Chereads / DINGINNYA SUAMIKU / Chapter 35 - BAB 35

Chapter 35 - BAB 35

POV REYHAN

Siang ini perasaanku sangat ingin untuk datang ke perusahaan. Sudah tiga bulan aku tak pernah datang ke kantorku. Pekerjaanku semua aku limpahkan pada istriku, Keyla.

Tentang Keyla yang aku dengar mempunyai sekretaris baru pun, aku belum pernah melihatnya sama sekali.

Di perusahaanku aku mempunya seorang pegawai yang sangat bisa di andalkan. Selama ini dia selalu bisa dipercaya. David, bagaimana kabar dia selama ini? Sudah lama aku tak bertegur sapa dengannya. Terakhir aku ke rumahnya ternyata dia sudah tidak tinggal di sana lagi. Dan rumah yang aku belikan untuknya ternyata sudah dijual oleh, Keyla. Berani-beraninya dia melakukan ini tanpa sepengetahuanku. Aku yakin David menyembunyikan ini semua karena mendapat ancaman dari perempuan ular berkepala manusia itu.

Aku yang diantar oleh Jodi, supirku yang setia mengantarku kemana saja. Sengaja aku memintanya untuk mengantarku datang ke kantor, untuk melihat bagaimana keadaan di perusahaan saat ini setelah di tangani oleh Keyla. Apa semakin berkembang atau justru sebaliknya.

"Pak Reyhan apa kabar?" sapa security kantor dengan hormat.

"Alhamdulillah baik," ucapku dengan tersenyum padanya.

Pandangan beberapa karyawan menatapku dengan menganggukkan kepala serta senyum ramah yang tersungging dari bibir mereka.

Dengan kursi roda yang didorong oleh Jodi, aku langsung menuju ke ruangan Keyla.

"Pak Reyhan ingin bertemu dengan, Ibu?" tanya salah satu karyawan saat aku melintas di depannya.

"Iya, apa Ibu ada di ruangannya?" jawabku.

"Maaf Pak Reyhan, Ibu sedang meeting," jawabnya menunjuk ke arah ruangan yang selalu digunakan untuk melakukan meeting.

Kemudian aku berbelok menuju ke ruang meeting tersebut. Namun, suara Keyla yang begitu nyaring membuatku menghentikan niatku untuk langsung masuk ke dalam.

"Apa yang membuat Keyla sangat marah seperti itu?" aku mengernyitkan kening untuk berpikir. Memberi isyarat pada Jodi untuk berhenti mendorong kursi rodaku dan memintanya untuk tidak menimbulkan suara.

Aku tercengang ketika mendengar Keyla dengan lantang dan lancang memberhentikan Bagus dari perusahaan ini. Kesalahan apa yang sudah diperbuat oleh Bagus? sehingga Keyla begitu marah dan berani untuk memberhentikannya. Bukankah selama ini Bagus adalah orang yang paling banyak berjasa di perusahaan ini? Bagus juga salah satu orang kepercayaanku.

Dengan dada yang bergemuruh aku masuk ke dalam ruang meeting dan mengatakan bahwa tidak akan ada seorang yang berhak memberhentikan Bagus meskipun dia adalah istriku.

Sorot mataku tajam menatap Keyla yang terlihat masih dikuasai oleh amarah. Kedatanganku yang tidak terduga hari ini, membuat wajahnya seketika berubah kemerah-merahan.

Raut wajah Keyla memucat, ucapannya menjadi terbata karena kedatanganku yang yang tiba-tiba. Sepertinya ia akan mencari alasan kenapa ia sampai memberhentikan Bagus dari perusahaan ini. Aku menatap Keyla tajam dan tersenyum sinis padanya.

Ditengah percakapan kami, tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara seorang laki-laki yang bergaya seakan dialah pemilik dari perusahaan ini.

Aku membalikkan kursi rodaku dan menatap tajam ke arah laki-laki yang berdiri tepat di hadapanku sekarang. Dari ujung rambut hingga ujung bawah aku perhatikan, seakan aku pernah melihat sosok wajah laki-laki ini.

"Siapa dia?" tanyaku sambil mengernyitkan keningku mencoba mengingat tentang sosok laki-laki yang berdiri tepat di hadapanku.

Sejenak Keyla diam, nampak sedang berpikir atau ragu untuk menjawabnya. "Dia adalah sekretaris baruku, Mas," ucap Keyla yang nampak ada sesuatu yang ia sembunyikan.

"Emm, David ini adalah Mas Reyhan suami saya, pemilik dari perusahaan ini," jelas Keyla pada laki-laki yang bernama David tersebut.

