Chapter 8 - Angga nekad

Aku sudah melunasi tagihan rumah sakit atas nama Fikri dan sang korban mas Angga .Hatiku sedikit bertanya , ada apa dengan mas Angga ! biasanya ia terlihat bersih rapi dan wangi pada saat bersamaku dulu , namun sekarang penampilan nampak tak terawat , bajunya juga Kumal dan wajahnya yang dulu putih bersih sekarang begitu banyak di tumbuhi bulu bulu halus di wajahnya .

Wajah mas Angga walaupun terlihat kusam dan memakai pakaian yang sedikit Kumal tapi ia masih terlihat tampan .ah , masa bodoh dengan mas Angga aku sudah tidak mau memikirkannya , saat ini yang ada di hatiku hanya anakku dan pekerjaanku saat ini .

Saat ini aku terbilang menjadi wanita yang cukup sukses.Aku sekarang sudah mempunyai beberapa restoran yang cukup di minati orang orang dari berbagai kalangan dan juga lapisan masyarakat . Aku bersyukur dengan semau yang aku alami , banyak sudah airamataku yang keluar akibat nasibku yang menyedihkan , aku sudah memaafkan perbuatan mas Angga namun aku belum bisa berdamai dengan sakit hatiku ini .Padahal aku tidak mau penyakit hati ini terus menggerogoti hatiku ini , namun aku sebagai manusia biasa haruskah membunuh hatiku sendiri .Biarlah waktu yang akan mengobati luka hatiku ini seiring berjalannya waktu , aku yakin Tuhan tidak tidur , IA pasti akan menolong hambanya dalam keadaan apapun .

Tak terasa mobil yang Ina bawa sudah sampai di halaman rumah ," ayo Fikri kita sudah sampai nak !" ucap Ina sang ibu .

"Ya , Bu !" Fikri berjalan pelan sekujur tubuhnya masih terasa sakit akibat kecelakaan tersebut .

"Nah sudah sampai ! istirahatlah nak , pasti kamu lelah dan sakit ! badan pasti masih sakit lihatlah memar di sekujur tubuhmu masih biru biru dan ada permukaan kulit yang mencium jalan aspal yang hitam!" ucap Ina kepada anak semata wayangnya Fikri .

"Kamu istirahat dulu , ibu mau ke dapur mengambil sesuatu , kalau ada apa-apa kamu tinggal panggil bibi saja ya !" ucap Ina lalu pergi ke dapur .

Di dapur Ina minum air dingin segelas penuh , otaknya terasa mendidih mengingat apa yang mas Angga katakan tadi di rumah sakit , ia akan mengambil Fikri dariku ."tidak , itu tidak boleh terjadi , Fikri harus terus bersamaku ! enak saja mas Angga setelah melihat anaknya sudah besar ia ingin mengambilnya dariku ! kemana saja ia selama ini tidak pernah memberi nafkah kepada anaknya , tiba tiba datang ingin mengambilnya dariku ! jangan harap mas Angga aku membiarkan mu mengambil anakku Fikri !"

Keesokan harinya .

"Nak , kamu jangan sekolah dulu ya ! kamu belum sembuh benar , ibu tadi sudah menelpon wali kelas mu bahwa kamu masih sakit dan belum bisa mengikuti pelajaran !"

" Ya Bu !" jawab Fikri singkat sambil mengunyah roti tawar berselai coklat .

" Dan kamu jangan terima tamu siapapun ! ibu akan marah jika kamu melanggar perintah ibu !".

" Ya Bu !" kesal Fikri yang masih menerima perlakuan ibunya ." Bu , aku ini sudah besar tidak usah di kasih tahu seperti anak lima tahun x Bu !.

"Bu....bukan begitu Fikri ! ibu hanya ingin yang terbaik untuk mu ! karena kamu adalah satu satunya penyemangat ibu !" ucap Ina .

"Tapi jangan perlakukan aku seperti anak lima tahun Bu ! ibu tahu gak , setiap ibu mengantarkanku ke sekolah teman temanku selalu saja mengejekku dan menertawakan aku !" protes Fikri .

". Maafkan ibu fikri jika ibu membuat kamu malu dengan sikap ibu , ibu janji tidak akan mengulanginya lagi !" .tak terasa air mata Ina jatuh tanpa permisi di pipinya .

"Bu , maafkan Fikri ! bukan maksud Fikri menolak kasih sayang ibu kepada Fikri ! tapi biarkan Fikri besar sesuai umur Fikri . Ibu tetap nomor satu di hati Fikri dan tidak akan tergantikan oleh apapun .Fikri janji tidak akan membuat ibu menangis lagi !"

"Ibu juga minta maaf nak , selama ini membatasi ruang gerak mu bersama teman sebaya mu . Ibu ingin kamu menjadi sosok pria yang bertanggung jawab terhadap waktu yang kamu gunakan karena waktu tidak akan kembali lagi ! "

" Ya Bu ! Bu apa Fikri boleh tanya ? apa benar pria yang kemarin Fikri tabrak adalah ayah kandungku ?"

"Ina diam sejenak ! buat apa kamu tanyakan ayahmu nak ! bagi ibu ayahmu sudah mati !"

"Tapi , aku berhak tahu siapa ayah kandungku dan bagaimana rupa dan sifatnya ?"

" Suatu saat nanti ibu akan ceritakan tentang ayahmu kamu , tapi tidak sekarang ya ! ibu ingin ke pasar membeli keperluan warung kita !" Ina segera pergi menghindar setiap pertanyaan yang fikrl lontarkan .

"Ya Tuhan , apa aku harus memberitahu sifat dan kelakuan ayahnya ! tapi aku tidak ingin menceritakan aib mas Angga biar bagaimanapun mas Angga adalah ayah dari anakku !"

Seminggu setelah tragedi tabrakan itu mas Angga semakin berani mendekati ku dan juga Fikri . Aku tidak bisa mencegah mas Angga untuk dekat dengan anaknya , tapi aku risih dengan tatapan genit mas Angga yang selalu mencuri pandang denganku .

"Fikri , apa ayah boleh setiap hari datang menjengukmu ? "

"Fikri menoleh ke arahku meminta persetujuan dariku ! tanya ibu saja deh ayah , kalau sama ibu boleh Fikri akan terima ayah !" .

"Kesal ! pasti aku kesal dengan sikap Fikri ia tak tahu membaca mimik wajah ibunya yang sudah bosan mendengarnya !"

" Ini pasti akal akalan mas Angga , aku tahu siapa dirinya ia orang nya pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan " .

"Fikri , apa ayah boleh tanya sama kamu ? apa ayah boleh rujuk dengan ibumu dan membina rumah tangga kami kembali ?"

"Hatiku bagai bara api yang tersulut bensin aku langsung marah ketika mas Angga mengucapkan kalimat 'rujuk' bagiku kata kata itu bagai pisau tajam yang membelah daging di sekujur tubuhku " .

"Maaf mas Angga lebih baik , mas Angga pergi dari sini ! aku dan Fikri akan pergi ke suatu tempat , terimakasih saya ucapkan !" kataku menahan gejolak amarah yang bergemuruh di dadaku ."

"Dasar 'mas Angga ' di kasih jantung injak kepala !"