Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

CINTA PENGANTIN MASA LALU

Mr_G22
--
chs / week
--
NOT RATINGS
27.1k
Views
Synopsis
Note: JUARA 2 WPC #125 PEMIMPIN WANITA: VAMPIRE setiap jantungnya berdegup kencang, tidak lama setelahnya Nerisha, mendapatkan surat yang ditulis misterius berisikan misi menyelamatkan nyawa seseorang. Namun, Nerisha tidak mengetahui disetiap kejadian menyimpan rahasia dan semuanya saling berhubungan. Sampai akhirnya Nerisha tahu bahwa selama ini pria yang dianggapnya sebagai sahabat, nyatanya adalah monster yang bersembunyi di balik tubuh seorang remaja.  Usia Orion bukanlah delapan belas tahun, melainkan satu ribu tahun hal tersebut tidak Nerisha ketahui, hingga akhirnya dia tahu. Bahwa Orion dan Arayan adalah, manusia yang memiliki kemampuan hidup sampai ribuan tahun. Nyatanya Nerisha adalah, reinkarnasi seorang putri dan sekaligus istri dari Arayan di kehidupan lalunya. Hal tersebutlah yang membuat Orion tidak pernah memberikan Arayan kesempatan untuk mendekati Nerisha.
VIEW MORE

Chapter 1 - 01. Kejadian

BRUK! 

 

Dua tubuh saling bertabrakan di koridor gedung serbaguna, tanpa diduga-duga Nerisha menabrak gadis seusia dengan dia. Gadis itu menyibakkan rambutnya yang sengaja diurai ke belakang telinga.

 

Beberapa benda milik Nerisha harus terjatuh ke lantai akibat tabrakan tak terduga di antara keduanya.

 

"Maaf, maafkan saya. Saya tidak sengaja. Astaga kenapa saya bisa ceroboh seperti ini…."

 

"Tidak apa-apa. Seharusnya saya juga yang minta maaf karena tidak memperhatikan jalan."

"Ini barang-barangmu. Maaf karena sudah menabrakmu, Kak."

 

Guna menebus rasa bersalahnya, gadis memakai jaket hitam, menutup wajahnya dengan masker hitam dan topi hitam sebagai pelindung kepala itu, secepat mungkin mengutarakan maaf pada Nerisha. Gadis seusianya yang tanpa sengaja ditabraknya tadi.

Nerisha tentu tidak lupa mengucapkan maaf. Jika bukan karena dirinya yang terburu-buru saat berjalan, kemungkinan dia tidak akan bertabrakan dengan orang lain seperti yang baru saja terjadi.

"Terima kasih." Nerisha mengatakannya dengan membentuk senyuman kecil di sudut bibirnya yang mungil. 

 

"Sama-sama," balas gadis itu dengan senang hati. Tanpa menunjukan senyuman atau semacamnya.

Sudah selesai bermaafan, baik Nerisha maupun gadis yang memakai masker itu memilih melanjutkan jalan mereka masing-masing. Tanpa perlu berkenalan atau berbicara lebih lanjut. Hal yang tidak mungkin gadis itu lakukan sekarang. Pada akhirnya Nerisha pergi untuk masuk, sedangkan gadis berjaket hitam itu pergi untuk keluar ruangan.

Ini terjadi ketika malam hari, kota ini sedang kedatangan tamu spesial dari Boy Grup terkenal asal Korea. Mereka adalah TCN 721. Dengan khusus ke 9 pria-pria ganteng asal negeri Ginseng tersebut datang ke kota kelahiran Nerisha yang disebut surganya pasir putih. Memang kota yang luasnya tidak besar itu menyimpan keajaiban dunia yang tidak diketahui banyak orang. Termasuk para idola tampan itu.

Mengadakan konser di salah satu gedung serbaguna yang ada di kota C61. Seluruh lapisan masyarakat tumpah ruah ingin menyaksikan konser yang kesempatannya tidak mungkin akan datang untuk kedua kalinya. 

Mereka berbondong-bondong memenuhi gedung serbaguna yang terletak di pesisir kota C61 hanya demi menemui idola mereka secara langsung. Bukan tanpa alasan para penggemar yang mayoritas para gadis ini menyukai TCN 721, karena Boy Grup asuhan MS Entertainment tersebut namanya sudah masuk dalam jajaran artis kancah internasional.

Nerisha dan gadis yang tadi berpapasan dengannya, termasuk Fans garis keras dari TCN 721. Namun, sedikit membingungkan. Mengapa gadis yang memakai masker hitam itu memilih keluar, sedangkan yang lain memilih masuk?

"Di mana, Orion dan kakak Natasha? Sejak tadi aku mencari-cari mereka, tetapi tidak sedikitpun aku melihat batang hidung mereka di sini?" gundahnya sembari melihat sekitar. Meski ramai, tetapi Nerisha tidak bisa menemukan seseorang di sana.