Wajah David seketika berubah menjadi kemerahan seperti kepiting rebus. "Pak," sapanya. Kemudian menundukkan wajahnya.

Pandanganku sekarang tertuju pada Keyla, ia terlihat seperti orang yang bingung. Iya ia seperti maling yang ketahuan. Lalu aku memandang mereka secara bergantian.

"Iya, sekarang aku ingat, laki-laki ini adalah yang bersama Keyla di restoran waktu itu," gumamku dalam hati. Seketika dadaku bergemuruh ketika mengingat kejadian di restoran waktu itu. Keyla bersama dengan laki-laki ini terlihat begitu mesra. Aku mengepalkan kedua tanganku dan menatap tajam ke arah laki-laki itu.

"Oh, dia rupanya....?" aku menggantungkan ucapanku dan memandang laki-laki itu dengan sorot mata yang tajam dan tersenyum sinis. Ada gejolak amarah yang terpendam setelah mengingat semuanya.

"Saya tegaskan sekali lagi bahwa tidak ada seorang yang bisa memberhentikan pegawai saya tanpa persetujuan dari saya, sekalipun dia adalah istriku sendiri," tegasku dan menatap tajam keyla.

"Tapi hari ini juga aku akan melakukan pengurangan karyawan," tegasku. Sontak membuat semua mata tertuju padaku. Mereka nampak sangat terkejut dengan semua pernyataan ku. Lalu mereka saling memandang satu sama lain.

"Aku berharap Mas Reyhan akan tetap memberhentikan Bagus dari perusahaan kita, Mas," ketus Keyla dengan melirik ke arah ke arah Bagus. Lalu melipat kedua tangannya di atas perutnya. Wajah Bagus menjadi pucat pasi mendengar pernyataan dari Keyla.

Aku berjalan dengan kursi rodaku ke sana ke mari mengelilingi para karyawan yang berada di ruangan meeting ini. Mereka terlihat diam dan saling menunduk.

"David?" panggilku pada laki-laki itu.

"I-iya Pak," jawabnya terbata dan pandangan kami bertemu sekilas.

"Tolong, buatkan aku teh hangat dengan sedikit gula," perintahku padanya tanpa memandang wajahnya.

"Kalau buat teh kan bisa yang lain, Mas?" protes Keyla seakan ia tidak terima.

"Oh, jadi kamu mau buatkan aku teh? Boleh. Dengan senang hati jika aku dilayani istriku sendiri," jelasku. Melirik ke arahnya dan David.

Terlihat David mengepalkan kedua tangannya dan rahangnya menggeretak, kemudian berdecak kesal mendapat perlakuan dariku.

"Apa, Mas?" jawab Keyla. Sontak kedua bola matanya membulat sempurna menatap ke arahku tanpa berkedip.

"Biar aku saja yang membuatkan teh untuk Pak Reyhan," sela Bagus.

"Iya itu tugas kamu," sahut Keyla dengan ketus.

Tanpa menjawab pernyataan Keyla, Bagus beranjak menuju pintu keluar.

"Bagus!" panggilku setelah beberapa langkah. Bagus menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya kembali. "Saya tidak menyuruh kamu. Jangan melakukan apa yang tidak saya perintahkan!" ucapku dengan nada yang sedikit tinggi. Membuat mereka yang berada di ruang meeting ini bergidik.

"Bagus! Lakukan apa yang saya perintahkan!" tegasku dengan mata yang memerah. David yang semula menunduk, sekarang ia mendongakkan wajahnya dan memandangku dengan rasa tidak sukanya.

"Ta-tapi, Mas," ucap Keyla.

"Cepat!" kini aku meninggikan suara lebih tinggi. Seketika Keyla menghentikan protesnya. Sementara David dengan langkah yang berat dan enggan meninggalkan ruang meeting ini.

Setelah beberapa menit kemudian, David kembali dengan secangkir teh di atas nampan dan ditaruh di depan mejaku.

"Dan hari ini aku akan memberhentikan satu diantara kalian," tegasku kembali.

Kembali mereka mengarahkan pandangannya padaku, lalu menunduk kembali. Dan Keyla nampak tersenyum sinis ke arah Bagus.

"Bagus! silahkan kamu.....!" ucapku menggantung.

"Silahkan kemasi barang-barang kamu dan pergi dari perusahaan ini!" sela Keyla.

"Stop! Keyla!" sentakku. sontak kedua bola matanya membulat sempurna.

"Bagus! Silahkan kamu tinggalkan ruang meeting ini! Kembali ke ruangan kamu," perintahku.

"Dan untuk David, mulai sekarang kamu, saya berhentikan kerja di perusahaan ini,"