Hari telah berganti pagi. Di pagi hari yang masih terlihat gelap, lebih tepatnya sekitar jam 4 pagi, aku sudah terbangun, dan ini merupakan rutinitas jam ku membangunkan diri.
"Huaaah.." Aku terbangun sambil merentangkan kedua tanganku keatas menarik tubuhku.
Sejenak aku duduk menenangkan diri untuk mengumpulkan nyawaku. Setelah itu aku segera melucuti seluruh pakaianku lalu berjalan keluar dari kamarnya Juan menuju masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah mandiku selesai, aku segera keluar dari kamar mandi lalu masuk ke dalam kamarnya Juan. Aku langsung memakai pakaian lalu melakukan Ibadah shallat subuh, dan tidak lupa juga aku berdoa.
Setelah hari terlihat mulai sedikit terang, aku segera menggunakan pakaian rapihku untuk melakukan Interview kerja. Di hari itu aku menggunakan pakaian yang serba berwarna hitam. Aku memakai pakaian yang serba berwarna hitam tersebut bukan tanpa suatu alasan, akan tetapi menyesuaikan dengan pekerjaanku yang di lamar.
Adapun pakaian yang aku pakai di hari itu, yakni kemeja panjang berwarna hitam, Dasi berwarna hitam, celana bahan berwarna hitam dan sepatu pantopel berwarna hitam bersama dengan gesperku yang berwarna hitam.
Setelah menggunakan pakaian cukup rapi, aku pun menggunakan gatsby di rambut pendekku, aku menyisir ke samping rambutku menggunakan gatsby agar terlihat rapi dan juga klimis.
Meskipun dulunya hanya seorang pekerja serabutan, dihari itu aku terlihat tampan dan sangat menawan. Meskipun aku sudah menikah dengan seorang perempuan, dihari itu aku terlihat seperti masih bujangan. Setelah semuanya selesai, aku pun mengambil tas ranselku lalu meminta ijin untuk pergi kepada sang pemilik kamar.
"Ju, saya pergi dulu ya?", Pamitku kepada Juan yang masih tertidur.
"Hoaaah, Iya Ran hati-hati kamu di jalan.", Jawab Juan setengah terbangun dari tidurnya.
"Doakan ya Ju, agar saya lancar Interview Kerjanya dan di terima kerja?", Pintaku.
"Iya Ran, aku doakan koq.", Jawab Juan.
"Sallamu allaikum,,"
"Waallaikum salam.."
Sejenak aku menutup pintu kamarnya Juan lalu berjalan menuju ke pinggir jalan raya untuk menunggu bus kota yang menuju ke kantor pekerjaanku. Setelah beberapa saat di perjalanan dengan berbagai macam problema kemacetan di Kota Perantauan itu, aku pun telah sampai di depan gedung Kantor Perusahaan tersebut.
Aku langsung berdiri lalu berjalan keluar dari Bus yang aku naiki. Aku segera berjalan masuk ke gedung Perusahaan lalu mengisi daftar kunjungan, lalu setelahnya aku menunggu panggilan antrian Interview Kerja. Setelah beberapa saat kemudian, aku pun di panggil masuk ke ruangan HRD.
"Baiklah saya terima kamu untuk bekerja di Perusahaan ini."
"Sebagai awal kontrak kerja di Perusahaan ini, seperti biasa kami hanya akan mengkontrak kamu selama tiga bulan saja."
"Selama tiga bulan tersebut, status kamu hanyalah sebatas perbantuan saja."
"Apabila selama masa perbantuan itu kerjaan kamu bagus, kami akan memperpanjang kontrak kerjanya."
"Kami pun hanya dapat memberikan kamu gaji sesuai dengan yang tertulis pada surat kontrak perjanjian."
"Bagaimana, apakah kamu bersedia?"
Beberapa kali HRD Perusahaan yang aku lamar berkata kepadaku.
Dalam masa perbantuan tersebut merupakan masa training kerja selama tiga bulan. Selama tiga bulan itu, aku hanya akan mendapatkan gaji training, belum full. Akan tetapi jika kerjanya bagus, maka Perusahaan akan memperpanjang masa kontrak kerja untukku menjadi tahunan dan juga akan mendapatkan gaji bulanan yang Full, atau Gaji UMR.
"Saya bersedia Pak.", Ucapku.
