Mereka berempat makan nasi goreng dengan lahap tanpa ada sisa sedikitpun di atas piring ," masakan Tante enak !"
" Terimakasih sayang !" jawab Ina .
"Bu , nanti Fikri habis dari stadion mau mampir rumah ayah !" ucap Fikri izin pamit .
"Tapi kamu gak nginep kan Fikri ?" tanya Ina .
"Ya , Fikri gak nginep ke rumah ayah ! Fikri hanya sebentar saja kok mama !" jawab Fikri jujur .
"Ya sudah kamu hati hati ya nak ! jangan keluyuran !" pesan Ina kepada anak lelakinya .
Fikri mencium punggung tangan mamanya dan juga om Aditya bergantian ."ma Fikri berangkat ya !"
Ina hanya memberikan jempolnya ke arah Fikri . Setelah selesai sarapan Aditya pergi berkeliling rumah Ina yang nampak sejuk dan asri . Walaupun Ina mempunyai restoran yang cukup maju tapi rumahnya sangat sederhana bahkan tidak menunjukan keberhasilannya sebagai pemilik restoran yang sedang trend saat ini .
Tiara membantu Ina di dapur , gadis kecil itu tak merasa canggung atau malu kepada Ian dan juga Fikri yang notabene orang yang baru ia kenal .
"Tiara sayang sudah Tante saja kamu duduk saja ya !" ucap Ina .
"Ya sudah Tante , kalau ada apa-apa panggil Tiara saja ya ! Tiara mau nemenin ayah di luar !" kata Tiara sopan .
"Ina mengagunkan kepalanya tanya setuju .Dalam hati tiara baru kali ini ayahnya memperkenalkan seorang wanita yang ramah sopan dan juga penyayang ,"Ayah !" panggil Tiara .
Tiara berlari menuju ayahnya yang sedang duduk di ayunan di bawah pohon mangga yang ada di belakang rumah Ina , "ada apa ,Hem ?" tanya Aditya .
"Ayah Tiara pengen Tante itu jadi ibu Tiara !" ucap Tiara .
"Memang kamu mau punya ibu lagi ? kalau ayah menikah dengan Tante Ina apa kamu gak marah sama ayah ?"
" Tante Ina itu baik ayah ! Tiara harap Tante Ina juga mau punya anak seperti Tiara !"
"Tentu saja Tante mau punya Naka seperti Tiara ! Tiara itu anak yang baik , manis , suka menolong dan juga pintar menabung !" ucap Ina yang menjawab pertanyaan Tiara kepada ayahnya Aditya .
" Beneran Tante mau jadi ibu Tiara ! Tiara seneng deh nanti kalau Tiara sekolah anterin ya Tante !" ucap Tiara girang .
"Terimakasih ya Ina ! baru kali ini Tira menerima seseorang yang aku kenalkan padanya !" kata Aditya .
"Memangnya kenapa mas ! apa sudah banyak wanita yang mas Aditya kenalkan pada Tiara namun Tiara enggan menerimanya ?" desak Ina .
"Tiara itu tidak gampang bergaul apalagi menerima orang yang baru ia kenal , tapi kamu mudah sekali mengambil hati Tiara !" imbuh Aditya .
"Namanya juga anak anak mas ! kita harus sering menyanjungnya dan menyemangati apalagi Tiara anak perempuan harus di beri perhatian ekstra , kalau tidak ia akan mencari perhatian orang lain , karena kita tak pernah peduli dengannya !"
"Semoga saja kita bisa menjadi keluarga harmonis , aku juga ingin kita berumah tangga saling terbuka dan jujur dalam segala hal tanpa terkecuali !" ucap Aditya .
"Aku juga berharap seperti itu mas ! kegagalan berumah tangga membuatku trauma akan namanya pernikahan . Pengkhianatan mas Angga masih membekas di dalam hatiku , hingga aku betah hidup bertahun tahun menjadi janda .semoga saja kamu lelaki terakhir yang di kirimkan Allah.