Tampaknya, gadis yang senang disapa Nerisha ini sedang menunggu seseorang. Di antara ribuan fans yang memenuhi gedung serbaguna ini Nerisha hanya mencari dua orang saja. Seakan-akan sedang mencari jarum ditumpukan jerami, Nerisha mencoba mencari kakaknya yang bernama Natasha, dan Orion, sahabat karipnya sejak SMP.

"Mereka mengatakan akan bertemu di sini, lalu di mana mereka berdua sekarang? Aku sudah pegal membawa barang-barang mereka … Ini sangat menyiksaku!" keluhnya demikian kesal. Sembari membawa Lightstick dan barang-barang yang dibutuhkan saat menonton konser kpop, membuat Nerisha mulai tak tenang.

Dia gelisah bukan karena Natasha dan Orion belum datang, tetapi barang yang dia bawa sangat berat dan membebani dirinya yang memiliki tubuh mungil.

Setelah menunggu hampir 15 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga.

"Nerisha!"

 

Orion berteriak, lalu disusul Natasha di belakangnya. Mereka tampak berlari bersama dari pintu masuk selatan. Sedangkan Nerisha sudah menunggu hampir 30 menit di pintu masuk utama.

"Membuat kesal saja! Dari mana saja kalian? Apa kalian tidak berpikir, barang-barang ini terlalu berat untuk orang sepertiku dan kakak juga! Kenapa harus datang terlambat? Bukankah tadi kita pergi bersama dari rumah. Lalu, kenapa kakak menghilang begitu saja seperti angin?"

"Uuu … Tidak usah kesal seperti itu, Adikku Sayang. Kakak tidak kemana-mana hanya pergi ke kamar kecil saja, tidak lebih dari itu." Sembari menggoda Nerisha, Natasha mengambil barang-barang yang sebenarnya milik mereka bersama.

Setidaknya dengan begitu Nerisha tidak mengeluh karena terlalu banyak membawa barang, pikir Natasha.

"Yasudah, sebaiknya kita segera masuk. Konsernya sudah pasti akan dimulai bukan?" Orion memecah keadaan menjadi ajakan yang berarti besar.

Tujuan mereka adalah untuk menonton konser, bukan berdebat merebutkan sesuatu yang tidak pasti di depan pintu. "Ah, iya. Ayo pasti semuanya juga sudah siap. Sebaiknya kita masuk, atau kesempatan emas ini akan hilang," sambung Natasha satu pemikiran dengan Orion. Pria mungil yang sejak 10 menit terakhir bersama dengan dirinya.

Natasha memang menyahut setuju. Lain dengan adiknya yang memakai sweater merah muda itu, dia masih memasang wajah jutek serta kesal. Walau begitu, Nerisha tetap membuka senyumannya dan pergi masuk dengan kakak serta Orion.

Apa yang terjadi di dalam? Tentunya sangat asyik bukan? Ada konser kpop di dalam gedung ini, dengan menampilkan penampilan spesial dari TCN 721. Siapa yang tidak akan melewatkan konser ini kecuali, mereka yang bukan kpopers.

*****

Dua jam berselang. Akhirnya konser yang dinanti selama 2 bulan itu telah selesai. Para penonton dan penggemar keluar dari dalam gedung dengan perasaan senang. Mereka merasa puas dengan penampilan apik dari para member TCN 721 yang begitu memanjakan mata mereka.

Beragam expresi dari para penonton yang keluar dari dalam gedung. Mereka yang mayoritas remaja itu merasa puas dengan apa yang mereka sudah bayar. Tidak percuma membeli tiket yang harganya mahal dan menunggu 2 bulan lamanya. Semua penantian panjang dibayar lunas dengan penampilan spektakuler dari TCN 721.

Nerisha keluar dari tempat konser seorang diri. Seperti biasa Orion sering menghilang begitu saja tanpa kabar, sedangkan Natasha memiliki kebiasaan pergi ke kamar kecil.

Sesaat setelah melangkahkan kaki keluar dari ruang, dengan keadaan di sekitar begitu ramai. Di mana orang-orang yang Nerisha sendiri tidak kenal berlalu-lalang melewati dirinya. Di saat bersamaan itu pula, tiba-tiba saja jantungnya, letak kehidupannya berdetak begitu cepat dan kencang yang mengakibatkan gadis belia 18 tahun ini merasakan sakit yang begitu luar biasa.

"Ais, kenapa harus sekarang!"

 

Terdengar bukan jeritan yang diungkapkan, melainkan kata-kata kesal yang kemungkinan membuat dia tidak nyaman.

Nerisha terus memegangi dadanya, untung saja barang-barang yang tadi dia bawa, sekarang sudah tidak berada di tangannya, melainkan ada bersama Orion.

