Adalyn merasa sekujur tubuhnya terasa lebih sakit dari pada pertarungan-pertarungan sebelumnya. Meskipun begitu ia tetap merasakan sebuah kesenangan, sebab ia kembali menang.
"Hei, kau hebat sekali!"
"Aku belum melihatmu kalah selama di sini!"
"Kau luar biasa, Girl!"
Itulah pujian yang Adalyn dapatkan saat turun dari ring, anggap saja mereka adalah penggemar Adalyn.
Adalyn hanya melempar senyum pada orang-orang yang memujinya sambil terus melangkah menghampiri Clark yang sedang menunggunya.
"Kamu hebat, Adalyn," puji Clark, pria itu memberikan sebuah haduk kecil pada Adalyn.
Adalyn hanya melempar senyum pada Clark sebagai ucapan terima kasihnya.
"Seperti janjiku. Aku akan memberikanmu makanan cepat saji lagi," lanjutnya.
Adalyn langsung menggeleng, gadis itu tersenyum kaku seraya memegangi perutnya.
"Kamu tidak mau? Kamu takut perutmu sakit lagi?" Clark menebak, dan Adalyn membalasnya dengan anggukan. "Baiklah. Kalau begitu katakan saja apa yang kamu inginkan. Aku akan mengabulkannya untukmu."
Belum Adalyn merespon ucapan Clark, Joy menghampiri lalu memberikan tatapan tajam pada Adalyn, yang membuat gadis itu menunduk ketakutan.
"Clark, pesankan taksi untuknya," titahnya pada Clark.
"Apa? Untuk siapa?" tanya Clark.
"Untuknya," jawab Joy seraya melirik Adalyn. "Aku akan pergi bersama wanita itu."
Clark mengulas senyum tipis seolah tahu apa yang dimaksud Joy. "Ah! Baiklah."
"Aku akan pergi lebih dulu bersamanya. Kau menyusul nanti."
"Baiklah."
Joy berbalik menghadap Adalyn. "Kunci pintu apartemenya dan langsung tidur."
Adalyn mengangguk tidak berani menatap Joy yang sedang berbicara dengannya.
Clark bersama Adalyn berjalan menuju pintu keluar, disaat itu ada sebuah seringai tipis yang terbit di wajah Clark tanpa Adalyn lihat.
"Adalyn," panggil Clark, dia menghentikan langkahnya. "Aku harus segera menyusul Joy ke bar. Dua blok dari sini kamu akan menemukan taksi yang berhenti di depan sebuah kedai makanan. Kamu akan mudah menemukan taksi di sana."
Adalyn terdiam, gadis itu terlihat sedang ingin mengatakan sesuatu pada Clark.
"Ada apa? Kau ingin mengatakan sesuatu?" Clark menyadari.
Adalyn mengangguk meski dengan keraguan. Gadis itu mulai menggerakan tangannya.
'Apakah di toilet tadi, Paman melihat ada tiga orang asing yang sedang menghadangku?'
"Apa? Aku tidak mengerti maksudmu?" Clark memang tidak mengerti apa yang sedang coba Adalyn beritahukan padanya, tapi dia itu tahu sesuatu tentang garis besarnya kalau yang ingin Adalyn bicarakan adalah tentang kejadian di kamar mandi.
Adalyn menurunkan tangannya, gadis itu menggeleng pelan seraya berbalik meninggalkan Clark. Adalyn juga melambaikan tangannya pada Clark.
Saat Adalyn sudah menjauh, Clark dengan peringai liciknya mengeluarkan ponsel kemudian menghubungi seseorang.
"Dia sedang berjalan ke arah barat. Lakukan sekarang," ujar Clark pada seseorang di seberang panggilan lalu memutusnya secara sepihak.
"Maaf Adalyn, tapi aku tidak ingin Joy hidup senang setelah dia mengkhianatiku," gumam Clark.
Setelah memastikan Adalyn melangkah ke jalan yang benar, menurutnya. Clark berbalik melangkah mendekati mobilnya.
"Kau yakin gadis itu berharga, Clark? Dia terlihat… kurus," ujar seorang pria yang ada di dalam mobil Clark sejak tadi.
"Jangan menilai sembarangan, Jorge. Dia kurus karena kekurangan makanan. Kalau Mr. Dalton memberinya makanan yang layak, dia akan menjadi gadis yang direbutkan," balas Clark begitu santainya.
"Gadis ini bukan untuk dijual, Clark. Gadis ini khusus untuk Mr. Lynford."
Clark terkejut, ia menoleh cepat. "Apa?! Untuk Mr. Lynford?"
"Iya."
