Gilang tampak mengepalkan tangannya, wajah begitu marah mengingat Anissa menangis karena dirinya malam itu , ia tidak tau apa yang dilakukan saat itu sangat menyakiti gadis itu. Tapi alasan apapun tidak ada tolerir bagi orang yang berani menyakiti Anissa termasuk dirinya sendiri.
"Aku bakalan balik lagi ke kamu Nis, aku tau aku salah dan aku jauh lebih tau lagi kalo kamu nikah sama dia juga terpaksa, semua ini salah aku Nis. Aku yang salah, kalo aja malam itu mulut aku gak lancang mungkin hal ini gak akan pernah terjadi." ucap Galang, tangan nya mengepal keras, lalu memukul keras ke tembok di sampingnya. pria itu lantas pergi dengan wajah merah padam melewati Anita yang ada di samping nya sejak tadi dan memperhatikan tingkah laku pria itu.
Gerak gerik Galang membuat Anita menebak nebak, mau kemana dia?? Apa jangan jangan dia mau menemui Anissa dan meminta maaf lagi? Tanpa fikir panjang Anita langsung bertanya pada Galang. Kamu mau kemana Lang? Disini aja sama gue Lang, dan jangan pergi apalagi buat nemuin Anissa" ucap Anita yang berusaha menahan kepergian Galang.
"Aku ada perlu sebentar, enggak akan lama ko," ucap Galang yang berdiri menatap nya dan langsung berbalik berjalan ke arah pintu.
"Lang" ucap Anita menghentikan langkah Galang lagi.
"Apa " lagi-lagi langkah pria itu terhenti tempat saat tangan nya mulai memegang gagang pintu.
"Jangan melakukan sesuatu yang bodoh, gue gak suka yah Lo bertindak di luar dugaan gue. Lo gak mau kan kejadian malam itu ke ulang lagi?" ucap gadis itu.
" Iyah Nit enggak, tenang aja gue gak mungkin nyakitin Anissa" ucap Galang " Yaudah pergi dulu yah" ucap Galang segera berlalu dari balik pintu agar Anita tak terus memanggil nya lagi.
Galang lantas masuk ke mobilnya dan mengambil handpone yang ada di balik saku celana , ia tampak mencari kontak seseorang. Satu kontak telah ia pencet dan ada nama Anissa disitu. Tak lama berselang orang yang di telfon pun menjawab panggilannya.
"Kamu dimana" tanya Galang to the point.
"...."
"Aku mau ketemu sama kamu sebentar, aku tunggu kamu di depan komplek rumah kamu yah. Aku kesana sekarang." ucap Galang meskipun tak ada jawaban dari gadis itu.
"...."
Galang lantas memutuskan sambungan telfonnya dan menjalankan mobilnya dengan cepat. Aku emang ga tau apa yang udah laki-laki itu lakuin sama kamu, tapi laki-laki itu salah besar karna udah berurusan sama aku dan berani nikahin kamu Nis. Nisa orang yang gue sayang dan gue telat sadar akan hal itu gue gak akan biarin cowo manapun nyakitin dia termasuk lo dan liat aja gue bakal ambil Nisa ke pelukan gue lagi" ucap Alex pria itu lalu memukul setirnya.
Sesampai di komplek Galang melihat Anisa sudah berdiri tegak menunggu ke datangannya. Galang lantas menghentikan mobilnya dan keluar dari mobilnya, Galang tampak mengepalkan tangannya dan berjalan ke arah gadis itu dengan tatapan tajam dan beberapa detik kemudian.
Tanpa di sangka Galang memeluk erat gadis itu, dia fikir Anissa sudah tidak mau lagi menemui nya. jelas-jelas tak ada jawaban apa-apa saat tadi pria itu menelfon nya.
"Aku gak nyangka kamu mau nemuin aku Nis, aku minta maaf aku sayang sama kamu. Aku telat buat sadar kalo kamu penting buat aku" ucap pria itu masih memeluk erat namun tak ada respon sama sekali.
"LEPAS" ucap gadis itu sarkas menarik tangan pria itu kasar menjauhkan nya darinya.
"Lo gak malu ngelakuin ini ke gue Lang? Mau berapa kali lagi Lo mau ngelecehin gue hah? Lo emang baji**an yah" ucap gadis itu dengan tatapan marah dengan alis yang berkerut.
Posisi kompleks saat itu sangat sepi, ya seperti biasa memang di daerah sini jarang ada yang keluar rumah penghuni disini lebih sering menghabiskan waktunya di rumah atau mungkin juga mereka bekerja dan sedang tidak ada di rumah.
Tatapan pria itu sangat sendu, rasa bersalah nya menghantui nya sejak kejadian malam itu.
Wajah gadis itu benar-benar terus ada di ingatan nya, Anissa sahabat nya sekaligus orang yang di cintai nya kini sudah membencinya dan mungkin jijik kepada nya.
Bugh
Davian memukul wajah sebelah kanan milik Galang hingga ambruk ke tanah." jangan pernah sentuh istri saya, bajingan" ucap Davian kesal, entah sejak kapan pria itu melihat adegan pelukan Galang dan istrinya. Galang tampak menghiraukan ucapan pria yang berstatus suami orang yang di cintai nya itu, satu detik kemudian Galang bangkit dan membalas pukulan nya pada wajah sebelah kiri Davian.