"Di mana kakak? Aku harus cepat-cepat pergi dari sini dan mencarinya." Nerisha meninggalkan area sekitar, dia tak ingin yang lain mencurigai dirinya. Takut-takut pingsan Nerisha berusaha mencari Natasha di ke kamar kecil.

Sebelum Nerisha sampai di kamar kecil. "Nerisha!" Natasha ternyata sudah memanggilnya terlebih dahulu.

Gadis yang usianya terpaut 3 tahun dari Nerisha itu mencoba berlari kencang untuk bisa sampai pada adiknya yang tengah merasakan sakit yang teramat luar biasa di jantungnya. Sedangkan Nerisha sendiri masih merintih kesakitan, sambil memegangi bagian dadanya. Wajahnya juga sudah terlihat pucat.

"Kau baik-baik saja? Apa sangat sakit? Apa perlu aku memapahmu?" Nerisha bertanya cemas, lalu memegangi kedua bahu Nerisha agar tidak jatuh.

"Aku baik-baik saja, Kak. Kakak tidak perlu cemas berlebihan seperti itu … Lalu apa suratnya sudah datang?" Nerisha berbalik bertanya, dia menanyakan perihal lain tentang surat? Apa maksudnya? Sembari membungkuk menahan nyeri di dada.

"Tentu. Suratnya sudah ada di tanganku. Kau tidak usah gelisah seperti itu."

Bagaikan sihir dan kedipan mata, Nerisha menunjukan sebuah amplop surat berukuran kecil, berwarna putih sedikit kecoklatan, serta tertutup pita berwarna merah darah dan berlambangkan bunga mawar.

Setelah ditujukan kepada adik bungsunya, Natasha tanpa basa basi langsung membuka amplop tersebut, dengan menahan rasa sakit yang kian mendera, Natasha menyimak setiap step amplopnya dibuka.

"Misi kali ini apa, Kak?"

"Entah, tapi gambarnya menunjukan seperti sebuah rumah yang berada di lantai dua, tampaknya?"

Mereka berkata demikian, sesaat setelah potongan gambar yang berupa foto dikeluarkan dari dalam amplop yang masih tersegel rapi.

"Menurut kakak ini di mana?"

"Mmm? Entah, sepertinya ini tidak jauh dari area sekitar sini? Tapi, di mana? Kakak sendiri baru pertama kali melihat rumah ini," pikir Natasha heran.

Rasa sakit yang tadi begitu mengguncang hebat, kini telah hilang. Berangsur-angsur Nerisha tak lagi mengeluh kesakitan dan memegangi dadanya. Dia sudah terlihat sehat terlihat mulai ada senyuman pula di bibi kecilnya.

"Coba lihat petunjuknya," pinta Nerisha demikian.

"Baiklah," balas Natasha setuju.

Natasha yang memegang potongan gambar itu mengangkat tinggi-tinggi fotonya. Dia mengarahkannya ke langit-langit, dalam waktu singkat di saat itu juga gambarnya berubah menjadi hologram. Cahaya orange yang menunjukan arah, layaknya GPS yang biasa tertera di layar ponsel.

Ini bukanlah sihir atau magic, yang terlihat itu nyata dan bukan mimpi. Gambarnya memang berubah menjadi petunjuk yang mengarah ke suatu tempat.

"Itu bukankah gedung ini, Kak?" 

 

"Iya, kau benar. Penunjuk awalnya adalah geduni ini. Tapi, kenapa harus gedung ini?" balas Natasha, bertanya heran.

Mereka berdua sedang mengamati hologram itu. Ada jarum kecil berwarna merah yang seakan-akan sebagai alat penunjuk jalan. Tak berselang lama dari petunjuk awal. "Lihat, Kak. Petunjuknya pergi ke arah lain!" tunjuk Nerisha bersemangat.

Jarumnya bergerak ke sudut kanan, sejauh mata memandang. "Iya kau benar. Lihat petunjuknya berhenti di rumah itu! Persis seperti yang ada di foto tadi!"

Keduanya saling bertatapan, memberi aba-aba yang hanya bisa dipahami oleh keduanya saja. Tampaknya sekarang mereka sudah mengetahui akan melakukan apa dan harus pergi kemana?

 

Setelah selesai menunjukan arah, hologram yang muncul mendadak itu perlahan menghilang beserta dengan amplop yang tadi ada di tangan Natasha sebelumnya.

Tidak perlu berpikir panjang, Nerisha dan Nerisha segera pergi menuju tempat yang sudah ditunjukan hologram serta gambar berjalan tadi. Mereka diharuskan pergi kesana sekarang juga, tapi untuk apa? 

 

Apa yang akan kakak beradik itu lakukan? Rumah siapa yang ingin mereka datangi? Kenapa harus rumah itu?

 

Penasaran?