"Baiklah, silahkan kamu tanda tangani terlebih dahulu surat kontraknya Mas? Biar saya buatkan langsung surat penempatan kerjanya.", Ucap HRD.
"Baik Pak.", Aku langsung menandatangani surat kerja kontrak kerja tersebut.
"Ini ya Mas, surat penempatan kerjanya?", HRD memberikan surat penempatan kerja kepadaku.
Aku pun langsung menerimanya.
"Nanti kalau bisa, hari ini kamu langsung menyurvei ke tempat kerja kamu untuk menemui senior kamu disana."
"Kamu bisa menanyakan ke seniormu yang disana mengenai prosedur untuk masuk ke dalam Mall yang tertulis pada surat penempatan kerja itu.",
"Sehingga besok kamu bisa langsung masuk kerja disana."
"Mengenai peraturan, untuk saat ini kamu hanya sebatas perbantuan saja."
"Untuk yang selebihnya kamu harus mengikuti peraturan yang diterapkan di Depstore yang ada di Mall itu. "
Beberapa kali HRD berkata kepadaku.
"Baik Pak, nanti setelah pulang dari sini saya akan langsung menyurvey dan juga menemui kakak senior di sana.", Ucapku.
"Baiklah kalau begitu, selamat bekerja dan tetap semangat ya Mas?", Ucap HRD.
"Terima kasih banyak Pak?", Ucapku.
"Sama-sama Mas.", Ucap HRD.
"Kalau begitu, saya langsung pamit ya Pak?", Ucapku.
"Iya, silahkan.", Ucap HRD.
Tentunya hatiku pun merasa bahagia dan berucap syukur, karena aku telah di terima bekerja. Aku segera berdiri lalu berjalan keluar dari Gedung Perusahaan itu.
Aku menunggu bus di pinggir jalan raya lalu pulang ke Kosannya Juan. Sesampainya di depan kosannya Juan, aku melihat seorang pria yang sedang mengobrol bersama dengan Juan dan terlihat sangat sedih.
Aku pun tidak berani untuk mereka berdua yang sedang mengobrol tersebur. Lantas aku duduk di kursi kayu panjang yang berada di depan Rumah Kosannya Juan.
"Ran?", Juan memanggilku.
"Iya Ju.", Ucapku.
"Kemari.", Juan memanggilku sambil mengayunkan tangannya.
"Baik Ju.", Ucapku.
Aku segera berdiri lalu berjalan menghampiri mereka berdua.
"Kenalin Ran, Ini namanya Angga. Hanya saja lebih suka di panggil Anggi?", Juan memperkenalkan Pria itu.
"Kenalin kak, nama saya Randy.", Ucapku sambil menyodorkan tangan kananku untuk berjabat tangan dengan Pria itu.
"Anggi.", Ucapnya dengan nada sedih sambil menangis.
"Anggi ini hari ini akan pulang ke kampung halamannya Ran, Ia akan pulang dan katanya tidak akan kembali ke Kota Perantauan ini dikarenakan Ibunya sedang sakit di rumahnya.", Ucap Juan.
"Betul Ran, saya tidak akan kembali ke Kota ini lagi, saya akan mengurus Ibu saya sekaligus menjalani kehidupan di kampung halaman.", Ucap Anggi.
"Turut prihatin ya kak? Semoga Ibunya lekas sembuh.", Ucapku.
"Amien, makasih Ran.", Ucap Anggi.
"Sama-sama Kak.", Ucapku.
"Ya sudah kalau begitu, saya pamit dulu ya Ran, Ju? Salamu'allaikum..", Ucap Anggi.
"Waallaikum salam..", Ucapku bersama Juan secara bersamaan.
Anggi berjalan sambil menyeret kopernya keluar dari gedung kosan. Aku bersama dengan Juan turut mengantarkannya hingga ke depan teras kosan.
"Hati-hati Anggi..", Seru Juan kepada Anggi dari depan kosan.
Anggi telah berjalan menuju ke jalan Raya.
Juan langsung duduk di kursi kayu panjang. Aku pun turut duduk di sebelahnya.
"Bagaimana Ran hasil Interview kerjanya? Kamu diterima atau tidak?", Tanya Juan sambil mendaratkan tangan kirinya diatas paha kananku.
"Alhamdulillah saya di terima Ju, dan mulai besok saya sudah bisa langsung kerja.", Ucapku.
"Syukurlah, aku turut senang mendengarnya." Ucap Juan.