*****
Ada beberapa hal yang Di sukai oleh Aksa. Satu, berduel. Dua, Menghabiskan waktu dengan Teman-temannya. Tiga, yang baru-baru ini di lalukan Oleh Aksa yaitu menemui Zahra.
Entahlah, Zahra membawa pengaruh Baik dalam Dirinya. Seperti rasa nyaman Dan damai jika sedang bersama Dia. Seakan-akan, Lava yang Menjalar panas Itu bisa di padamkan oleh embun.
Dan Aksa menyukainya, sangat.
Bahwa, Segala hal sederhana yang mereka lalukan dapat membuat Dirinya Bahagia.
Seperti sekarang.
"Aksa! Ayo kejar aku!" teriak Zahra yang Saat itu sedang mengayuh sepeda.
Pagi ini, mereka memutuskan untuk Bersepeda keliling Taman Kota. Kebetulan juga Hari Ini Libur, Jadi Aksa Akan Memanfaatkan waktu yang Ada dengan sebaik mungkin.
"Tunggu Gue, Ra!" teriak Aksa.
Mereka menjadi pusat Perhatian di Sana, apalagi Aksa. Di Fikiran mereka, kok bisa? Cowok tampan berbadan besar Dan Macho seperti Aksa Mau Naik sepeda.
Apalagi dengan tawa yang menghiasi wajah sangarnya saat Zahra Memekik sebal karena Aksa mendahuluinya.
"Udah, ah. Aku capek," ucap Zahra. Ia menghentikan kayuhan sepedanya Dan menepi. Gadis dengan Baju Sport Hijab itu terlihat Ngos-ngosan.
Zahra mendudukan Dirinya di Bangku Taman sambil mengipasi wajahnya.
Aksa yang mendengar itu sontak ikut menghentikan Sepedanya. Ia menggeleng pelan melihat Zahra Dan menghampirinya.
"Padahal niatnya mau olahraga, kok malah kejar-kejaran ya, Ra?" tanya Aksa yang sudah duduk di samping Zahra.
Zahra menatap Aksa Dan tersenyum lebar.
"Tapi Aku suka."
Aksa Yang melihat Senyuman cantik itu juga tak kuasa menahan senyumnya.
"Bentar."
Zahra menatap Aksa yang tiba-tiba berlari ke sebuah Warung kecil Dan Datang dengan membawa Dua Botol.
"Nih," ucap Aksa memberikan satu Botol itu untuk Zahra.
"Terimakasih, Aksa."
Aksa mengangguk, tangannya terulur menepuk kepala gadis itu sayang.
Zahra yang ingin membuka tutup Botol itu mendadak salting. Aksa rajin sekali membuatnya Baper.
"Bisa, gak?" tanya Aksa melihat Zahra yang kesusahan membuka tutup Botol.
Zahra mendongak Dan mengerucutkan bibirnya, hal itu membuat Aksa tau jika Zahra tak bisa.
"Ck, lain Kali Gue harus lebih peka kayaknya," ucap Aksa mengambil Botol Mineral itu Dan membuka tutupnya dengan sekali Percobaan.
"Kamu kuat banget, Aksa."
"Iya dong. Kan cowok."
Zahra tersenyum lalu Ia meneguk air di Botol itu dengan Mata melirik pada Aksa yang terus menatapnya.
"K-kenapa di liatin mulu."
Aksa tersadar, Ia Dari tadi terpesona melihat Paras cantik Zahra yang Bersinar terkena mentari pagi. Cowok tampan dengan celana Training Dan Kaos hitam itu memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Lo cantik, si," gumam Aksa pelan sekali sehingga Zahra tak bisa mendengarnya membuat Gadis itu hanya bisa menatap Aksa dengan wajah bingung.
"Kita Mau kemana lagi abis ini?" tanya Zahra sambil menaruh Botolnya yang masih tersisa banyak.
"Lo kok minumnya dikit banget?" tanya Aksa yang salah Fokus pada Botol Zahra.
Mendengar pertanyaan itu membuat Zahra tersenyum kikuk.
"Iya, Aku emang gak terlalu suka minum."
Aksa menghela nafas.
"Air Putih itu penting, Zahra."
"Tapi kan gak enak. Gak Ada rasa."
"Obat juga gak enak tapi bikin sembuh, kan? Sama halnya Kaya air Putih."
Zahra cemberut dan memutuskan kembali meminum air Putihnya.
"Pintar," puji Aksa.
"Kita ke Lapangan Basket aja, ya? Sekalian ketemu sama temen-temen gue."
Zahra yang telah menghabiskan setengah Botol air Putihnya itu seketika berbinar.
"Aku boleh gak ikut main basket?"