" Bagaimana denganmu mas ! apa keinginan mu saat ini ? "
"Kalau kamu bisa mengambil hati Tiara , maka aku juga akan memberikan hatiku untuk mu Ina !" ucap Aditya .
" Baiklah kalau hanya itu tantangannya , aku akan menerima tantangan mu mas Aditya ! tapi jika aku berhasil meluluhkan hati Tiara apa yang akan aku dapatkan darimu ?"
" Seumur hidupku , aku akan mencintaimu Ina dan juga Fikri !" jawab Aditya .
"Baiklah deal " aku akan berusaha sekuat mungkin agar ini akan menjadi pernikahan terakhir ku , aku juga akan menjadi ibu dan istri untuk keluarga kita mas !" ucap Ina dalam hatinya .
Mereka berjalan menuju mall karena masih pagi jadi belum banyak toko toko yang buka jadi Tiara merasa bosan dan akhirnya duduk di taman sambil makan jajanan yang ada di sana .
"Tiara , jangan terlalu banyak jajan sembarangan !" kata Aditya .
" Ih , ayah. ! Tiara hanya makan siomay dan cilok aja kok !" jawab Tiara tanpa menoleh karena Tiara sibuk makan .
Sudah mas , sekali kali beri Tiara kebebasan jangan terlalu di kekang , karena itu akan berdampak tidak baik untuk psikisnya
"Ya kamu benar Ina , semoga saja trauma Tiara berangsur-angsur akan hilang !" pikir Aditya .
" Kita berdoa saja mas , semoga Tiara bisa sembuh seperti sedia kala ! oh , ya aku mau tanya kenapa Tiara sampai bisa mengalami trauma seperti itu ! sedangkan ia masih terlalu kecil untuk mengalami itu semua ?" tanya Ina .
Hening ....
Aditya tidak berkata apapun , bibirnya seakan terkunci rapat ." ya sudah mas , kalau kamu tidak mau bercerita !" ucap Ina .
"Bukan begitu Ina ! tapi aku tidak mau membuka luka lamaku !" jawab Aditya sopan .
Ina menggenggam tangan Aditya ," mas lihat mataku ! apa di sana terlihat kilatan amarah !"
Aditya menggeleng pelan ,"tidak " .
"Masing masing dari kita mempunyai masa lalu , jika kamu tak mau berbagi aku tak masalah !tapi aku ingin kedepannya kita saling jujur , tanpa ada yang di tutupi satu sama lainnya !" imbuh Ina .
Aditya tersenyum senang , baginya pernikahan paksa ini adalah berkah tersendiri baginya dan juga Tiara yang sulit sekali untuk menerima orang baru .
Tak terasa hari sudah menunjukan pukul sebelas siang , Aditya ,Ina dan Tiara masih betah duduk di taman . Mereka bersenda gurau tanpa canggung , apalagi Tiara selalu menempel dengan Ina .
"Ayah , apa Tante Ina boleh jadi ibu Tiara ?" tanya Tiara polos .
Aditya menaikan sebelah alisnya ," memang Ina mau , tante Ina jadi ibunya Tiara ?" tanya Aditya penasaran .
"Mau ayah ! Tante Ina baik sama Tiara !" jawab Tiara senang .
"Ya sudah Tiara boleh panggil Tante Ina dengan sebutan mama seperti Kaka Fikri !" sahut Ina tak kalah senang memiliki anak perempuan .
Hore , Tiara punya mama .
"Mama ,itu yang jalan di bahu mama apa ?" tanya Tiara .
Ina segera menoleh ," ulat bulu ! mas ulat bulu!" cetus Ina geli .
Ina langsung memeluk Aditya dengan erat , melihat ulat bulu tubuh Ina langsung merinding disko."mas tolong aku gak kuat ! aku geli " .
Aditya terkekeh geli melihat tingkah Ina padahal hanya seekor ulat bulu tapi kelakuannya seperti gadis saja , apalagi Ina lihat ulat buluku pasti ia pingsan "imbuh Aditya dalam hatinya " .