"Apa yang terjadi? Kenapa Mr. Dalton berbisnis dengan Mr. Lynford, padahal Mr. Dalton tahu kalau sang Angelo-Saxon adalah rival Mr. Lynford."
"Kau tahu, Clark. Salah satu markas pengoperasian milik Mr. Dalton di Florida mengalmi masalah dengan pihak kepolisian, dan Mr. Dalton meminta bantuan pada Mr. Lynford untuk membantunya. Florida adalah tanah kelahiran Mr. Lynford."
"Jadi,Mr. Lynford meminta bayaran seorang gadis?" tebak Clark.
"Benar sekali."
"Kau sudah memberitahukan imbalannya pada Mr. Dalton, bukan?" tanya Clark.
"Kamu tenang saja. Mr. Dalton akan membayarnya dan menganggap lunas hutang Bosman jika gadis itu sesuai dengan keinginan Mr. Lynford."
"Baguslah," Clark terlihat lega.
"Clark, bisa katakan padaku, kenapa kamu menjual gadis itu? Bukankah dia cucunya sahabatmu?" pria di samping Clark penasaran.
"Ya, hanya ingin membalas dendam saja pada kakeknya."
"Apa yang terjadi di antara kalian sebelumnya?"
Clark tidak langsung menjawab, pria tua itu menyalakan cerutunya kemudian menghisapnya dengan penuh penghayatan.
"Kami pernah mendapatkan pekerjaan bersama, dia mengambil bayarannya sedikit lebih banyak dariku, yang seharusnya itu adalah bayaran milikku. Waktu itu aku tidak bisa berbuat apa-apa, katakanlah dia lebih tangguh dariku."
Pria di samping Clark tertawa. "Hanya karena uang? Kalian sungguh malang."
"Uang adalah segalanya, Jorge. Tanpa uang kita hanya akan di pandang sebelah mata. Lihatlah Mr. Dalton, Mr. Lynford dan sang Angelo-Saxon, mereka memiliki uang dan kehidupannya begitu menyenangkan."
Pria itu menepuk pundak Jorge. "Aku akan membantumu agar gadis itu di bayar oleh Mr. Dalton."
"Terima kasih, Jorge."
Di lain tempat, Adalyn masih berjalan di trotoar sambil terus menoleh ke belakang. Dia merasa ada yang mengikutinya sejak menjauh dari Clark. Kondisi jalanan yang sepi membuatnya waspada.
Adalyn mempercepat langkahnya ketika melihat kedai yang dikatakan oleh Clark, gadis itu mengulas senyum dan merasa lega ketika melihat beberapa taksi yang berjejer di sana.
Sayangnya, belum Adalyn sampai, seseorang telah memukul tengkuknya hingga ia tersungkur ke tanah. Adalyn merasakan sakit di bagian tengkuknya, ia juga kesulitan untuk menggerakan tubuhnya sekedar untuk bangkit.
Adalyn waspada sekaligus ketakutan melihat pria yang di duga telah memukulnya hendak menyentuh tangannya. Dia segera memberikan perlawanan dengan cara menendang tulang kering pria itu.
Melihat musuhnya tumbang, Adalyn berusaha bangkit meski harus bersusah payah. Namun, saat berbalik, di hadapannya sudah ada beberapa pria lain lagi, tiga di antaranya adalah yang Adalyn temui di toilet tadi.
Tubuh Adalyn tiba-tiba di cekal dari belakang, tentu saja Adalyn memberontak. Dia adalah seorang petarung bawah tanah yang sudah mengalahkan banyak lawannya, melawan musuh di hadapannya bukan perkara susah untuk Adalyn. Namun, sayang perkiraannya meleset.
Karena tubuhnya yang masih lemah akibat pertarungan tadi, Adalyn kewalahan begitu harus melawan banyaknya musuh di hadapannya. Alhasil Adalyn tumbang hingga tak sadarkan diri setelah mendapatkan pukulan di perutnya.
"Segera bawa dia! Mr. Dalton sudah menunggu!" ujar salah seorang dari mereka.
Salah seorang pria menggendong Adalyn memasuki mobil van yang berhenti tak jauh dari tempat mereka mengepung Adalyn. Tiga orang mengikuti sementara yang lainnya pergi ke arah yang berlawanan.
Di dalam mobil Clark, pria bernama Jorge mendapatkan panggilan, seketika pria itu mengulas seringai liciknya.
"Mereka sudah menangkap gadis itu, Clark," ujar Jorge pada Clark setelah mematikan panggilan.
"Baguslah. Tubuhnya memang cukup lemah saat pertandingan tadi, jadi dia lebih mudah untuk dikalahkan dari pada di toilet."