Clara pulang larut malam setelah bekerja paruh waktu di sebuah restoran cepat saji.
" Hah lelahnya . Aku harus menunggu pulang . Tugas kuliahku sudah menunggu . " Clara berjalan menuju tempat kostnya .
Di jalan itu kebetulan sepi dan sudah tidak ada satu orang pun yang lewat .
Langkah Clara terhenti saat ada seorang pria duduk di dekat tong sampah .
" Tuan … tuan . Anda mengapa tidur disini . " Clara mencoba membangunkan pria itu dan menggoyangkan tubuh berkali-kali .
Clara badan pria itu . Dia terkejut dan terkejut saat tahu pria itu berlumuran darah .
" Sebentar. Aku akan memanggil polisi dan ambulan . " Clara mencari handphonenya tapi pria itu sadar dan mengamati kepalanya . Pria itu pingsan dan membuat Clara bingung.
" Bagaimana ini . Dia tidak mau ke kantor polisi dan ke rumah sakit . Aku harus bagaimana . " Clara membopong pria itu ke kamar kostnya .
Clara membuka bajunya dan mengobati luka sebisanya . Dia juga mencuci baju yang penuh darah itu dan mengganti pakaian pria itu dengan pakaian milik clara yang ukuran besar . Setelah membalut lukanya , Clara menyelesaikan tugas kuliah yang menumpuk .
" Sungguh pria yang tampan dan mempesona . Tapi kenapa dia terluka . Seperti luka tusukan pisau." Clara pelan pelan dan melihat wajah tampan pria itu . Clara ketiduran di meja belajar. Pria itu bangun sambil menahan rasa sakit .
" Bawakan aku baju baru dan jumlah uang aku ada di tempat kost sekitar . " Pria itu menelepon seseorang dan menunggunya .
Tok… tok.
" Apa anda tidak apa-apa tuan muda."
" Tidak apa - apa . Taruh uangnya di meja . Kita pergi . " Pria itu meninggalkan Clara begitu saja .
Pagi menjelang. Suara alarm Clara berbunyi kencang.
" Hoam ... kenapa badanku jatuh sakit ya . " Clara melihat sekitar . Dia diatas lantai dan pria itu sudah tidak ada di ranjangnya . Dia melihat dua tumpuk uang yang ada di meja dan sebuah kartu nama.
"Pria tampannya hilang kemana. Dan ini uang siapa. Apa dia yang memberiku uang ini." Clara terlihat bingung.
" Masa bodoh . . Aku sudah susah payah ini adalah mu kemari . Uang ini adalah mengobati lukamu . " Clara menyimpan uangnya ke bank sebelum berangkat kuliah .
" Tumben kamu pagi banget berangkat ke kampus ini . " Mita teman Clara menyapa .
" Mau bayar uang kampus dulu." Clara meninggalkan Mita sendiri.
" Itu lihat . Anak gembel bajunya tidak pernah ganti . " Clara diledek teman-temannya satu kampus . Clara tidak pernah menanggapi omongan mereka ataupun marah.
" Mulutmu pedes banget kayak cabe." Mita menegur teman kampusnya yang mengolok-olok Clara.
" Ayo ke perpustakaan . Ada buku yang mau aku pinjam . " Clara mengajak Mita .
" Kau dapat uang darimana tanggal segini sudah bisa uang bayar kuliah." Mita tahu bertahan keadaan ekonomi Clara . Mereka berdua sejak SMP sudah berteman .
"Ada deh. Rejeki nomplok. Tenang saja aku gak macem-macem kok." Clara menjelaskan pada Mita.
" Oke aku percaya sama kamu . " Mita merasa lega .
Setelah selesai kuliah Clara bersama Mita pergi ke restoran cepat saji untuk bekerja paruh waktu.
"Bagaimana kuliah kalian hari ini ." Ali menyapa mereka yang baru saja masuk ke dalam restoran .
" Lumayan . " Clara mengenakan topi restoran .
" Apa kalian sudah tahu tentang perusahaan konstruksi yang baru dibangun itu." Ali membocorkan Mita dan Clara .
" Sudah . Setelah selesai skripsi aku akan memasukkan surat lamaran . " Clara sambil menerima pesanan .
Ditempat lain. Pria yang ditolong Clara mulai mencari tahu tentang Clara . Dia khawatir, Clara akan membocorkan kejadian malam itu.
