Chapter 2 - Mulai curiga

Setelah pulang dari les privat mas Angga segera ke kamar mandi membersihkan tubuhnya , lamanya ia mandi membutuhkan dua puluh menit untuk membersihkan badannya .

Kenapa mas Angga lama sekali apa yang ia lakukan , aku mencari gawainya ternya tidak ada ! aku mencoba ingin mengetuk pintu kamar mandi tapi samar samar aku mendengar ia sedang berbicara dengan seseorang di dalam sana ! perasaan ku mulai cemas , perasaan wanita yang bersuami tak ingin suaminya main gila dengan perempuan lain .

Aku mendengar suara perempuan yang begitu manjanya memanggil mas Angga .Mas Angga juga meladeni panggilan wanita itu dengan tak kalah manjanya , berbeda sekali jika berbicara denganku .

Sudah tidak ada suara lagi di kamar mandi aku bergegas pergi takut ketahuan mas Angga . Pasti ia akan marah jika urusan pribadi aku campuri .

Aku pura pura sibuk dengan menemani Fikri bermain mobil mobilan , kupaksakan diri ini tertawa dengan anak semata wayang ku walaupun hatiku menangis mengingat perlakuan masa Angga yang sudah keterlaluan berselingkuh meski aku belum mendapatkan buktinya .

Masa Angga kelaut dengan wajah yang ceria senyum mengembang terlihat di sudut bibirnya , aku pura pura tegar di depan mas Angga , ku raih pundaknya merayu meski jijik harus kulakukan demi misi ku sukses.

"Mas Angga , aku sudah lama nih ! kita main kuda kudaan yuk !" ajakku sambil mengelus dada bidang mas Angga .

"Maaf Ina , bukannya mas gak mau ! hari ini mas lelah sekali ok,! besok ya ,!"ucap mas Angga sambil menjemur handuk yang ia pakai tadi .

Hati sakit mendapat penolakan dari mas Angga , biasanya ia yang memohon untuk di layani mengapa sekarang ia menolak pesonaku ! apa memang benar jika ada perempuan lain istri di rumah pasti di abaikan .

Dengan membawa sejuta kecewa ku rebahkan tubuh ini menatap langit-langit yang warnanya sudah tak putih lagi , kulihat anakku Fikri sudah tertidur lelap di sampingku . Mas Angga ia sedang duduk menikmati secangkir kopi yang tadi ku buat sewaktu ia mandi . Sekilas ku lihat wajah lelaki yang sudah lima tahun menemaniku , wajahnya begitu ceria saat gawainya , hatiku sakit di saat mas Angga bersamaku , aku tak melihat guratan kebahagiaan di wajah tampannya

Bahkan saat anakku Fikri meminta untuk bermain atau sekedar berjalan-jalan mengelilingi kampung dengan sepeda motornya mas Angga enggan , melihat anakku sedih mungkin ia iri melihat teman-teman dekat dengan ayah mereka .

Aku semakin penasaran dengan apa yang di lakukan mas Angga , segitu pedulinya dengan gawai yang ia punya . Rasa penasaranku menghinggapi otakku ingin rasanya ku lempar yang jauh gawai mas Angga agar dia fokus mengurus anak kami Fikri . Aku juga butuh bantuan mas Angga untuk membesarkan Fikri .

Malam semakin larut ku lihat mas Angga sudah tertidur di depan televisi .Aku raih gawainya yang terselip di bawah bantalnya .Insting seorang istri takkan salah semua aplikasi ku buka tanpa terkecuali .Saat aku melihat ada notifikasi dari aplikasi biru aku langsung membukanya , betapa terkejutnya aku melihat banyak chat mesra dari si janda gatel Imah .

Ingin rasanya kupecahkan kepala mas Angga ,apa coba yang ia banggakan , di diriku juga punya di diri si janda gatel Imah .

Rasanya aku ingin menangis , meratapi nasibku apa yang akan terjadi jika memang benar mas Angga berselingkuh dengan janda Imah .

Memang tak bisa di biarkan si janda gatel itu , bila di biarkan pasti keenakan , apalagi aku sudah punya anak Fikri yang harus aku perjuangkan agar hidupnya tak pernah kesusahan nantinya .

Aku ambil air wudhu mendinginkan pikiran ku yang kalut , aku harus tegar , aku harus hidup demi anakku .

Ku pejamkan mataku ini. , agar esok bisa menyambut hari yang lebih baik lagi .

Aku terbangun saat anakku Fikri menangis , memang akhir akhir ini anakku sedikit rewel , mungkin perasaan kami sama , perasaan cemas jika ayahnya di ambil orang .

Ku gendong anakku dalan dekapan ku , menimangnya dan mengajaknya keluar rumah siapa tahu dengan mencari udara di luar sana pikiran kami jadi sedikit lebih tenang .

Aku berdua menyusuri jalan di kontrakan di sekitar kami , saat itu masih pagi sekali belum banyak penghuni kontrakan yang terbangun .Saat aku mengajak Fikri keluar rumah , mas Angga sudah tidak ada di depan televisi , ah mungkin dia ke masjid untuk shalat ,pikirku .

Saat melintas di depan kontrakan si janda Imah , aku mendengar desahan seorang wanita , aku pikir si Imah sama siapa diakan janda . Aku langsung tertuju nama mas Angga ku beranikan diri masuk mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat .

Semaki lama desahan kedua orang itu terus terdengar ,hatiku berdebar kencang ! entah keberanian dari mana aku masuk perlahan tanpa menimbulkan suara . Aku terpaku melihat dua insan yang berlainan jenis saling bergumul di atas ranjang , hatiku sakit melihat suamiku bersama wanita lain .

" Mas Angga !" panggil teriak , mereka yang saat itu sedang hot hotnya terpaksa berhenti karena teriakanku , anakku menangis ketakutan ,para tetangga juga datang menciduk mereka berdua .

Mas Angga sibuk mencari bajunya yang berserakan di lantai begitu juga sang pelakor mencari bajunya di lantai .

Seketika kontrakan itu penuh dengan warga yang ingin melihat , Mas Angga yang notabenenya adalah guru tidak bisa mencontohkan dengan baik perilakunya .

Nasi sudah jadi bubur , bagaimana nasib anakku nantinya . Yang ku inginkan saat ini adalah menjauh dari pengkhianat mas Angga , soal rezeki semua ku serahkan pada yang maha kuasa .

Pengadilan RT di gelar dengan langkah malu si pengkhianat dan si pelakor di adili . Lega rasanya melihat mas Angga terciduk dan si janda Imah