Dari kisah yang diutarakan Bulan ketika pertemuan kemarin, membuat Nerisha tak berhenti memikirkannya. Bahkan saat sedang belajar, gadis yang masih duduk di bangku sekolah itu masih memikirkan bagaimana nasib Bintang yang jauh dan tanpa kabar rimbanya?
Sampai sekarang dia dan Natasha belum dapat menemukan di mana keberadaan Bintang? Mereka hanya tahu, penculik itu mengatakan "Konstruksi Pembagunan" tetapi di mana itu?
Negera ini luas dan letak kotanya juga begitu beragam, berarti ada banyak "Konstruksi Pembangunan" yang tersebar di setiap penjuru kotanya. Pertanyaannya Konstruksi Pembangunan yang mana?
Hal itu terus mengganggu pikiran Nerisha. Sampai gadis yang memiliki IQ tinggi itu tidak dapat fokus di sekolahnya, hanya karena keberadaan Bintang yang belum diketahui secara pasti.
"Nerisha!" Orion datang untuk menegurnya. Pemuda yang sedari tadi memperhatikan Nerisha merasa ada hal aneh pada gadis itu. Sebab tidak seperti biasanya Nerisha tidak fokus.
"Eh, kamu," balas Nerisha memberi tanggapan biasa saja. Orion menaikkan satu alisnya, memandang heran Nerisha dengan penuh pertanyaan.
"Kamu kenapa? Sepertinya kamu sedang banyak pikiran. Coba cerita, mungkin saja aku bisa membantumu."
Orion duduk berhadap-hadapan dengan Nerisha. Dengan antusiasnya Orion ingin mendengarkan keluhan Nerisha secara keseluruhan.
Nerisha mengerutkan keningnya, memijat kepala yang mulai terasa sakit. Melihat sikap Orion yang ingin banyak tahu membuat Nerisha sulit berkata-kata.
"Ah, bukan apa-apa. Tidak ada yang sedang dipikirkan. Aku baik-baik saja, kamu santai saja."
Tidak dapat dipungkiri Orion adalah sahabat karipnya. Namun, tidak sekalipun Nerisha berniat untuk mengatakan semuanya dengan mudah.
Ini adalah masalah besar yang tidak boleh orang lain mengetahuinya. Lagi pula selama ini Orion tidak pernah mengetahui Misi yang dijalaninya bersama Natasha. Meski dijelaskan Orion tidak akan mudah mempercayainya.
"Oh, jadi begitu. Baiklah, jika memang kamu tidak mau mengatakannya. Aku paham, jika itu privasi kamu … Baik, aku tidak akan bertanya lagi."
Orion bangun dari kursinya dan menatap langsung Nerisha yang masih duduk. Sedangkan gadis memakai sweater merah muda itu tak menunjukan reaksi yang begitu mencolok. Dia tetap diam dengan expresi seribu pertanyaan.
"Eh, tapi kamu tahu tidak. Di Distrik D12 ada konstruksi pembangunan baru?"
Mendengar hal singkat itu memantik reaksi Nerisha. Dia terlihat begitu antusias ketika tahu ada "Konstruksi Pembangunan" baru di Distrik D12.
"Tapi, aku juga tidak tahu di sana akan dibangun apa? Aku hanya mendengar cerita itu dari temanku dari kelas yang lain, karena pembangunan itu perjalanan dia untuk sampai ke sekolah menjadi terhambat. Kasihan 'kan Nerisha?" ungkap Orion menambahkan.
"Menurutmu akan dibangun apa di sana? Apa mungkin akan ada pusat perbelanjaan baru? Secara distrik D12 memang belum ada Mall, enurutmu, apa Nerisha?"
Orion menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sementara Nerisha terdiam sambil berpikir keras.
Ada banyak hal yang mendadak mengganggu pikirannya secara bersamaan. Nerisha tidak tahu ucapan Orion ini akan membawanya memecahkan solusi yang ada atau akan mendapat kegagalan nantinya?
"Terima kasih Orion. Kau sudah membantuku."
Tiba-tiba saja Nerisha berkata demikian, sontak membuat Orion mengkerutkan dahi dan menatap heran Nerisha yang berubah sikapnya secara cepat.
"Terima kasih, untuk hal apa? Sepertinya aku tidak melakukan apa-apa?"