" Tuan muda . Saya sudah dapat informasi tentang gadis itu . Dia hanya gadis biasa yang sedang kuliah . " Asisten pribadi Johnson memberikan catatan .
" sungguh aman . tapi kita harus gadis itu . " Tuan muda Nalan membocorkan foto gadis itu .
" Gadis ini cantik juga. Kau beruntung telah membuka pakaianku . " Nalan buka dalam hati .
Nalan adalah anak dari pengusaha properti ternama dan tercatat sebagai pengusaha muda di bidang konstruksi. Di usia dua puluh tahun , dia sudah membangun bisnisnya sendiri.
Di depan perusahaan , Shakira sudah menunggu Nalan dengan dandanan yang seksi dan cantik .
Shakira ditungangkan dengan Nalan tahun lalu . Tapi Nalan tidak menerima pertunangan itu . Nalan tidak mau pernikahannya dilandasi hanya karena bisnis semata.
" Sayang ... ayo kita pulang . Kakek sudah tiba dari rumah sakit . " Shakira memeluk Nalan dari depan .
Melepaskan tangan Shakira . " Aku naik mobilku sendiri . " Nalan masuk ke mobilnya dan melaju kencang tanpa Shakira .
" Awas kau . Sebentar lagi kau akan tunduk dan memohon di bawah kakiku ." Shakira kesal dan masuk ke mobil.
Clara sudah selesai mengumpulkan skripsi . Hasilnya akan diumumkan lagi. Dia mulai mencari lowongan pekerjaan di internet dan mengirimkan surat lamaran ke beberapa perusahaan .
" Lelahnya . Badanku sepertinyai . " Clara rebahan diranjang. Dia menelepon ibunya yang ada di kampung .
" Bagaimana keadaanmu nak . " Ibu Clara terlihat senang dan gembira sang anak meneleponnya .
" Baik bu . Keadaan bapak bagaimana bu . Apa sudah membaik." Clara bertanya dengan raut muka sedih .
"Belum siuman. Doakan saja nak. Maaf kalau ibu tidak bisa mengirimimu uang lebih banyak." Ibu Clara terlihat sedih saat mengucapkannya.
" Tidak apa-apa Bu . Tiara dapat kerja paruh waktu kok . Bisa buat tambahan uang kuliah . " Clara pemilihan ibunya . Orang tua Clara hanya petani padi yang hidup pas-pasan . Orang lain
Setelah selesai menelepon, Tiara menutup matanya dan pulas . Hari wisuda tiba. Clara mendapatkan predikat cumlaude. Clara hanya sendirian tanpa keluarga. Keluarganya tidak datang karena ayah akan menjalankan operasi jantung .
Clara langsung kembali ke tempat kost dan memeriksa beberapa email yang masuk siapa tahu ada panggilan wawancara. Ada satu perusahaan konstruksi yang baru memanggil untuk wawancara .
" Alhamdulillah wawancara besok . Semoga saja aku diterima kerja disana . Jadi aku bisa meringankan beban ibu . " Clara menghela nafas panjang sambil mengungkapkan laptopnya .
Ali mengirimkan pesan singkat .
" Keluarlah . Aku ada di depan kostmu . "
" Anak ini kenapa malam-malam datang kesini . " Clara dibangun dalam hati . Dia segera keluar bertemu dengan Ali .
"Aku bawa ini. Ibumu titip ini kemarin." Ali menyerahkan sebuah kardus kecil pada Clara .
" Terima kasih banyak . Salam buat ibumu ya . " Clara membawa kardus itu .
" Iya . Aku pamit dulu ya . Besok kita ketemu di wawancara . " Ali berpamitan pulang .
" Iya baik . Hati - hati dijalan . " Clara masuk ke kost dan segera membuka isi kardus itu .
Ternyata isinya sambel pecel, abon dan kerupuk mentah. Clara tersenyum menyambut . Ibu masih ingat Clara walau sibuk dengan operasi sang ayah .
" Terima kasih ya Bu . Kirimannya sudah dianter sama Ali . " Clara mengirimkan pesan singkat . Ibunya hanya mengirim emot senyum .
Clara mempersiapkan baju tas dan sepatu untuk interview besok . Jangan lupa dia juga berdoa untuk melihat hari esok .