Darah segar keluar dari mulut dan hidung Davian. Ia tampak bangun dan mendorong tubuh Galang.
"DAVIAN" teriak Anissa kaget saat mendapati ujung bibir suaminya mengeluarkan darah segar.
"Kamu berdarah Dav, kita pulang yah. Jangan hirauin dia, aku udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia" ucap Anissa berusaha menarik tangan Davian agar pergi bersama nya dan tidak meladeni Galang. Namun di luar dugaan Davian tank menjawab ucapan istrinya dan justru menepis kasar tangan istrinya.
"Gue udah duga sih, Lo gal mungkin punya perasaan sama Anissa. Jangan pernah berani kasar sama dia" ucap Galang sembari menarik kerah baju Davian.
"Saya suami nya, mau saya cinta atau enggak sama dia terus hubungan nya sama anda apa? Dia jelas-jelas status nya udah jadi istri saya dan biarkan saya mengurus istri saya sendiri dan anda urus diri anda sendiri, paham" ucap Davian, pria itu kemudian menepis paksa tangan Galang dari kerah baju nya.
Entah lah perasaan Anissa kini campur aduk, apa yang di maksud Davian tadi, apa selama ini pria itu hanya berbohong ketika mengatakan cinta kepadanya. "Ahh Iyah, mana mungkin pria itu mencintaiku, aku sudah kotor sejak awal. Dia mau dengan ku hanya karna perjodohan saja. Sadar Anissa kamu hanyalah buangan sejak awal" gadis itu kecewa dengan jawaban Davian. Dia tertunduk tanpa ekspresi.
Galang bejalan melewati Davian dan berhenti tepat di depan Anissa.
"Kamu denger sendiri kan Nis, dia gak cinta sama kamu. Ngapain kamu pertahanin hubungan kamu sama laki-lami itu." ucap Galang berusaha meyakinkan gadis itu.
Plak
satu tamparan melayang bebas ke pipi kanan Galang.
"Kamu tau Lang, kamu gak jauh lebih baik dari pada dia. Kamu ngelecehin aku Lang, karna kamu hidup aku jauh lebih gak berguna lagi, ngerti. Tinggalin aku karna sejak malam itu kita gak ada hubungan apa-apa lagi, aku datang kesini cuma mau ngasih tau kamu kalo aku gak akan pernah mau buat merima kamu lagi meskipun aku sama dia gak nikah" ucap gadis itu setengah berteriak dengan air mata yang melintang ia lantas pergi meninggalkan kedua nya.
Davian cukup terkejut mendengar ucapan Anissa, Davian tersenyum sinis mendengar apa yang di katakan Anissa.
Brugh
Sebuah pukulan mendarat di perut Davian dan jelas membuatnya mengerang kesakitan.
"Kenapa lo diem hah? dasar pengecut" ucap Galang.
Davian tampak memegang perutnya dan terbatuk beberapa saat." Harusnya lo paham dia udah gak cinta lagi sama lo, dia cinta nya sama gue. mau bukti?" ucap Davian mengikuti gaya Galang dengan sebutan Lo gue.
"Lo gak tau masalahnya apa terus datang kesini meluk istri orang sembarang" ucap Davian kesal dan kembali mengepalkan tangannya.
"Anissa, dia cinta sama dia gue" ucap Davian mendorong tubuh Galang.
Galang menatap Davian kesal " Lo emang ga tau malu yah, Anissa gak cinta sama Lo sejak awal dia cinta sama gue ngerti, masalah kita belum selesai. Gue bakal balik lagi buat ngerebut Anissa dari Lo" ucap Galang ia kemudian berbalik dan berjalan masuk ke mobilnya, menyalakan mobil dan langsung menancapkan gas.
Hari ini cukup sial bagi Davian, mobil mogok dan saat sampai di rumah nya dia melihat Anissa berpelukan dengan laki-laki lain, Iyah dia tau Anissa tak membalas pelukan pria itu dan ia juga melihat jelas perubahan raut wajah istrinya yang begitu kesal melihat pria itu memeluk nya. Tapi perasaan nya tetap sakit dan terluka melihat orang yang dia cintai berpelukan. dengan laki-laki lain.
Pria itu berjalan cepat menuju rumah nya, tak lama ia sampai dan membuka pintu rumah.
"Assalamualaikum"
" .... "
hening tak ada jawaban, Davian menelisik setiap sudut di ruangan itu. "Kemana pergi Anissa apa dia ada di kamar?" Davian buru-buru masuk dan naik ke tangga.
Davian membuka pintu kamar, ia melihat Anissa tengah tertidur di ranjangnya.
"Kamu ketemu sama dia?" ucap Davian datar sembari membuka dasi di leher nya.
hening dan masih tidak ada jawaban.
"Aku tau kamu gak tidur dan aku tau kamu denger apa yang aku ucapin, NGAPAIN KAMU KETEMU SAMA DIA" ucap Davian dengan nada tinggi.
