Chereads / The Red Moon (Clara) / Chapter 2 - chapter 2

Chapter 2 - chapter 2

Nalan sampai dirumah dengan selamat . Dia langsung memeluk kakek yang baru pulang dari rah sakit .

" Kakek … anda terlihat lebih baik sekarang . " Nalan tersenyum dan duduk di samping kakek .

" Bocah nakal . Kau meninggalkanku di rumah sakit sendirian . Dan sekarang kau pura-pura merindukanku . " Kakek memukul kepala Nalan .

" Maaf … maaf . "

" Aku mandi dulu kakek . Nanti kita makan malam bersama . " Nalan menuju ke kamarnya .

" Iya . " Kakek tersenyum melihat cucu kesayangannya .

" Apa bocah nakal itu masih tidak mau berkencan dengan tunangannya . " Kakek bertanya pada asisten Johnson .

Sang asisten hanya tersenyum dan enggan menjawab pertanyaan kakek.

" Baiklah . Tidak usah kau jawab aku tahu apa arti senyumanmu itu. " Kakek menyeringai . Asisten Johnson berpamitan pulang .

" Halo kakek . Apa kakek sudah sehat sekarang . " Shakira datang menyapa kakek yang ada di ruang tamu .

" Sehat . Kau tampak cantik hari ini ."

" Terima kasih kakek ."

" Kakek ayo makan dulu . " Nalan keluar dari kamar menuju meja makan .

Shakira berusaha mendekati Nalan. Shakira duduk disebelah Nalan . Tapi Nalan menjauh dari tempat duduk Shakira . Kakek hanya memandang tingkah laku cucunya itu .

Karena kesal dengan tingkah Shakira . Nalan masuk kamar dan memeriksa email . Dia tersenyum saat melihat foto Clara ada di daftar interview esok hari .

" Aku gak perlu susah-susah menemukanmu cewek nakal . " Nalan tersenyum memandang foto Clara .

Clara bangun pagi sekali sudah siap untuk interview .

" Aduh gawat . Aku lupa sarapan tadi. " Clara menengok kesana kemari sambil mencari warung makan.

Karena hanya ada supermarket . Clara membeli mie instan seduh .

" Untung saja masih satu . " Clara mengambil mie itu tapi ada seorang laki-laki yang juga memegang mie itu.

" Ini punyaku . " Clara mengerutkan dahi.

" Kau belum membayarkan . Jadi masih bisa aku ambil . " Nalan tersenyum .

" Dasar rakus . Beli yang lain saja sana ." Clara menginjak kaki Nalan lalu kabur ke bagian kasir untuk membayar mie instan .

" Dasar cewek nakal . Awas kau . " Nalan memegang kakinya yang sakit.

" Tapi kenapa reaksinya biasa saja waktu melihatku . Apa dia tidak ingat denganku . " Nalan bergumam dalam hati dengan wajah kesal .

Clara duduk di depan perusahaan sambil memakan mie instan seduh yang tadi dia beli .

" Ah … kenyang . "

" Kau sudah sampai duluan . " Ali menyapa Clara.

" Iya . Aku takut telat . Inikan interview pertamaku . " Clara duduk disamping Ali.

" Bagaimana keadaan ayahmu di kampung . " Ali menatap wajah Clara.

" Huh … doakan saja . Ayahku perlu operasi pencangkokan jantung . " Clara menghela nafas.

Nalan yang tiba di perusahaan terlihat kesal dan emosi saat melihat Clara dan Ali berbincang bersama .

Pukul sembilan pagi interview dimulai. Nalan sendiri yang memimpin interview itu .

Clara masih tidak ingat bahwa Presdir Nalan adalah laki-laki yang dia tolong saat tengah malam .

" Ali ...pria yang ada di tengah . Tampan sekali . " Clara berbisik lirih pada Ali yang sedang serius mendengarkan interview .

" Ssst … diamlah . Fokus saja ke interview mu. " Ali mengerutkan dahi.

" Tapi … rasanya aku pernah melihatmu. Dimana ya . " Clara bergumam dalam hati sambil mengingat tampang laki-laki itu .

Giliran Clara maju untuk di interview . Clara sedikit gugup dan tegang . Tapi Clara langsung dinyatakan lolos dan besok bisa masuk kerja . Clara senang bukan main .

Nalan yang melihat tingkah Clara ikut tersenyum . Clara pulang ke tempat kost untuk menyelesaikan gambarnya yang belum jadi . Clara juga suka menggambar lalu gambarnya dijual di salah satu situs luar negri.

