Pagi ini seperti biasa aku bangun lebih awal dibanding suami dan aku fikir Naura juga belum bangun aku langsung berjalan menuju dapur untuk membuatkan sarapan sebelum suamiku berangkat kerja. Selain itu juga aku harus mendidihkan air untuk mandi suamiku, dari awal menikah hingga sekarang Davian selalu mandi dengan air hangat ketika akan berangkat kerja, aku tak tahu alasan jelasnya tapi mungkin karena dingin padahal kan jika mandi menggunakan air dingin justru akan sangat membuat kepala segar.
Setelah selesai masak dan memanaskan air aku langsung naik lagi ke atas untuk membangunkan suamiku.
Clek
Aku naik ke atas ranjang dan duduk di samping suamiku lalu membangunkan nya dengan manja, terkadang aku mengecup keningnya kadang juga aku memainkan bulu matanya yang tampak letik, semua ini aku lakukan setelah Davian benar-benar menyatakan perasaannya padaku. terkadang jika sulit aku akan menggoyahkan tubuh nya beberapa kali "Davian bangun, nanti kamu kesiangan loh" ucapku membangunkan suamiku yang sedari tadi susah di bangunkan.
Hening, pria ini benar-benar tidak merespon ucapan ku hingga beberapa kali aku harus menggoyangkan tubuhnya agar ia terbangun.
"Iya ini sudah bangun" ucap Davian lalu mulai bangkit dan terduduk.
Cup
Aku sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Davian padaku, ini pertama kali nya dia melakukan hal ini padaku.
Satu kecupan berhasil mendarat di bibirku, aku lalu tersenyum saat mendapatkan kecupan di pagi yang indah ini, Akhir akhir ini memang suami sangat romantis entah kenapa tapi baguslah itu artinya rumah tangga kami berjalan dengan sangat harmonis "Aku sudah siapkan air hangatnya sebaiknya kamu cepat mandi atau nanti pasti akan kesiangan" ucapku mendorong pelan lengan suamiku, setelah nya karena malu aku bergegas turun ke bawah.
"Iyah" ucap Davian. "Anissa …" teriak Davian cukup keras hingga mampu membuat ku menoleh lagi ke belakang padahal aku sudah hampir turun dari tangga. Mau tak mau akhirnya aku kembali ke kamar.
Tap tap tap
"Apa apa?" tanya Anissa.
"Sini bentar …" ucap pria itu dengan mata yang masih tertutup ia melambaikan satu tangan nya padaku.
Cup
Satu kecupan lagi mendarat bebas di pipi kiriku, aku hanya tersenyum lalu bangkit dan menuju tangga yang yang tak jauh dari kamarku. Sementara Davian kini sudah beranjak turun dari ranjang lalu berjalan gontai menuju kamar mandi.
Tap
Tap
Tap
Clek
Aku masuk ke kamar Naura, pada umurnya yang masuk menginjak 26 tahun Naura masih saja tidak mau mengenal laki-laki yah .. aku tahu karena orang tua selalu memintaku untuk mengenalkan pada seorang pria.
Aku berjalan dan duduk di samping ranjang gadis itu lalu menggoyangkan tubuhnya hingga beberapa kali dan membuat nya risih dan akhirnya terbangun, aku terkekeh saat melihat wajahnya yang baru bangun tiba tiba mengerucutkan bibir mungilnya ke hadapanku "Apaan sih lo anjir, ganggu banget jadi orang, gue kan jadi bangun" ucapnya ketus.
"Ini udah siang Lo mau bangun jam berapa? Inget ini bukan rumah Lo dimana Lo bisa bangun seenak jidat" ucapku ketus.
Naura lalu bangkit dan memelukku erat-erat "Makasih Lo Nisa udah di ingetin" ucap Naura lagi.
Aku mengerutkan alis ku ketika mendengar ucapan Naura, aku lantas melepaskan pelukan Nura dan menatapnya lekat-lekat. "Gue tau kok gue baik, makasih Lo. Mohon maaf meluk nya jangan lama-lama jijik gue" ucapku terkekeh.
Gadis itu kemudian duduk dan mengucek matanya "Hahaha seminggu disini kek nya gue bakal gila deh"
"Hahaha tenang Naura gue bakal selalu baik sama Lo selama Lo ada disini, gue kan sayang sama Lo CK" ucapku kemudian berdecak dan pergi dari kamarnya.
