Chereads / FINDING MOM / Chapter 11 - SUNNY BAY

Chapter 11 - SUNNY BAY

Part 10 Sunny Bay

Mereka berempat masuk ke dalam, pusat perbelanjaan. Maritime square. Manika berjalan di sebelah Andrew. Sementara Tyas dan Ayuni mengikuti dari belakang.

Hari masih pagi, pengunjung belum banyak. Andrew mengajak Manika beserta kedua temannya. Masuk ke sebuah Cafe ternama, mereka pun memesan menu sarapan pagi.

Manika yang masih ingat, kejadian semalam bertemu ibunya. Membuatnya lebih banyak diam. Tentu saja kedua sahabatnya tahu. pasti ada sesuatu dengan gadis itu. namun karena ada Andrew mereka seoalah tidak tahu.

Andrew pun merasa, kalau Manika agak berubah. Sepertinya ada yang sedang dipikirkan, oleh gadis yang ia sukai itu.

"Nik, what you're thinking about?" tanya Andrew.

mendapat pertanyaan seperti itu. Bukan cuma Manika, tapi kedua sahabatnya pun heran. Dengan pertanyaan Andrew yang ternyata peka.

"Nothing, cuma kangen, sama keluarga," jawab Manika.

Ayuni yang penasaran pun, tak bisa lagi diam. "Kita tahu, Nik, kalau kamu ada sesuatu, kenapa ada apa? ngomonglah jangan di pendam sendiri, nggak baik," tutur Ayuni, menyarankan.

"Iya, Nik, ada masalah apa? ngomong aja. Toh nih cowok nggak paham ini," imbuh Tyas.

Manika hanya diam. Suasana hatinya tak bisa diajak kompromi. Ia hanya menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan kembali.

"What's going on?" tanya Andrew.

Namun Manika tetap belum mau, membicarakan pertemuannya dengan sang ibu. Ia pun berusaha mengembalikan senyumnya, walau hati ingin menangis. Antara sedih juga bahagia, karena para sahabatnya, begitu perhatian. begitu pun dengan teman barunya.

"Nggak ada apa-apa kok," ucap Manika. "Lagi berkhayal, kapan yah, aku, punya pasangan? Seperti mereka tuh! Romantisnya." Sambil memberi kode, menunjuk sepasang remaja di meja ujung. Manika berusaha tersenyum.

"Memang, kamu, belum punya. Boyfriend?" tanya Andrew penasaran.

"Belum pernah, dia maunya langsung nikah!" Ayuni menjawab pertanyaan Andrew.

Manika hanya tersenyum. Terlihat binar bahagia, dalam sorot iris coklat netra milik Andrew. Tyas dan Ayuni saling pandang. Kedua gadis itu, tentu saja mengerti, kalau sahabat mereka disukai pria bule itu.

seorang pelayan cafe datang, mengantarkan pesanan mereka. Keempat orang itu pun, menikmati sarapan pagi bersama. Andrew yang penasaran dengan apa yang dikatakan Ayuni. Kalau Manika belum pernah punya pacar. Ia pun bertanya, pada gadis yang disukainya.

"Nik, memang bener kata Ayuni, kalau, kamu belum pernah punya pacar?"

Manika memandang Andrew. sesaat mereka saling pandang. Akhirnya gadis itu menjawab. "Belum pernah, tapi ...." belum selesai Manika melanjutkan kalimatnya, Ayuni langsung berujar.

"Tapi, dia sering nolak cowok yang suka sama, dia!"

"Wow, gadis seusiamu belum pernah pacaran, itu luar biasa. Aku, percaya kalau banyak lelaki yang menyukaimu," ucap Andrew.

"Kami bertiga, bukan penganut free sex. jadi buat kami nggak penting pacaran. Karena kalau pacaran ujung-unjungnya, tergoda hal yang belum semestinya dilakukan. Makanya kami pengin, nggak usah pacaran, berteman biasa, lama-lama juga saling memahami. Kalau akhirnya saling suka. Just get married," ungkap Tyas panjang lebar. yang diberi anggukkan oleh Manika dan Ayuni.

Andrew mengerti dengan prinsip. Ketiga gadis yang ada bersamanya saat ini. Karena ia memiliki sepupu yang menikah dengan istrinya berasal dari Indonesia, pernah menceritakan hal itu. Ia menjadi semakin tertarik pada Manika. dan ingin serius menjalin hubungan dengan gadis itu. Namun, Andrew tak ingin buru-buru. Menyatakan perasaannya pada Manika.

Pengunjung pusat perbelanjaan, mulai ramai. Andrew mengajak ketiga gadis itu, pergi ke supermarket. Membeli bahan makanan, untuk bakar-bakar. Rencananya ia akan mengajak mereka dan teman-temannya. menikmati hari minggu dengan bakar-bakaran, di tepi laut Sunny Bay.