Karena rindu sang ayah . Dia menggambar sebuah jantung dan Clara juga menuliskan beberapa kata. Dia menuliskan " Aku ingin jantung ayahku kembali sehat . Ayah bisa bekerja lagi seperti dulu . "

Clara menutup buku gambarnya dan tangannya menengadah ke atas . Dia berdoa supaya sang ayah lekas sembuh dan operasinya berhasil . Clara menuju ranjang dan memejamkan mata .

Buku gambar yang digambar Clara mengeluarkan cahaya . Cahaya itu terbang jauh sampai ke rumah sakit tempat ayah Clara dirawat . Cahaya itu masuk ke tubuh ayah Clara dan memperbaiki jantung sang ayah .

Dokter dan perawat mengira pencangkokan jantung berhasil . Ibu Clara terharu dan segera menghubungi Clara .

" Nak … operasi ayah kamu berhasil. Ayah sudah siuman sekarang . " Ibu Clara menangis haru .

" Alhamdulillah Bu . Clara juga sudah dapat kerja . Ini mau berangkat . " Clara meneteskan air mata .

" Alhamdulillah kalau sudah dapat kerja. Berangkat saja jangan sampai telat . " Ibu Clara menutup telepon .

" Ini . " Nalan memberikan sapu tangan karena Clara terlihat menangis .

" Terima kasih tuan . " Clara mengusap air matanya tanpa melihat wajah Nalan . Clara langsung masuk ke perusahaan dan menuju meja kerjanya .

" Dasar cewek satu ini . Sudah dikasih sapu tangan . Tapi malah aku dicuekin . Bilang terima kasih juga tidak . " Nalan menggelengkan kepalanya .

" Clara … kamu sekarang ke ruangannya Presdir . Tanya beliau mau minum apa . " Ayu sekretaris Presdir menyuruh Clara .

" Baik kak ayu . " Clara berjalan dengan penuh keraguan .

" Bagaimana muka Presdir ya . Orangnya galak atau tidak . Apakah dia mesum . Atau dia suka melihat tubuh gadis seksi . " Clara bergumam dalam hati dan berjalan menuju ruangan Presdir.

" Selamat pagi pak . Anda mau minum apa . " Clara menawarkan minuman .

" Reaksimu kurang cepat . Bagaimana kalau aku kehausan atau dehidrasi . Apa kau mau menanggung semua itu . " Nalan mencecar Clara dengan beberapa pertanyaan .

Clara menelan ludah . " Presdir killer ini sungguh menyebalkan . " Clara kesal.

" Maaf pak . Saya kira anda belum datang . " Clara mengangkat kepalanya dan menatap Nalan . Dia terkejut setelah melihat wajahnya .

" Kau...kau kan yang merebut mie instanku . " Clara mendekati Nalan .

" Apa hanya itu yang kau ingat . Kau tidak ingat sudah menelanjangiku di malam hari . " Nalan mencoba menggoda Clara .

" Apa yang kau katakan. Kapan aku menelanjangiku . " Muka Clara langsung merah malu .

" Kau sudah dapat yang kau inginkan sekarang dan kau melupakanku . Sungguh kejam . " Nalan mengangkat bahunya .

" Kau ini berkata apa . Aku tidak paham apa maksudmu . Anda ingin minum apa Presdir . " Clara masih tidak ingat kalau pria malam itu adalah Nalan . Nalan berjalan mendekati Clara . Dan menggodanya.

" aku ingin meminum mu . Sampai aku puas . " Nalan menjulurkan lidahnya .

" Kau mesum . " Clara mendorong badan Nalan lalu pergi dari ruangan Nalan .

" Americano satu . " Nalan berteriak .

" Mau americano mau Italiano . Masa bodoh . " Clara kesal dan marah .

" Pfft … lucu juga reaksimu . " Nalan tersenyum .

" Kau kenapa . " Richard masuk keruangan Nalan dan dia terkejut Nalan tersenyum .

" Tidak apa-apa . Apa kau tahu anak yang baru masuk tadi. " Nalan bertanya pada Richard .

" kenapa . Biasa saja waktu aku lewat tadi . " Richard menyerahkan dokumen yang harus ditandatangani Nalan .

" Darahnya berbau sangat harum dan bau manis . " Nalan membayangkan menghisap darah Clara .

" Biasa saja . Aku tidak merasakan apapun tadi . " Richard sedikit bingung .

" Benarkah . Bagaimana bisa aku mencium baunya saja sudah hampir gila." Nalan mengerutkan dahi .

" Apa mungkin dia yang dicari raja vampir kita . Mungkin dia keturunan manusia pemberi darah . Manusia pemberi darah harus tunduk pada kaum vampir selama seumur hidup ." Richard menjelaskan . Nalan melamun sesaat .

***

mohon like dan dukungannya .