Paman Rachel itu berusaha menenangkan diri.
"Rachel, kita masih bisa membicarakan ini, nggak perlu ancam mengancam seperti ini?" bujuk Om Ronnie lembut.
Mata gadis cantik itu memicing dengan sorot mata sinis, sedangkan satu sudut bibirnya tertarik ke belakang.
"Bicara? Apa sebelum ini Om Ronnie bicara padaku? Apa aku setuju menikah dengan orang yang kukenal itu?" berondong Rachel dengan dingin.
"Bukankah semua itu terjadi tanpa sepengetahuanku? Semua rencana busuk kalian itu telah dilakukan di belakangku?" imbuh Rachel geram, suaranya kembali meninggi.
"Dan Bicara? Terlambat!" teriak Rachel meradang.
"Ra-"
"Tidak! Aku nggak mau bicara apa-apa lagi! Aku mau uang! Cash! Sekarang juga!" paksa Rachel tak peduli.
"Rachel, Om nggak punya uang pribadi," kilah Om Ronnie lemah.
"Menurut Om aku peduli? Tidak! Kenapa aku harus peduli dengan orang yang nggak mempedulikanku," balas Rachel dengan nada cepat.
"Cepat, Om!" seru Rachel tak sabar.