Ada banyak hal bisa membuat kita tertawa tersenyum dan bahagia mungkin salah satunya juga ketika melihat taman di halaman rumah. Yah, pagi ini setelah sibuk begulat di dapur dan mempersiapkan keperluan Davian sebelum berangkat ke kantor.
Aku bergegas ke halaman rumah dan melihat pemandangan baru disana. Yah, bunga-bunga yang ku sukai telah mekar dan tumbuh begitu cantik nya.
Sedari dulu aku memang suka bunga, mereka sangat indah saat mekar. keindahan mengalahkan segala hal yang ada di dunia ini.
Agak berlebihan memang tapi karna memang bunga-bunga itu seindah itu.
Ckit
Terlihat sebuah mobil berwarna hitam tampak berhenti tepat di depan gerbang rumah Anissa.
Tak lama sang punya mobil keluar dari mobil.
"NISSA ...AA" teriak seorang gadis, dan di susul dua orang lainnya yang ikut memanggil gadis itu.
"Anita, Galang ..." gadis itu mengerucutkan bibirnya saat tau ada galang diantara Anita dan entah siapa yang satu lagi. Dia begitu asing belum pernah dia temui sebelumnya.
"ketiganya berjalan menghampiri Anissa yang masih mematung melihat ke arah Galang dengan penuh emosi.
Hatinya panas, darah nya seolah sedang bergejolak melihat orang yang pernah begitu itu cintai namun juga menjadi dalang utama rasa sakit yang dia terima.
"Nissa .. malah bengong" ucap Anita menepuk pelan bahu gadis itu.
"Sadar nisaa" ucap batin gadis itu.
"Kamu ngapain kesini? Dari mana kalian tau rumah gue yang sekarang?" tanya Anissa ketus.
"Yaelah Sa, ketus amat jawab nya. Nih gue di kasih tau Galang, katanya Lo udh nikah dan pindah kesini" ucap gadis itu menunjuk Galang.
"Lo tau dari mana gue nikah dan pindah kesini?" tanya Anissa penasaran pasalnya gadis itu bahkan tak memberi tahu siapapun jika dia sudah menikah dan pindah kesini.
"Emh .. aku ...u aa...aku cari tahu Nis. Aku mau minta maaf sama kamu" ucap Galang.
"Iya Nis, gue udah denger dari Galang semua nya. Gue ikut kesel waktu tau Lo di gituin sama dia. Emang kurang ajar ni manusia satu" ucap Anita menatap Galang kemudian memberikan satu pukulan cukup keras di dadanya. "Oh iya btw kenalin, ini Hilman. Dia saudara gue" ucap Anita memperkenalkan saudaranya pada Anissa.
"Gue baru tau Lo punya saudara laki-laki, btw aku Anisaa temen nya Anita" keduanya tampak saling bersalaman dan tak lama langsung di lepaskan.
"Btw buat Lo Galang, gue gak butuh permintaan maaf Lo. karena permintaan maaf Lo itu gak guna juga gak akan ngerubah hal yang udah terjadi di hidup gue" emosi gadis itu mulai meluap.
Anita tampak mendekati teman nya itu dan mengusap halus bahu sahabatnya. "Udah kali Nis, lagian Galang juga udah minta maaf kan salam lu jadi yaudah lah jangan di perpanjang lagian hal kaya gitu hal sepele kok, ok" ucap Anita enteng.
"Hah??" Anissa tampak tercengang dengan apa yang baru saja di katakan Anita. "sepele? Dia ngehina gue di depan banyak orang, dia ngelecehin gue dan apaa..a? Lo bilang ini bukan masalah besar? Are you healthy? I'm your friend" ucap Anissa kecewa.
"Maksud Anita tuh gak kaya gitu Nis" ucap Galang ikut menimpali.
"Sorry nih sebelumnya bukan nya gue ikut campur tapi yang di bilang Anissa ada bener nya Nit, Galang. Ya maksud nya Lo kan sahabat nya dia, Lo harus nya lebih ngerti apa yang di rasain dia. Dan buat Lo Lang, kalo emang Lo nyesel ya minta maaf dengan tulus lah" ucap Hilman, memberi jalan tengah atas pertengkaran yang sedang terjadi.
Anissa masih terdiam tak beranjak sendikitpun dari posisi nya saat ini.
Anita merasa bersalah, apa yang di katakan ada benar nya juga, dia tak seharus nya berkata hal seperti itu.
"Gue minta maaf ya Nis" ucap Anita dia langsung memeluk sahabat nya itu.
Anissa tak membalas pelukan sahabat nya itu, dia segera melepaskan pelukan itu.
"Nis gue bener-bener minta maaf sama lo. gue nyesel bnget karna harus ngomong hal semenjijik an itu sama lo, harus nya kata kata itu gak harus ke ucap dari mulut gue. Gue harap Lo bisa maafin gue" ucap Galang.
"Gue lagi gak mood buat namu hari ini, jadi mending kalian pergi aja dari sini." ucap Anissa, ia akhirnya berbalik dan pergi menjauh dari Anita dan kedua laki-laki itu.
Tampak Anita berlari mengejar Nissa sedangkan Galang dan Hilman memilih diam di tempat.
"Nissaa ..aa jangan marah sama gue, gue minta maaf karena ngomong gitu sama lo." ucap Anita, dia segera menghentikan Anissa yang tak memperdulikan nya saat berbicara, ia menghadang gadis itu di depan dan berhasil menghentikan nya.
"Apalagi Nit? Gue ga minat buat debat dan seperti yang Lo denger sebelum nya kalo gue gak minat buat ngobrol dan masukin tamu ke rumah gue apalagi ada dua cowok juga. Suami gue lagi gak ada di rumah" ucap gadis itu.
"Ok ok iya gue paham, gue minta maaf Nis, Lo tau kan kita sahabatan udah lama masa cuma karna salah paham kaya gini Lo marah sama gue" ucap Anita frustasi.
Gadis itu tampak membuang nafas nya kasar.
"Gue gak marah, cuma karna mood gue aja yang lagi gini jadi please, Lo bisa balik lagi kesini besok atau lusa tapi gue mohon jangan hari ini Nita. Gue bener-bener pengen sendiri dulu buat hari ini dan satu lagi" ucap gadis itu mengangkang satu jari telunjuk nya.
"apaa?" ucap Anita penasaran.
"Kalo Lo mau kesini Lo jangan bawa tu manusia kesini. gue alergi sama tu orang" ucap Anissa memberi isyarat mata.
"Ahh, iya Galang gue ngerti kok, lain kali gue gak akan ngajak dia lagi. bener ya Lo gak marah sama gue?" tanya Anita kegirangan.
"Iyah gue gak marah kok" ucap Anissa memberi senyum kecut nya.
"Ahh jangan marah lagi, gue gak bisa hidup tanpa Lo. cuma Lo sahabat yang gue punya Nissa." ucap Anita dia langsung memeluk sahabat nya itu kegirangan. "Yaudah gue pulang dulu yah, kapan-kaoan gue kesini lagi bawa kado buat Lo karna gue kan belum ngasih kado pernikahan ke Lo" ucap Anita melepaskan pelukan nya.
" Gak usah lagi, doa nya aja" ucap gadis itu
"Enggak bisa! Lain kali pasti gue bawain kado kok, yaudah gue bawa dua curut itu keluar dulu yah, bye bye Nissa happy wedding my friend" ucap Anita berlari menjauh sembari kegirangan.
"Ayo pulang, Lo berdua gak di terima disini" ucap Anita menarik Galang dan Hilman.