"Haha siap Anissa wahai penguasa rumah ini" ucap Naura lalu ia bergegas masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai aku lalu menyiapkan sarapan di meja makan yang sudah disiapkan sejak subuh tadi, ya setelah sholat subuh Davian kembali tidur sedangkan aku langsung pergi ke dapur memasak sesuatu.
Ku lihat Davian sudah siap dan terduduk di meja makan, sedangkan Naura baru saja keluar dari kamarnya menuju meja makan.
Davian tampak tersenyum saat melihatku, ahh suamiku memang tampan aku tidak rugi dijodohkan dengan pria sebaik dan setampan Davian.
Sesaat ku lihat Davian melihat Naura yang baru saja datang.
"Sarapan dulu Na" ucap Davian pada Naura.
"Hem, Iyah" ucap gadis itu tersenyum kecut.
Sudah 3 bulan terakhir ini Davian sangat sibuk hingga harus pulang larut malam dan tak bisa berbincang denganku, beberapa minggu lalu aku bahkan menangis meminta sesegukan pada sang pencipta jika aku bukan jodohnya aku harap semuanya berakhir secepat mungkin.
Namun doa-doa ku ternyata dijawab oleh sang pencipta bumi ini, pria itu Davian pada akhirnya meminta maaf bahkan memintaku secara langsung untuk mau menjadi istrinya yang utuh meskipun ya tentu saja aku dengannya belum pernah melakukan hal intim.
Akhirnya kami memulai sarapan pagi, sesekali ku lihat Davian sedang menikmati sarapannya. Dan gadis itu Naura juga sedang sibuk menyarap makana nya.
Ahh aku sungguh bahagia karena kehidupan ku sungguh beruntung sekali, aku bahkan sangat dan sangat bahagia sekali. Rasanya kehidupan rumah tanggaku berjalan dengan sangat sempurna bahkan lebih dari kata sempurna. Suamiku baik, tampan, mapan kami bahkan memiliki rumah mobil perusahaan kecil yang sedang di bangun perlahan oleh Davian.
Namun aku juga terkadang takut dengan hidupku yang terlalu sempurna ini, aku takut jika akan ada masalah yang sulit untuk ku selesaikan namun aku sendiri tak tahu masalah itu apa, aku hanya sedikit gelisah saja.
Ahh sudahlah aku tak perlu memikirkan hal-hal aneh yang terpenting kan hidupku sekarang memang terlalu sempurna.
"Aki sudah sesuai Sa, aku berangkat dulu yah" ucap Davian lalu bangkit dari tempat duduknya.
Cup
Seperti biasa satu kecupan dia berikan padaku di kening sebelum pria itu berangkat kerja, aku lalu mengikutinya dari belakang. "Aku berangkat yah Sa" ucap Davian padaku sebelum masuk mobil.
Cup
Kini ia mengecup lagi keningku dan berjalan menuju mobil "Hati-hati ya Davian jangan ngebut" ucapku setengah berteriak.
Kulihat mobilnya mulai berjalan dan berlalu hingga tak terlihat lagi. Setelah kepergian Davian aku masuk lagi ke dalam untuk menyelesaikan sarapanku yang belum selesai.
Aku kembali duduk di meja makan kulihat Naura tengah memakan nasi goreng nya hingga habis. "Whhaa Naura lahap banget makan nya dan ternyata sudah selesai yah makan nya, pinter" ucapku pada gadis itu kemudian tersenyum kecut. Naura pasti tidak akan tahan tunggal disini hahahaha.
Naura tampak menghentikan suapan terakhirnya, gadis itu menatapku tajam dari seberang meja. Tangannya terlipat kemeja.
"Gak cape lu dari tadi kek bocah, udah nikah tapi kelakuan kek anak TK, amit-amit banget gue punya saudara kek lu" ucap gadis itu kesal.
"Elah marah-marah Mulu lu kek lagi pms abisin tu nasi sayang gue masak nya pake hati" ucapku cengengesan.
Lalu dengan kesal ku lihat Naura melahap satu suapan terakhir kemudian meminum satu gelas susu di hadapannya dan bergegas kembali masuk ke kamarnya.
"Emosian ck" ucap ku berdecak.