Nerisha terbangun dari duduknya, bersamaan dengan itu dia langsung merapihkan buku serta alat tulisnya. Memasukan ke dalam tas, segera menyelempangkan tasnya ketika telah selesai.
"Aku pergi dulu, Orion. Jika guru bertanya, katakan aku izin pulang karena Ibuku tiba-tiba saja sakit." Nerisha berpesan dengan nada suara terburu-buru.
"Eh, bagaimana bisa seperti itu? Jika kamu pergi aku harus berkata apa kepada Ibu Guru nanti?"
"Sudah aku katakan. Aku izin pulang, karena Ibuku tiba-tiba saja sakit. Kamu hanya perlu mengatakan itu pada Ibu Guru nanti."
Nerisha mengatakannya denga mudah seolah itu benar adanya. Akan tetapi, hal yang mengejutkan ini tidak serta merta membuat Orion bisa berbohong pada Guru, hanya dengan ungkapan begitu saja.
Nerisha tidak ingin membuang waktunya yang berharga. Hanya tersisa beberapa jam lagi sebelum tengah malam, hal tersebut membuat dia bergegas pergi dari kelas.
"Nerisha, tunggu!"
Orion mencoba memanggil Nerisha untuk tidak pergi. Namun, sepertinya itu akan sia-sia saja. Toh keputusan yang diambil Nerisha telah bulat. Dia tetap nekat pergi dan tak peduli dengan pelajarannya. Setidaknya itu yang Nerisha pikirkan sekarang.
"Mengejutkan sekali. Kenapa dia tiba-tiba pergi dan melewatkan pelajaran terakhirnya?"
Anak laki-laki yang satu itu tak bisa menahan kemauan Nerisha untuk pulang sebelum jam pelajaran berakhir. Namun, Orion juga tidak bisa melarang Nerisha tanpa alasan jelas.
"Mungkin memang benar, Ibunya sakit?"
Orion menyipitkan mata dan duduk kembali ke tempatnya setelah Nerisha pergi. Dia tak perlu memikirkan gadis itu untuk sekarang. Jika guru bertanya maka hanya tinggal katakan apa yang tadi diungkapan Nerisha saja. Setidaknya itu yang Orion pikirkan.
Jika memang demikian, kemana perginya Nerisha dengan terburu-buru seperti ada hal yang telah dia lewatkan? Ditambah dia melewatkan jam pelajaran terakhirnya tersebut?
*****
Nerisha kini telah berada di halte bus di dekat sekolag. Tampaknya dia sedang menunggu bus untuk pulang atau ada seseorang yang sedang dia tunggu?
"Di mana Kak Natasha? Sudah aku katakan dia harus cepat, tetapi sampai sekarang dia belum datang juga."
Benar sekali, dia sedang menunggu kedatangan Natasha. Tentu dia menunggu kakaknya karena jika bukan Natasha yang menjemput lalu dia harus pergi dengan siapa ke Distrik D12?
Tak berselang lama, Natasha datang dengan mengendarai mobil. Tepat terparkir di depan Nerisha mobil tersebut. Natasha membuka jendela mobil dan berkata.
"Ayo, cepat naik!"
Nerisha tidak berpikir panjang lagi, segera dia meraih daun pintu dan masuk ke mobil. Memasang sabuk pengaman dengan segera.
Setelah Nerisha duduk dengan aman, Natasha langsung tancap gas menuju Distrik D12 seperti yang sudah Nerisha beritahu sebelumnya.
"Bagaimana bisa kamu yakin jika Bintang berada di Distrik D12?" Natasha tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya. Meskipun dia harus tetap fokus pada jalan raya yang cukup ramai.
"Sesungguhnya aku tidak yakin sepenuhnya jika Bintang berada di sana. Namun, Orion mengatakan, bahwa Distrik D12 sedang ada Konstruksi Pembangunan. Aku berpikir, kemungkinan Bintang berada di tempat itu."
Natasha mendengarkan setiap penjelasan Nerisha. Sesekali gadis dua puluh satu tahun itu melirik ke arah adiknya, meski dia juga harus fokus mengemudi.
"Kakak, pasti mengingatkannya bukan? Bulan mengungkapkan, bahwa penculik itu mengatakan datanglah ke "Konstruksi Pembangunan" andai dia ingin menyelamatkan Bintang? Kakak, tentu masih mengingat itu sumua 'kan?"
