Chereads / Sujud Terakhir / Chapter 29 - Positif

Chapter 29 - Positif

Kejadian beberapa Minggu lalu antara Davian dan Naila membawa dampak baik, Apa yang di lakukan Naila mungkin sulit untuk di maafkan namun hal itu juga yang membuat Anissa dam Davian semakin dekat bahkan semakin intim saja.

uwek uwek semalaman Anissa tak bisa tidur karna mual dan pusing yang di rasakan selama beberapa terakhir ini. "Kamu masih mual Nisa?" tanya Davian.

"Masih Mas perut aku gak enak banget mungkin karna masuk angin kali yah" jawab Anissa yang kini memegang perutnya yang begitu tak enak.

"Yaudah kita kerumah sakit aja yah" Ajak Davian, ia tak bisa berbuat apa apa selain mengelus punggung dan perut istrinya.

"Iyah Mas" ucap Anissa lagi.

Siang harinya Anissa dan Davian akhirnya pergi kerumah sakit, setelah sampai di rumah sakit akhirnya Anissa masuk ke ruangan priksa dan Davian juga ikut masuk untuk memastikan bahwa istrinya baik-baik saja.

Dokter itu pun mulai memeriksa Anissa wajah nya tampak tersenyum mengarah ke arah Anissa dan juga Davian. "Bu Anissa baik-baik saja pak, selamat yah Bu Nisa sedang hamil dan usia kandungannya baru menginjak 5 minggu" ucap dokter itu.

Anissa dan Davian kemudian saling bertatap kemudian Davian mengucapkan terima kasih pada sang Dokter.

"Kamu hamil yaang" ucap Davian lalu mengecup manja kening sang istri.

"Iya Mas alhamdulillah" ucap syukur keduanya.

Setelah selesai memeriksa kesehatannya Anissa di beri vitamin ibu hamil setelahnya keduanya pun pulang kerumah.

Sesampainya di rumah Davia dan Anissa akhirnya naik ke atas menuju kamar, setelah mengetahui kehamilan Anissa. Davian, sangat posesif tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah tidak boleh ini tidak boleh itu.

Anissa lalu membaringkan tubuhnya di ranjang Davian juga ikut naik keranjang dan beberapa kali mencium dan mengelus perut yang masih rata itu.

Tok Tok Tok

Saat sedang asik asiknya terdengar suara ketukan dari luar. "Davian ada yang ngetuk pintu tuh" ucap Anissa.

"Iya aku tau, ke denger ko" jawab Davian lagi.

Anissa lalu turun dari ranjang hendak membuka pintu kamar namun Davian melarangnya, ia takut jika Anissa terpeleset dan ia juga tak Mau jika bayi dalam kadungan istrinya kenapa napa "Aku aja kamu diem disini aja" cegah Davian.

Davian lalu bangkit dan Berjalan ke arah pintu

Tap Tap Tap

Clek

Dimas tampak mengeryitkan alisnya saat mengetahui siapa orang yang datang berkunjung "Ada perlu apa?" tanya Davian dingin.

"Aku ingin meminta maaf padamu Davian, sorry karna gue waktu itu udah kelewatan" ucap Galang.

Dimas lantas menarik nafasnya dan membuangnya kasar "Gw ga mau berantem sama lo yah, gue lagi bahagia dan gue gak mau ngerusak kebahagiaan itu" ucap Davian lagi.

Namun dengan tegas Galang mengatakan bahwa kedatangan nya kesini bukan untuk mencari ribut ia datang dengan maksud baik untuk meminta maaf pada Davian dan juga Anissa"Gue boleh masuk? tanya Galang.

"Iyah, masuk aja, kalo niat kamu bukan cari ribut saya akan bermurah hati mempersilahkan kamu masuk tapi kalo niat kami gak baik dengan terpaksa saya akan nyeret kamu keluar dari rumah ini" ancam Davian tak main main.

"Engga lah , percaya sama gue" ucap Galang lalu ia berjalan masuk ke dalam.

Davian lalu mengikuti Galang masuk ke dalam keduanya lalu duduk di sofa saling berhadapan. "Beberapa minggu lalu gue ketemu Anissa dia lagi nangis jalan masuk kerumah Anita?" ucap Galang.

"Terus? kamu deketin dia? ngajak ngobrol dia, atau tanya sesuatu kenapa dia nangis?". tanya Davian.