"Andrew, teman-temanmu ada di mana?" tanya Manika. Di sela-sela berbelanja.

"They, on the way to Sunny Bay, now," jawab Andrew.

"Berapa orang, mereka?" Manika bertanya lagi.

"Enam orang."

Mereka pun sibuk memilih bahan makanan yang mau dibakar. "Tidak usah beli daging, temanku sudah menyiapkan, sudah di bumbui dari semalam. Tenang saja dagingnya halal kok, beli di halal market Tsim Sha Tsui." ucap Andrew.

"Okay, that's good," Tyas berkata sambil mengancungkan jempolnya.

Selesai belanja, mereka menaiki kereta. Hanya satu stasiun mereka pun sampai di Sunny Bay.

Matahari bersinar cerah. Ketika mereka keluar dari Stasiun. Berempat berjalan menuju tepi laut yang jaraknya cukup dekat. Nampak lautan terlihat tenang tak ada ombak, karena bukan pesisir atau pantai. Batu-batu tersusun bertumpuk menjurus miring ke bawah laut. Biasa untuk duduk juga memancing.

"Hi, guys! Kenalkan ini teman-temanku dari Indonesia!" seru Andrew semringah.

Mereka pun saling berkenalan. Ada enam orang teman Andrew. Namun hanya satu perempuan, berasal dari Srilanka, bernama Upuli. Yang ternyata istri dari salah satu teman Andrew.

Nampak mobil terparkir, di sepanjang jalan tepi laut. Juga tenda kemah, terpasang berurutan. "Maaf, tendanya cuma dua," ucap Patrick. Salah satu teman Andrew.

"No problem, cukup besar kok," sahut Andrew.

"Hi, girls! Taruh saja tas, kalian di dalam tenda itu!" tunjuk Patrick.

"Okay, thanks," jawab Tyas.

Mereka pun ngobrol bersama. Agar saling mengenal satu sama lain. Patrick berasal dari New Zealand atau Selandia Baru. Mark dari Kota London Inggris. Shane sama dengan Andrew dari Canada. Lee dari Korea. dan Thoriq dari Maroco.

Upuli adalah istri dari Shane. Ayuni banyak diam, karena bahasa inggrisnya sangat minim. Mereka pun memakluminya. Tyas dan Manika bergantian menerjemahkan pada Ayuni, untungnya gadis itu cepat paham.

Tidak hanya ngobrol, bercanda. Mereka juga berphoto bersama. berbagai gaya ceria. Apa lagi tingkah Patrick dan Shane, yang kocak suka bercanda, membuat suasana bertambah ramai dan makin akrab.

Selesai berphoto Mark bermain gitar, sambil bernyanyi membawan lagu lawas yang sering ia dengar, karena ayahnya sangat menyukai lagi itu. Lagu yang berjudul. Have I told you lately, meluncur dari bibir Mark menghasilkan suara yang merdu.

"Girls, let's sing together!" ajak Mark.

"Ini, dia orangnya, yang bisa menyanyi di antara kami." Tunjuk Tyas ke arah Ayuni.

"Ayuni, ayo nyanyi!" pinta Mark.

Kendati Ayuni minim berbahasa inggris. Namun untuk urusan menyanyi dia memang tak diragukan. Karena pernah menyanyi di cafe juga organ tunggal. semasa masih di kampung.

Namun Ayuni masih malu, sehingga dia menolak. Patrick dan Lee pun menyanyi bersama, masih lagu tema oldies. berjudul. Please forgive me. dari Bryan Adam.

Waktu terus bergerak Tak terasa matahari sudah meninggi. Karena musim dingin, sehingga tak membuat mereka kepanasan. Jika ke tempat ini saat musim panas, jangan tanya panasnya. Bisa membuat kulit berubah warna, dan membuat sebagian orang tak betah, apa lagi yang takut dengan sinar matahari.

Semakin siang semakin ramai pengunjung. Apa lagi menjelang sore, ketika cuaca cerah, maka semakin banyak orang yang datang. Untuk mengabadikan waktu matahari terbenam.

Sunset di laut Sunny Bay. memang terlihat indah. Nampak jelas terlihat, tidak heran banyak orang mengambil gambar pada waktu itu. Bahkan sering dijadikan untuk photo shoot atau pre-wedding.

Thoriq yang seorang muslim, pamit hendak berwudlu. Mendengar itu Tyas juga Ayuni melakukan hal yang sama. Sementara Manika tetap di tempat, membantu mereka, mulai membakar makanan untuk makan siang.

Andrew selalu memerhatikan Manika, secara diam-diam sering mencuri pandang. Gadis itu pun menyadarinya, bahkan tak jarang pandangan mereka bertemu. Menghadirkan getaran di hati Andrew.

Apakah Andrew akan menyatakan perasaannya ke Manika?

Ikuti terus kisahnya yah ….

Bersambung.