"Iya, aku masih mengingatnya dengan jelas. Akan tetapi, apa mungkin Bintang ditahan di Distrik D12 itu? Rasanya aku tidak yakin. Secara Bintang diculik di Distrik B04. Jarak dari Distrik B04 dan D12 begitu jauh dan menurut Bulan mereka tidak memiliki kerabat di sana," ungkap Natasha menerka-nerka. Mengulang beberapa kejadian yang mungkin menjadi petunjuk.
"Jadi, kemungkinan penculik itu tidak akan membawa Bintang sampai ke Distrik D12, bukan?"
Analisa Natasha tidaklah salah dan mungkin saja itu benar, tetapi firasat Nerisha mengatakan bahwa Bintang berada di Distrik D12 seperti yang sudah dia katakan sebelumnya.
"Kita hanya perlu memastikannya saja, Kak. Firasatku mengatakan jika Bintang memang berada di sana." Nerisha kekeh dengan pendiriannya.
"Akan tetapi, kalau ternyata Bintang tidak ada di sana, bagaimana? Kakak takut, jika kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan nyawanya ... Andai itu terjadi, apa yang akan kita katakan pada Bulan nantinya? Pasti dia sudah sangat berharap banyak pada kita, Nerisha."
Kecemasan Natasha tentu ada benarnya juga. Dia memikirkan nasib Bulan nanti, andai memang mereka tidak bisa menemukan Bintang.
Bulan hanya memiliki Bintang dalam hidupnya sebagai keluarga kandung. Sedangkan Ibu serta Bapaknya sudah menelantarkan mereka berdua sejak lama. Jadi wajar saja, keberadaan Bintang sangat berarti besar bagi Bulan.
"Kakak tidak perlu mencemaskan hal seperti itu. Aku yakin jika kita akan bisa menemukan Bintang di sana. Kakak hanya perlu percaya diri saja ... Kita pasti bisa menyelamatkan Bintang dan menyelamatkan nyawanya. Perayalah, Kak."
"Iya, semoga saja."
Natasha tidak tahu harus berkata apa lagi, guna menenangkan hatinya yang gelisah sejak tadi. Namun, seperti yang dikatakan Nerisha, dia harus mempercayai takdir, biarkan Tuhan yang menunjukkan jalan-Nya.
Hari yang mulai gelap, membuat Natasha mengebut di jalan raya. Dia menambah kecepatan mobilnya untuk segera sampai ke Distrik D12, sebab perjalanan menuju ke sana banyak menyita waktu mereka.
*****
Pukul 19.00 waktu setempat. Mereka berdua baru saja memasuki perbatasan Distrik D12. Mobilnya dilaju dengan kecepatan penuh, hingga lima belas menit kemudian mereka sampai di tempat yang dituju.
Mobil segera terparkir di depan pintu masuk pembangunan. Natasha dan Nerisha segera turun dari mobil.
Mereka tak mau membuang waktu lagi dan langsung saja berlari masuk ke dalam konstruksi pembangunan, karena hari sudah malam dan jam oprasionalnya kerja telah selesai. Tempat ini sudah sangat sepi dan tentunya para pekerja pun telah pulang.
"Bintang!" Natasha mencoba memanggil, mungkin saja Bintang akan mendengarnya.
Nerisha ikut berteriak dan memanggil nama Bintang. Mungkin saja jika mereka berteriak dengan keras, Bintang yang entah tahu di mana tempatnya dapat mendengar suara mereka.
"Kakak, sebaiknya kita terus masuk ke dalam!"
"Ide yang bagus. Ayo, kita masuk lebih dalam. Kemungkinan Bintang berada di salah satu tempat yang ada di sini," pikir Natasha mencoba untuk tidak berdiam diri saja. Nerisha mengangguk pelan.
Keduanya berlari memasuki konstruksi yang sudah gelap karena hari yang sudah kian malam.
Mereka mencoba menelusuri tempat konstruksi yang banyak menempatkan alat-alat berat itu.
Kemana mereka harus mencari? Mampukah keduanya menemukan Bintang sebelum tengah malam nanti, atau mungkin keduanya tidak akan bisa menemukan Bintang?