataku menjelaskan.

Bel sekolah yang mempertandakan jam terakhir sudah berakhir semua berlarian keluar kelas menuju kendaraan masing-masing, ada juga yang menunggu bus di pinggir jalan. Aku berjalan keluar melalui lorong kelas menuju gerbang sekolah terlihat masih banyak orang di sana satu per satu orang naik bus yang ditunggu.

Hari ini tak terasa cepat berlalu suara telepon berdering terlihat nomor yang ku kenal dengan sigap ku angkat telepon itu.

"Assalamualikum," ia berkata dengan suara agak tegas.

"Walaikumsalam," jawabku.

"Aku sudah di terminal tinggal menuggu berangkat," katanya menjelaskan.

"Jaga diri baik-baik, jangan lupa makan, jangan lupa kabari aku jika sudah sampai di tempat," kataku.

"Huum, kamu juga," katanya. Ia berkata lagi, "ya sudah, busnya sudah siap mau berangkat."

"Ok," jawabku dengan singkat.

Sebenarnya ada rasa tidak ingin melepaskan kepergiannya tapi tidak ada pilihan lain karena itu jalan-jalan satu-satunya untuk memperbaiki keadaan ekonomi. Maklum ia bukan terlahir dari keluarga yang mampu harus berdiri di kaki sendiri dan harus berusaha sendiri.

Tidak terasa sudah satu bulan aku cuma mendengar suara tanpa bisa melihat wajahnya. Walaupun setiap hari ia menyempatkan sekali untuk cuma menanyakan kabar tapi terasa kurang. Jarak itu menakutkan karena kita tidak tahu orang yang kita pikirkan apakah sedang memikirkan dan merindukan kita atau malah sebaliknya.

Kalau soal cinta, kita hanya bisa merasakan suka dan dukanya jika pernah mengalami hubungan jarak jauh, tidak ada yang bisa di ajak berbagi, tidak ada yang bisa di ajak tertawa, tidak ada yang bisa di ajak menangis apalagi tidak ada yang bisa dipeluk. Kadang kala tidak bisa di hubungi cuma bisa disentuh lewat layar telepon. Belajar untuk menyendiri, belajar untuk menolak godaan, belajar bagaimana hidup sepenuhnya, bagaimana menjaga diri sendiri. Hubungan jarak jauh menguji kesabaran dua insan, dua hati yang tidak berubah dan komitmen yang tidak berubah oleh waktu.

Kita dipisahkan oleh sebuah kota tetapi memiliki jembatan di hati tidak bisa melihat satu sama lain tapi bisa merasakan nafas satu sama lain. Setiap kali aku makan sendirian, pergi berbelanja sendirian, dan tidur sendirian aku akan memeluk diri sendiri, dan membiarkan diriku berpura-pura menjadi kamu.

Hal terpenting dalam hubungan jarak jauh adalah kepercayaan dan ketekunan! Di mata orang lain, hubungan jarak jauh sangat tidak realistis, aku pikir dua orang yang benar-benar saling mencintai tidak akan menyerah satu sama lain karena jarak! Jika kita benar-benar saling mencintai, kita harus berjuang untuk cinta ini, itu semua benar-benar tidak mudah.

Jarak adalah kertas ujian mengukur ikrar cinta, akankah terwujud pada akhirnya? Harus tahu bahwa hubungan jarak jauh adalah berpacu dengan waktu jika bertahan akhirnya akan menang, jika kalah dengan waktu kita akan merindukan orang itu selama sisa hidupmu. Karena itu harus bertahan dalam maraton hubungan jarak jauh bertahan untuk menang.