Chereads / Sujud Terakhir / Chapter 23 - Selalu tidak akur

Chapter 23 - Selalu tidak akur

Naura yang saat itu sedang duduk masih saja penasaran dengan rumah yang baru saja dia datangi itu, dia masih menelisik setiap sudut si ruangan itu.

Remote yang sedari tadi tersimpan di meja langsung di ambil Naura dan tanpa bertanya gadis itu langsung memindahkan saluran tv tanpa bertanya sang pemilik rumah terlebih dulu.

Anissa yang saat itu sedang asik menonton Drakor kesukaan nya pun di buat kaget sekaligus marah dengan sikap Naura yang menurut nya tidak sopan.

Wanita kini mengerutkan kedua alisnya, bibirnya yang cemberut dan tangan yang terlipat di bawah dada.

Tatapan nya tajam menatap Naura." Lo emang gak punya sopan santun yah! Lo gak liat gue lagi nonton tv?" ucap Anissa dengan nada cukup tinggi dan berat.

Sementara Naura hanya menatap Anissa dengan wajah datar tanpa rasa penyesalan sedikitpun. " Ya lagian ngapain sih nonton yang kaya gitu? Kek Lo ngerti aja bahasa mereka" ucap Naura.

"HEH ...Lo gak liat ada subtitle nya disana? Lagian mau gue ngerti atau enggak urusan nya sama lo apa? LO ITU CUMA TAMU! DAN TUAN RUMAH NYA GUA" ucap Anissa sarkas sembari menunjukan telunjuknya ke tangannya sendiri.

Naura kini mengerutkan kening nya. Mengikuti gaya saudara nya itu kini gadis itu ikut melipatkan tangan nya di bawah dada. "Ya terus gue harus apa?" ucap datar Naura.

Wajah keduanya mulai memerah menahan amarah, sama-sama menyiapkan tenaga untuk bertarung dan saling mengepalkan tangan.

"IHH EMANG YAH GAK SALAH GUE GAK SUKA SAMA MANUSIA KAYA LO" ucap Anissa wanita kini berdiri mengambil sebuah bantal kecil kemudian melemparkan nya ke arah Naura hingga gadis itu mengaduh perih di bagian wajah nya.

Bantal yang jauh ke bawah setelah tepat mengenai wajah Naura kini gadis itu mengambilnya hendak membalas perbuatan Anissa. "JANGAN ...NN" teriak Davian.

Namun belum sempat dia melemparkan bantal itu tiba-tiba suara yang begitu nyaring terdengar hingga membuat Naura tak jadi melempar bantal itu dan justru melihat kebelakang bersamaan dengan Anissa yang ikut kaget mendengar teriakan Davian.

Pria itu berlari cepat menuruni anak tangganya dan mengambil bantal yang masih di pegang oleh Naura. Gadis itu tak berkutik sedikitpun, Naura terpana oleh ketampanan Davian matanya tak hentinya menatap Davian tanpa berkedip.

Anissa memperhatikan wajah Naura yang jelas terpana oleh ketampanan suami nya. "Suami gue itu nenek lampir jaga matanya" ucap Anissa sembari mengelapkan tangan ke wajah Naura agar dia berkedip dan sadar.

"Apaan sih Lo" ucap Naura yang kembali sadar dan sudah menetralkan kembali wajahnya.

Davian yang berdiri di samping keduanya menatap bingung ke arah Anissa dan sesekali menatap Naura.

"Kamu kenal sama dia Nissa? Ko berantem sih, ada apa?" tanya Davian masih bingung.

pria itu mengelus pundak sang istri dan menyuruhnya untuk duduk. " Ini ada apa Nissa? duduk dulu yah, kalo kamu marah kamu harus duduk untuk meredakan emosi kamu" ucap Davian yang kini ikut duduk sekaligus mempersilahkan Naura untuk duduk.

"Mbak silahkan duduk" ucap Davian lembut.

"Ini ada apa Nissa? Kok tadi dia mau ngelempar kamu pakai bantal?" tanya Davian untuk kedua kalinya. Seperti apapun keadaan nya wajah Davian tidak bereaksi berlebihan dia masih bisa bertanya akar masalah nya ada dimana sungguh pria yang dewasa.