Gadis itu terkejut mendengar teriakan Davian, dia tak bisa lagi menahan air matanya, ia menangis di balik selimut yang menutupi wajah nya.
"Kamu nyesel karna kamu mau di jodohin sama aku?" tanya Davian.
"JAWAB AKU NISSA, AKU MASIH SUAMI KAMU" teriak Davian lagi
Gadis itu mulai terprovokasi dengan pertanyaan Davian.
Anissa membuang kasar selimut yang menempel di tubuh nya. "Masih suami?" tanya gadis itu dengan mata yang sudah memerah hebat.
Davian tak menjawab ucapan istrinya itu. matanya kosong menatap Anissa yang sudah ada di depan matanya.
"kenapa gak di jawab? Apa? dari awal harus nya aku tahu kalo kamu gak pernah cinta sama aku" ucap gadis itu.
"Pertanyaan aku sejak awal, KENAPA KAMU KETEMU SAMA LAKI-LAKI ITU ANISSA" tanya Davian dengan suara lantang.
Nafas Anissa memburu hebat, hatinya benar-benar terluka.
" Aku ketemu sama dia cuma buat ngasih tau dia, kalo aku udah bahagia sama kamu dan aku gak mungkin mau sama dia apapun yang terjadi, tapi kamu tau ..." ucapan nya terhenti dada nya sesak. "Aku harus Nerima kenyataan kalo apa yang kamu ucapin ke aku semua nya bohong. Nerima aku apa adanya? bulshit, harus nya sejak awal aku tau gak ada yang namanya Nerima apa adanya" ucap gadis itu sembari menunjuk kan tangan nya ke arah dada Davian.
Bugghh
Anissa memukul dada Davian tak perduli meskipun ia tau ujung bibir suaminya masih mengeluarkan darah segar.
Davian memegang kedua tangan Anissa.
"Ck , asal kamu tau Nissa, aku kaya gini karna aku perduli sama kamu. Seenggak nya kamu hargai aku karna aku suami kamu, kamu ketemuan sama laki-laki lain hati suami mana yang terima?" tanya Davian.
"Aku gak ada niat apapun, dan kamu jelas tau apa yang udah dia lakuin ke aku Davian .." pecah, tangis Anissa pecah saat mengingat kejadian malam itu.
"Karna dia Ayah bahkan berani nampar aku sampai tersungkur ke lantai, terus alasan aku mau sama dia karna apa padahal dia yang udah hancurin hidup aku"
"Kamu ngerasa hancur hidup kamu karna kamu nikah sama aku?" tanya Davian.
"Kamu kenapa sih, kalo kamu cuma mau ngajak debat aku aja mending aku pergi, buat apa aku ada disini kalo kamu aja gak punya perasaan apa apa ke aku."
"Aku gak ngajak kamu debat, aku suami kamu Nissa, sudah menjadi kewajiban aku buat tau hal apapun yang kamu lakuin apalagi kalo itu menyangkut laki-laki itu, kamu tanggung jawab aku dunia akhirat Nissa"
Davian memegang kedua pundak istrinya. satu tangan nya kini memegang wajah istrinya itu.
"Bukti apa yang harus aku kasih ke kamu supaya kamu percaya kalo aku beneran cinta sama kamu?" tanya Davian dengan mata tajam melihat istrinya.
Anissa menanggalkan wajahnya, entahlah jantung nya berdegup cukup kencang hanya dengan menatap wajah suaminya.
" ... "
Tak ada jawaban dari gadis itu, dia hanya menatap wajah Davian dengan air mata yang masih berlinang.
Davian kini mengusap air mata gadis itu. Pelahan wajah nya mendekat Bungan berjarak 2 cm saja.
Cup
Satu kecupan tulus ia berikan untuk pertama kali nya pada wanita yang begitu ia cintai.
mata wanita itu membulat tak percaya, Davian menci*mnya.
Entah ada dorongan dari mana mata keduanya terpejam bersamaan, tangan Davian memeluk pinggang istrinya sementara tangan Anissa melingkar di leher suaminya.
Davian tampak menghentikan aksinya.
"Boleh?" ucap Davian.
wanita itu tanpa fikir panjang langsung menganggukan wajahnya.
Malam itu Davian langsung menggendong istrinya dan kembali mengecup bibir istrinya dan membaringkan tubuhnya di ranjang.
Jantung kedua nya masih berdegup dengan kencang, perlahan Dimas membuka semua baju dan pakaian istrinya.
Dengan lihai ia membuka kancing bajunya satu persatu, ia melepaskan kemeja yang di gunakan lantas memegang wajah istrinya.
"Aku cinta kamu Nissa, dan sampai kapanpun hanya nama kamu yang akan tersemat di hati aku" ucap laki-laki itu.
"Aku gak akan biarkan siapapun ngambil kamu dari hidup aku"
Cup
satu kecupan singkat ia kembali berikan pada istrinya.
Malam itu pergumulan terjadi, dengan restu dari istrinya Davian memberikan cinta nya yang tulus memberikan benih nya pada rahim istrinya dan berharap ada buah hati nya kan akan tumbuh di dalam sana.