Chereads / Sujud Terakhir / Chapter 28 - Menyebalkan

Chapter 28 - Menyebalkan

Setelah apa yang dilakukan Davian dan wanita yang tak ia kenal sebelumnya aku tak mungkin tinggal di atap yang sama dengan Davian, Aish pria yang ku nikahi itu benar benar brengsek! gerutu gadis itu kesal, aku ingin pergi ke rumah Anita namun aku yakin Davian pasti akan kesana jika tau aku tak ada di rumah.

Aku tak punya pilihan lain selain rumah sahabatku itu, bunda? ayah? aku tidak mungkin kesana. Davian pasti akan langsung kesana jika tau aku tidak ada di rumah. Haish Naura arrgghhh. gadis itu kini berteriak kesal mengacak ngacak rambutnya frustasi. iyahh Naura ada di rumah ini bagaimana bisa dia meninggalkan Naura disini dia pasti akan sangat tidak nyaman. tapi persetan dengan semuanya aku sudah muak dan tidak kuat lagi.

Siang itu gadis itu pergi hanya membawa tas kecil nya dan telepon genggam saja.

***

"Tadi sebelum kesini gue sempat pulang hanya sekedar untuk mengambil baju tapi gak jadi deh, gue cuma bawa ini" ucap gadis itu sembari memperlihatkan hp dan tas kecil yang isi nya ada dompet ATM uang cash.

tak

Anita menoyor kepala sahabatnya itu.

"Anjing" sarkas Anissa

"Anjir kata-kata mutiara itu masih ada di jiwa lagi ternyata Nis" Anita tertawa puas mendengar ucapan kasar dari sahabatnya itu.

"Berisik"

" Gue lagi sedih anjing lu ngerti dikit kek perasaan gue" ucap gadis itu, ia berjalan melewati Anita kemudian duduk di sofa sembari memegang kepala nya yang begitu berat.

Anita berbalik berjalan dan ikut duduk di samping sahabatnya itu.

Dia paham dan mengerti apa yang di rasakan Anissa saat ini.

"Gue pengen di boleh yah? Ada kamar kosong gak?"

"Ada tuh di atas"

"ok"

Aku masuk dan menutup rapat kamar yang akan ku gunakan, tempat ini masih sama seperti itu dan tidak ada yang berubah. Ada banyak foto fotoku bersama mereka disini entah yang ada di nakas atau yang terpajang di dinding. "Davian gue pengen banget mukul lu pake tingkat bisbol".

"Pria brengsek, aku membencimu!!" ucap Anissa

Aku berjalan gontai menuju ranjang, melelahkan. Semuanya sia-sia entah ini pertanda atau entah lah.

Aku merebahkan pelan tubuhku di ranjang mengambil hpku dan menghidupkan nya.

Tadi saat di taksi aku sempat mematikan hpku karna malas jika kalau Davian menghubungi ku.

Ku lihat ada beberapa pesan dari Davian dan beberapa panggilan tak terjawab pula. Bunda juga beberapa kali menelfon ku sudah di pastikan jika Davian pasti ada di rumah bunda sekarang.

"Nisa, kamu dimana? Aku bisa jelasin"

"Kamu salah paham!!"

"Kamu dimana? Aku di rumah dan disini ga ada kamu!"

"Jangan buat aku khawatir!! aku bisa jelasin!! Itu ga seperti apa yang kamu lihat. Aku jemput kamu, dimana?"

"Ciih, apa nya yang salah paham sih? Semuanya udah jelas kamu fikir aku bodoh!!" gerutu gadis itu.

Dert

Bunda menelfoku, haruskah aku menjawabnya? ahh sudah lah pasti disana ada Davian. Aku tak mau mengangkatnya, aku menggeser panel merah dan menyimpan hpku di ranjang.

Dert

Hp kuu kembali bergetar, Ahh kini Ayah juga ikut menelponku. Aku harus menjawab apa?? Aku menggeser panel hijau dan mengarahkan hp itu ketelingaku.

"Kamu dimana Nisa?" tanya laki-laki tua itu.

"Aku ga mau pulang, kalo Ayah menelponku untuk memaksaku pulang jangan telpon aku lagi aku ga mau berdebat sama Ayah untuk saat ini. Anissa butuh waktu yah, Nisa mohon!" ucap Anissa memelas.

"Ayah gak akan maksa kamu pulang! Ayah khawatir sama kamu, kamu lagi dimana Nisa? biar Ayah jemput yah? Ayah janji gak akan kasih tau Davian. Ayah ngerti perasaan kamu Nak. Kamu lagi di jalan mana biar Ayah jemput sekarang yah?"

"Aku ada di rumah bukan di jalan, Ayah gak perlu khawatir aku pengen nenangin diri dulu" ucap gadis itu lagi.