"Tadi tuh di ..."

"Tadi tuh cuma salah paham kok" ucap Naura memotong ucapan Anissa dengan senyum lembar tak enak nya.

"Salah paham dari mana nya coba, nyebelin emang" balas wanita itu.

Davian hanya bisa memegang kepala nya yang tidak pusing. "Hem ..." laki-laki kini membuang nafas nya kasar.

"Aku Naura ..." ucap gadis itu memperkenalkan dirinya. "Aku kesini buat nemuin kalian yang baru aja married, aku saudara nya Anissa" lanjut gadis itu.

"Ohh Naura, saudara Anissa.. Iyah saya tahu sebelum nya mamah Lidya memang sudah menghubungi saya kalo kamu akan berkunjung kesini" ucap Davian. "Kenalkan saya Davian suaminya Anissa" ucap Davian ikut memperkenalkan dirinya.

"Iyah kak aku Naura, maaf yah tadi cuma salah paham aja kok hehe" ucap Naura sembari cengengesan.

"Iyah gak apa-apa kok emang tadi kenapa?" tanya Davian.

"Dia ngambil remote aku terus mindahin ke Chanel lain coba, dasar gak sopan" ucap Anissa sembari menjulurkan lidah nya meledek saudaranya itu.

Naura tampak malu di hadapan Davian karena ucapan saudaranya itu. " Anissa kurang ajar emang gak bisa banget dia ngejaga image gua" batin Naura.

Davian kini membuka mulutnya dan membentuk huruf O. "Oh cuma karena itu, kirain kenapa. Maaf yah tadi saya fikir kamu orang asing" ucap Davian meminta maaf.

"Ahh gak apa-apa kok, tadi Nissa ngelempar duluan makannya mau aku balas tapi keburu kak Davian dateng gak jadi deh hehe, maaf ya" ucap Naura.

Anissa yang ada di sebelah Davian hanya memutar bola matanya malas. "Cafer" ucap Anissa berbicara dengan suara kecil namun rupanya masih terdengar jelas di kuping Davian dan Naura.

"Hus gak boleh gitu, Naura kan baru dateng jauh-jauh datang kesini buat nemuin kamu, masa kamu nya judes kaya gitu. Gak boleh gitu ah gak baik" ucap Davian.

Anissa hanya berdehem sementara Naura tampak menahan tawanya.

Davian kini tampak mengelus halus rambut istrinya. "Aku ke dapur dulu ambil air, masa ada tamu malah di cuekin gak di kasih minum" ucap Davian.

"Biar aku aja Mas yang ambil kamu disini aja" ucap Anissa mengajukan diri untuk mengambil air untuk Naura.

Davian tampak tersenyum. "Gak apa-apa biar aku aja, kamu disini aja temenin Naura ajak ngobrol jangan debat apalagi berantem kalian kan saudara harus saling akur" ucap Davian, pria itu kini berdiri dan berjalan ke arah dapur.

Setalah bayangan Davian tak terlihat Naura merapihkan duduknya. "Laki lo baik banget yah ternyata terus ganteng lagi" ucap Naura.

"Gak usah aneh-aneh lu yah, dia udah nikah sama gue" ucap Anissa.

"Astaghfirullah emang di keluarga kita ada bibit pelakor? apalagi ngerebut punya saudara sendiri." ucap Naura kesal.

"Ya tau aja lu ada niat kek begitu" ucap Anissa sembari cengengesan.

"Gue meskipun gak aku sama lo dan gak begitu suka sama sifat lo gak mungkin bakal ngerusak hubungan lo, lagian gini-gini gue perduli juga sama Lo" ucap Naura menjelaskan secara detail.

"Dih .. tumben omongan nya kayak begini, lagi ke sambet apaan coba" ucap Anissa cengengesan dia lalu mendekat dan memegang kening saudaranya itu.

Naura menghempas kan tangan Anissa dari dahinya. "Gue sehat dan baik-baik aja" ucap Naura kesal.

"Ya tau aja badan Lo anget abis ke sambet di jalan kan kita gak ada yang tau yah" ucap Anissa.

"Gila lu .. masih aja percaya hal-hal kayak gitu, tahayul" ucap Naura.