Chereads / Aplikasi biru penghacur rumah tanggaku / Chapter 10 - Ingin pergi saja

Chapter 10 - Ingin pergi saja

Setelah kejadian itu aku was was jika mas Angga nekad menodai diriku , bukannya apa aku sudah trauma dengan apa yang ia lakukan di masa lalu , aku sudah memaafkan mas Angga tapi rasanya masih ingat apa yang ia lakukan kemari , saat ia bercinta Dengan Imah seorang janda tetangga dekatku .Aku sungguh malu tak bisa membuat nafsu mas Angga sampai ke tempat lain selain istrinya .

Nasi sudah menjadi bubur apa mau di kata ! aku hanya mengelus dadaku semoga saja sifat anakku Fikri tidak seperti ayahnya yang tidak bisa menahan kemaluannya .

"Bu !" panggil Fikri yang membuat lamunanku buyar .

" Ya nak , ada apa !" jawabku lembut .

"Maafkan Fikri ya Bu ! Fikri gak tahu kalau ayah berniat buruk sama ibu !" imbuh Fikri .

"Tidak apa-apa nak ! yang penting ibu tidak apa-apa , dan sekarang kamu harus lebih selektif lagi jika ayahmu ingin berkunjung ! bukannya ibu membatasi mu bertemu dengan ayah , tapi ibu takut kejadian kemarin terulang lagi !"

" Baik Bu , Fikri tidak akan menerima ayah jika ibu melarang Fikri bertemu !"

Sinar matahari pagi sudah menunjukkan kekuasaannya , burung burung juga banyak yang mencari makan . "Akh ..... ternyata sudah pagi !" gumam Ina yang terbangun dari tidurnya .

"What !" jam delapan , Ina segera berlari menuju kamar mandi membersihkan dirinya di kamar mandi , karena hari ini ia ada pertemuan dengan salah seorang katanya ia akan memesan makanan di tempat usahaku . Aku bersyukur Allah masih memberi rezeki buat anakku Fikri dan juga karyawan ku yang berkerja di sana .

Tepat pukul 9.30 pagi aku sudah sampai di restoran tempat kami janjian sebelumnya .Aku melihat sudah ada dua pria yang menepati meja yang aku pesan kemarin di restoran ini .

"Maaf pak saya terlambat !" ucapku sopan sambil mengulurkan tanganku ke arah mereka dan mereka menyambutnya tapi tidak dengan pria di sebelahnya .

"Bu Ina , kami tidak mempunyai banyak waktu mari kita langsung saja membahas kerjasama kita sambil menunggu minuman yang belum datang .

Aku menganggukkan kepalaku ," silahkan pak di mulai meeting kita !"sahutku .

Aku tersenyum senang , bagaimana tidak aku mendapatkan pesanan catering di tempat usahaku , mereka memesan sebanyak seribu bok setiap hari untuk makan siang untuk karyawan pabrik .Tanpa pikir panjang dan aku menyetujui kerjasama ini , harga yang aku usulkan mereka tak keberatan asal memenuhi standar yang di tentukan tadi .

Baik kalau begitu , ibu Ina bisa datang ke pabrik kami untuk melakukan teken kontrak yang akan kita lakukan , kami bersalaman tanda setuju .

Aku pulang dengan wajah ceria , di perjalanan aku berhenti di supermarket membeli beberapa keperluan rumah , kalau soal belanja di restoran sudah ada yang menanganinya , ia adalah sahabat ku Nita . Nita berhenti atas permintaanku dan ia menyetujuinya , aku sangat senang kami berdua saling membantu satu sama lainnya .

Saat memilih barang belanjaan yang akan aku beli aku mendengar suara yang tidak asing lagi , itu seperti suara Imah , Imah berbicara dengan seorang laki laki dan suaranya sangat mendayu-dayu . Karena penasaran aku mencari sumber suara . Betapa terkejutnya aku Imah bersama laki laki lain , dalam hatiku mengapa Imah tidak bersama mas Angga ada apa gerangan .

Aku melihat tingkah Imah seperti itu seketika perutku langsung mual , astagfirullah ! ."Siapa laki laki itu ! dia sepertinya bukan asli orang sini tapi ! ah ....itu bukan urusan ku lagi buat apa repot repot ngurusin orang , gue aja repot ngurusin diri sendiri !"imbuhku dalam hati , aku menarik keranjang belanjaan ku ke kasir dan sepertinya Imah juga melihatku .Ia tak percaya bahwa rivalnya masih sehat walafiat .

Aku tak mau menegurnya jalang itu , masih sangat jelas dalam ingatanku Imah begitu manja di atas tubuh mas Angga , dan mas Angga juga tak menolak sentuhan gundiknya itu ." Astaghfirullah aku beristighfar jika mengingat kejadian tersebut , aku sudah memaafkan mereka tapi luka yang mereka torehkan terlalu dalam apalagi mereka bukan menyakiti aku saja , mereka juga menyakiti anakku Fikri .

Seharusnya anakku Fikri masih menerima kasih sayang dari kedua orang tuanya , namun gara janda gatel itu aku jadi janda juga , aku pikir mas Angga yang sekolah tinggi otaknya tak berjalan selaras dengan titel yang ia sandang sebagai guru .

Buat apa coba menjadikan istrinya janda demi janda , yang ada di diri Imah pasti ada padaku . Kalau mas Angga aku tampil cantik wangi ya , kasih uang harus lebih dong biar aku cantik dan bisa beli keperluan wanita dan sebagainya bukannya mencari wanita lain , apalagi harus mengorbankan anak yang masih kecil yang butuh perhatian dan kasih sayang seorang ayah .

Aku membuang muka dan melihat ke arah lain saat Imah ,Imah melihatku dari atas sampai bawah tak percaya dengan Ina wanita lusuh berdaster sekarang berpenampilan modis dan menarik . Aku tak ambil pusing anggap saja Imah itu penggemar beratku .

"Sayang kamu melihat apa sih ?" tanya kekasih Imah .

"Tidak apa beb aku hanya melamun saja !" jawab Imah lembut .

"Beb!"dalam hatiku tertawa jahat ,"kalau tahu sifat beb mu bar bar dan juga ah ... atk perlu aku jelaskan lagi pasti kalian mengerti deh .

Aku sudah selesai membayar barang belanjaan ku , aku segera pergi ke parkiran di mana mobilku berada . Saat bersamaan Imah dan juga sang kekasih juga pulang , saat pulang Imah sempat mengejekku ,"masih betah aja jadi janda , apa kamu gak laku ya !" kata Imah yang membuat darahku memanas seketika .

"Aku memang sengaja menjaga jarak dengan lelaki , karena aku janda berkelas ! gak seperti kamu yang selalu mengadakan diskon dan tubuhmu juga di obral murah ! jadi maaf kamu bukan level aku !" jawabku pedas .

Imah mengepalkan tangannya ," Ina sialan awas kamu ya !"

Aku tak menghiraukan Imah dan juga kekasihnya , saat aku menaiki mobil ku , Imah kembali terperangah melihatku menaiki mobil yang lumayan mahal .Aku tak mau tahu dan aku juga sudah tak peduli dengan Imah ataupun sekutunya mas Angga . Bagiku mereka sudah lama mati .

Saat mobilku berjalan membelah jalanan beraspal , aku melihat mobil taksi berwarna biru mengikuti ku dari tadi ."Siapa mereka , buat apa mereka mengikuti ku hingga jauh !" gumamku dalam hati .