"Semuanya bisa di omongin baik baik Nisa, kamu kenapa kaya gini sih? Tadi Davian kesini dan nyari kamu dia bahkan masuk ke rumah dengan keadaan panik karna kamu gak ada di rumah dan kabur katanya" ucap Handoko lagi "Kalo bukan karna kamu ayah sudah memukulnya tadi, dengan seenaknya dia nyakitin perasaan anak Ayah"

"Maafin Bisa Ayah, tapi Bisa gak mau ketemu dulu sama Davian .." ucap Anissa, tenggorokan nya kini tercekat, ingin rasanya menangis meraung sejadi jadinya.

"Davian udah cerita semua nya sama Ayah, kamu salah paham sayang, pulang yah"

"Hiks Hiks .. Ayah gak tau apa-apa Bisa lihat secara langsung saat Davian dan perempuan itu berpelukan di depan Nisa. Nisa sudah bisa menerima Davian di hidup Nisa, tapi kenapa disaat perasaan Bisa muncul dia malah gitu sama perempuan lain yah"

"Kamu dimana sayang, biar ayah kesana sekarang" bujuk Handoko lagi.

"Kalo aku kasih tau Ayah, pasti kasih tau Davian kan!!" ucap Anissa.

"Enggak Nisa, ayah janji" ucap Handoko meyakinkan putri kesayangan nya itu.

"Jangan bohong yah" ucap Anissa masih belum percaya, rasanya belum sanggup jika harus bertemu dengan Davian sekarang.

"Ayah janji Nis, ayah janji gak akan ngasih tau Davian" ucap Handoko menyakinkan putrinya lagi untuk kesekian kalinya.

"Aku di rumah Anita yah sekarang" ucap Anissa terus terang.

"Ok, ayah kesana sekarang" ucap Handoko lalu ia mematikan sambungan telefon nya sepihak.

Apa keputusanku memberi tahu Ayah salah?? Jika ayah memberi tahu Davian bagaimana? Aku kangen sama kamu Davian aku mulai terbiasa hidup bersama apa bener aku cuma salah paham? Ciih .. di saat seperti ini saja aku memikirkan perasaannya, padahal dia saja tak memikirkan perasaanku saat berpelukan dengan perempuan sialan itu.

Haruskah aku menikahkan kalian berdua agar kalian senang! Menyebalkan! Ternyata patah hati itu sakit sekali.

Dert

Call Davian

Aku menekan panel merah ketika tahu bahwa Davian lah yang menelponku.

Dert

Call Davian

Ihh nyebelin banget sih! Ngapain sih nelpon terus, aku benci sama kamu Davian.

Aku kembali menekan panel merah, aku belum sanggup menjawab telfon nya

Lagi dan lagi Davian terus menelfonku beberapa kali, aku ingin sekali mengangkatnya, aku ingin bertanya apa maksud semua ini ada hubungan apa dia dan perempuan ganjen itu. Huh apa aku sanggup untuk menanyakan nya apa aku sanggup jika nanti Davian bilang kalau dia mulai mencintai gadis lain, dan selama ini mereka punya hubungan.

Jika Davian berniat menduakan aku, aku lebih baik menyerah dan memilih hidup sendiri saja.

Sanggupkah aku melepaskanmu bersama wanita itu, tidak kah kamu juga mencintaiku Davian. Kenapa kamu ngelakuin hal ini ke aku? Apa salahku Davian brengsek.

Aku meringkuk di atas ranjang air mata ini seperti tiada hentinya terus mengalir membasahi pipiku hiks hiks, Ciih kenapa aku harus menangisi pria seperti dia.

Ting Tong

Ku dengar bel beberapa kali berbunyi mungkin kah itu Ayah. Baiklah aku harus kuat di hadapannya aku tak boleh menangis, aku tak boleh terlihat rapuh kuat Bisa kamu harus kuat.

Tap Tap Tap

Clek

"Kamu tuh kenapa egois sih Nisa! Setidaknya kamu difikirin panjang lebar sebelum pergi dari rumah, salah paham sayang" peluk tiba-tiba pria itu.

Aku ingin memeluknya erat mencari tempat nyaman untuk bisa mencurahkan isi hatiku, Davian saat aku ke kantornya dia tengah berpelukan dengan seorang perempuan di ruang kerjanya. Kamu selingkuh Davian! Aku benci sama kamu.

Davian tampak melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahuku dengan keduan tangannya.

"Kamu salah paham sayang"

Kan aku udah yakin Ayah pasti gak akan menepati janji nya, ayah nyebelin banget.

"Aku melihatnya dengan kedua mataku, apa hal itu kurang jelas huh" ucap Anissa terisak.

Anita yang sedari tadi memperhatikan dua sejoli itu hanya melipatkan kedua tangannya dan menopang kepala nya di sana.

"Drama rumah tangga" ucap Anita ia lalu berbalik dan kembali menonton tv.