"Enggak, gue cuma liatin doang. terus yang ada di otak gue cuma pasti kalian lagi berantem. Biasalah drama rumah tangga ck" ucap Galang lalu tertawa kecil setelah nya.

"Ck,saya terima permintaan maaf kamu. Dan cuma mau ngasih tau aja kalo Anissa resmi jadi istrinya apalagi dia lagi mengandung anak saya ckck" ucap Davian itu tersenyum puas penuh kemenangan.

"Bisa senyum juga lo, gw kira masih marah sama gw ternyata ketawa juga" ledek Galang terkekeh.

Davian tampak menyipitkan matanya dan menatap Galang kecut "Saya masih marah loh jangan seneng dulu" ucap Davian lagi.

Sementara Anissa yang menunggu Davian pun akhirnya turun ke bawah karna sang suami tak kunjung kembali.

Tap Tap Tap

Galang? Itu kan Galang!! Ngapain dia kesini? Tapi tunggu dia ngobrol sama Davian? Ga salah, jadi Davian udah maafin Galang yah. Aku turun jangan yah? Ahh Sebaiknya aku turun saja. Lagian sejak kapan mereka akrab dan bisa ngobrol sambil saling senyum gtu.

"Mas a" ucap Anissa lalu berjalan menuju sofa dan duduk di samping Davian.

Anissa lantas menatap Davian heran seolah ingin bertanya namun sepertinya Davian sudah mengerti "Kamu ko turun gak manggil aku sih, nanti kalo kamu kenapa napa gimana? Kalo jatuh gimana? Lain kali ngomong dulu ygh" ucap Davian khawatir.

"Yaelah mau romantis jangan disini kali, tolong hargain gw disini" ucap Galang lalu ia terkekeh sendiri.

"Kalian ga berantem lagi? Tumben?" tanya Anissa tersenyum meledek.

"Anissa agi hamil, makannya saya harus ekstra jagain dia" ucap Davian lagi.

"Kan tadi udah ngasih tau, seneng banget ngilang. btw Yes bakal ada Galanh junior" ucap Galang alu setelah nya tertawa.

"Ahh sialan lo bukan Galang junior tapi Davian junior kan gue bapanya" ucap Davian kesal.

Anissa dan Galang saling lirik lalu setelahnya tertawa bersama tak percaya jika Davian bisa marah seperti itu apalagi menggunakan bahasa gaul.

"Yaelah bercanda gue sensitif amat sih" ucap Galang

Setelahnya mereka lalu tertawa secara bersamaan, akhirnya Davian dan Galang berdamai, Anissa sudah memaafkan Galang dan tak ada alasan bagi Davian untuk membenci Galang toh juga Galang sudah berteman dengan Anissa sejak lama.

Terlebih Anissajuga sudah menjadi milik Davian sekarang bahkan Anissa sedang mengandung anaknya. Lengkap sudah kebahagiaan keluarga kecil mereka, Davian tak mau membuat masalah lagi dengan Galanh. lagi pula dia juga sudah meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

Semenjak hari itu akhirnya Alex Anita sering datang berkunjung sekedar bersenda gurau itupun selalu ada Davian yang menemani bukan karna Davian tak percaya tapi Galang sendiri yang sering bertanya keberadaan Davian saat akan berkunjung. Mungkin dia juga sekarang menghargai Davian sebagai suami Anissa dan sudah tau batasan juga.

Hari hari demi hari telah berlalu kini kandungan Anissa sudah menginjak 2 bulan, tapi masih belum ada perubahan perutnya masih saja kecil mungkin karna usia kandungannya juga masih sangat muda.

Setiap Harinya Anissa tak sabar menunggu hari dimana perutnya mulai membuncit dan bisa merasakan gerakan sang buah hati yang tengah di kandung nya.

Davian juga sekarang lebih perhatian dan jauh lebih posesif di banding sebelumnya. Segala apapun yang Anissa lakukan pasti Davian yang melakukannya atau sekedar membantu mulai dari membantu masak mencuci pakaian bahkan jika akan turun kebawah saja harus di tuntun, mungkin karna itu hal yang pertama bagi Dimas jadi ia masih was was jika harus membiarkan Anissa melakukannya sendiri.

Kehidupan keduanya semakin membaik setiap hari, tak ada hal yang membuat Anissa takut atau hal apapun itu.