"Emang bisa?" tanya Aksa dengan Mata memicing.
"Y-ya gak bisa, tapi kan kamu yang ajarin." Zahra menggaruk kepalanya membuat Aksa gemas Dan mengusap kepalanya.
"Iy-iya. Nanti gue ajarin lo sampai bisa."
"Asik!!"
Aksa tersenyum.
***
Kedatangan Aksa dan Zahra di Sambut dengan sorakan Dan siulan heboh teman-teman Aksa yang Ada di lapangan.
Ah, lebih tepatnya sih hanya Rangga Dan Bayu. Jika Devan malah sedang Anteng memasukan bola ke dalam Ring berkali-kali.
"Pantesan pagi-pagi udah buru-buru banget Mandi, taunya Mau ketemu Neng Cantik," kata Bayu dengan ekspresi Menggoda. Cowok tampan itu memakai Kaos Putih dan celana pendek.
"Kalo udah bucin susah Ya. Meskipun Si Bos Sekalipun."
"Gas Teross!"
Aksa menghela nafas, Ia memarkirkan Sepedanya juga sepeda Zahra ke tepi Lapangan, dekat dengan pohon pucuk merah.
Zahra hanya bisa tersenyum kikuk menanggapi tatapan Menggoda teman-teman Aksa.
"Neng Zahra. Gue minta maaf atas kejadian dulu," ucap Bayu saat Zahra mendekat ke mereka. Ia baru bisa meminta maaf secara langsung hari ini karena beberapa hal.
"Minta maaf untuk apa?" bingung Zahra.
Bayu memandang Kikuk Zahra, Ia merasakan senggolan di lengannya. Pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Rangga.
"Soal gue yang biarin lo pergi, lo jadi di ganggu sama musuh."
Zahra terdiam, seperti berusaha Mengingat. Lalu Ia tersenyum hangat.
"Gapapa, Kok. Kamu gak salah. Lagian waktu itu Ada Aksa."
Aksa yang baru mendekat dan merasa jika namanya di debut sontak menatap mereka ingin tahu.
"Tapi gue beneran Merasa bersalah, Zar."
Zahra lagi-lagi tersenyum. " Aku gak marah Bayu, beneran. Kamu gak salah, tapi Aku yang salah."
Mendengar ucapan itu membuat Bayu bernafas lega.
"Pantas aja Aksa suka sama lo." Batin Bayu.
Aksa mengerti arah pembicaraan mereka Dan seketika mengangguk.
"Jangan ulangi."
"Siap ketua!"
"Yaudah. Mending kita main basket kuy!" ajak Rangga, Ia merebut bola di tangan Devan membuat cowok itu mendelik.
"Yuk!"
Zahra tersenyum pada Aksa Dan mengangguk.
"Gue sama Zahra. Kalian bertiga," ucap Aksa terdengar sebagai titah mutlak.
Mereka akhirnya memposisikan diri. Devan bagian pertama Mendribble Dan Ia mengoper pada Rangga.
Bayu ingin Memasukan bola ke dalam Ring namun Aksa mencegatnya Dan berakhir di dribble dengan Lihai oleh Dia.
"Aksa, Aku!" teriak Zahra membuat Aksa menoleh Dan tersenyum tipis.
Ia mendekat, masih dengan bola yang terus di pantulkan ke tanah. Ia mengoper kecil pada Zahra Dan gadis itu menerimanya dengan wajah ceria.
"Aksa, ini gimana? Bolanya gak Mau nurut," ucap Zahra terdengar sebal saat Ia tidak bisa Mendribble bolanya seperti yang lain.
Aksa menggeleng.
"Sini, gue ajarin."
Zahra mengangguk patuh, Ia melihat Aksa yang mengambil alih bola orange itu.
"Mata harus Fokus ke Bola, Ra," ucap Aksa menatap Zahra sebentar yang sedang memperhatikannnya dengan serius.
"Di dorong, bukan di lempar."
Aksa mempraktekan gerakan yang benar beberapa kali, Ia sudah Mendribble dengan sangat pelan dengan Tubuh yang belum bergerak.
"Mau coba?"
Zahra mengangguk, Ia mulai Melakukan hal serupa. Bibir mungilnya melengkung Indah karena Ia Mulai bisa, meskipun tak sehebat Aksa pastinya.
"Aksa, Aku bisa!"
Zahra tertawa, wajahnya nampak sangat cantik Dan berseri-seri di Mata Aksa membuat cowok itu terus menatapnya.
Bersama Zahra. Segala sesuatu menjadi ringan Dan menyenangkan.
Karena gadis itu adalah seseorang yang menjadi sumber bahagia Aksa. Zahra adalah peri cantik Aksa.
***