Hatiku masih diliputi amarah , amarah karena tak bisa membuat laki laki yang sudah lima tahun hidup bersama ku menutup pandangannya terhadap lawan jenis .Entah ini salahku atau salah mas Angga yang sudah menodai kesucian pernikahan kami .Tapi apapun alasannya tak seharusnya ia berselingkuh , kalau memang aku punya salah atau kekurangan mas Angga bisa bicara baik baik padaku bukannya main serong .
Pernikahan ini haruskan aku pertahankan , bagai gelas yang sudah retak pasti tidak bisa utuh seperti sedia kala .
Ku tatap wajah polos anakku Fikri , entah esok setelah ini apakah mas Angga mau tinggal bersama kami , setelah aku menangkap basah dan mempermalukan mas Angga beserta partner ranjangnya .
Ini memalukan , ini aib bagi anakku . Aku harus menjauh dari lingkungan sekitar sini agar anakku tak menjadi bahan bully tetanggaku , memang aneh di negara ini , orang yang berbuat salah tapi istri dan anak yang jadi korbannya .
Aku juga tidak menginginkan pernikahanku hancur karena orang ketiga . Aku ingin pernikahan ku menjadi yang pertama dan terakhir , namun apa mau di kata nasi sudah jadi bubur makan mau tak mau aku harus menelannya .
Aku bertekad membesarkan anakku seorang diri , walaupun serpihan hatiku luluh lantak menghadapi ini semua .
Malam ini aku tidur hanya berdua saja dengan jagoan kecilku , hatiku memang sedih tapi aku tak mau larut dalam kesedihan , sayang airamataku menangisi penjahat kelamin seperti mas Angga , biarlah dia menjadi ayah anakku tapi aku takkan Sudi lagi menjadi istrinya , akan aku buktikan bahwa wanita juga bisa sukses melebihi wanita .
Laba penjualan di warung ku memang tak banyak tapi , uang ini cukup untuk aku dan Fikri pindah dari kontrakan . Meski hanya berdua saja , aku bahagia .
Fikri memang tak begitu dekat dengan mas Angga , mas Angga selama tinggal bersama kami jarang mengajak Fikri bermain atau sekedar berjalan-jalan mengelilingi kampung menggunakan motornya .
Mas Angga hanya sibuk dengan sekolah dan gawainya saja .Aku dan mas Angga juga jarang berduaan seperti pasangan suami istri yang normal , mas Angga jika ingin berhubungan badan baru ia menyapaku dengan mesra , tapi hari hari berikutnya kami jalani seperti majikan dan pembantu .
Aku hanya di butuhkan saat mas Angga minta makan ini ,minta itu dan masih banyak lagi yang lainnya yang tak bisa aku jelaskan .
Niatku sudah bulat ingin segera mengakhiri status hubungan kami di kantor urusan agama . Aku melaporkan diri dan memberi alasan yang jelas kepada petugas kantor urusan agama , dam mereka Ayng akan memutuskan setelah sidang .
( maaf ya author kurang mengerti tentang bab perceraian , karena author tidak mengalaminya ! mohon maaf jika ada salah kata yang kurang benar atau menyakiti handai taulan 🙏).
Malam hari aku pindah kontrakan tanpa ada seorang pun yang tahu aku pindah kemana , nomer ponsel aku ganti dengan yang baru , agar orang lain tidak bisa menggangguku dan anakku Fikri . Aku ingin hidup tenang tanpa harus menengok ke belakang .
Aku bawa pakaianku dan juga anakku secukupnya . Malam yang semakin dingin menusuk tulang tulangku .Aku berniat bermalam di rumah temanku yang tak jauh dari rumah mas Angga .Berat rasanya meninggalkan rumah yang banyak menyimpan kenangan kami di sana , tempat kami memadu kasih . Hingga Fikri melengkapi kebahagiaan kami .
" Bu , apa masih lama ! kaki Fikri pegel dari tadi jalan terus !" ucap anakku lirih .
"Ya , sudah sini Fikri , ibu gendong biar tidak pegel kakinya !"ucapku sambil berjongkok menggendong Fikri kecil.
" Ibu nangis ya ! jangan menangis Bu ! nanti Fikri kerja buat ibu ya ! Fikri akan cari uang yang banyak buat ibu pergi haji sana Fikri berdua !"
Hatiku sakit mendengar perkataan anakku Fikri ! ia yang masih kecil saja berniat membahagiakan aku , ibu kandungnya ! sedangkan mas Angga ! sudahlah hati lelah memikirkan mas Angga .
Jam di pergelangan tangan ku menunjukan pukul sembilan malam , udara cukup dingin terasa saat di luar rumah , rumah nita sudah tampak terlihat dari ujung gang .Ku beranikan diriku melangkah melewati jalan yang sepi ,
Akhirnya aku sampai di depan pintu rumah nita .
Tok....
Tok....
"Assalamualaikum , Nita ini aku Ina !" ucapku sopan .
Tak ada jawaban aku beranikan diri mengetuk pintu rumah nita sekali lagi .
"Assalamualaikum ,Nita ! ini aku Ina ! tak lama terdengar suara pintu terbuka ! terlihat Nita wajah Nita yang kusut akibat bangun tidur .
"Eh , Ina , Fikri ayo masuk !" Kami masuk ke dalam rumah nita yang cukup nyaman karena dia tinggal seorang diri di kontrakan jadi terlihat sepi .
Aku dan Fikri duduk di atas tikar anyaman yang terbuat dari daun pandan . Sedangkan Nita masuk ke dalam rumah mengambil air minum dan makanan kecil .
"Minum dulu Ina , pasti Fikri capek dan haus ya , ini Tante punya kripik pisang ! "
"Nita , boleh tidak aku menginap malam ini di rumah mu ! kamu tahu kan aku sedang bermasalah dengan suamiku ! "ucapku sopan
Bisa dong Ina , aku malah senang ! aku di rumah ada teman ngobrol , tidak sepi !