Chereads / Merebut Jodoh / Chapter 25 - Pengunjung Komplain

Chapter 25 - Pengunjung Komplain

Vanya di perjalanan menuju rumah Purnomo, dia memberanikan diri untuk datang memenuhi permintaan Anita. Jarak yang tidak begitu jauh antara rumah dan hotel Purnomo itu terasa sangat singkat. Sudah saja Vanya turun dari taksi, lalu berdiri di pintu gerbang.

Duh!!! Masuk tidak ya?? Kalau bukan karena mbak Anita, mana sudi aku datang kemari!!

Hufstt!!! Mau berapa banyak alasan yang aku buat, tetap saja aku masih berstatus sebagai istri Purnomo dan pastinya akan sering menginjak rumah ini lagi dan lagi, batin Vanya.

Vanya hanya bisa menghela napas panjang, lalu dia memasuki gerbang. Tampak Anita sudah menunggunya di teras, ketika melihat kedatangan Vanya, dia berlari menghampirinya.

"Kamu terlihat baik-baik saja, Mbak lega melihatnya," ungkap Anita sambil memeluk Vanya.

Setelah Anita cukup puas meluapkan kebahagiaan serta kecemasan yang dia rasa, lalu dia melepaskan pelukannya.

"Mbak, jadi kenapa aku disuruh pulang?" tanya Vanya.

Anita merangkul Vanya untuk berjalan masuk di rumah, dia kelihatan bahagia, lalu dia berkata.

"Mas Purnomo tidak ada di rumah, dia sedang melakukan perjalanan dinas selama 3 minggu keluar negeri. Jadi kamu bisa pulang ke rumah," ungkap Anita.

"Serius Mbak?" seru Vanya.

"Iya, serius. Kamu bebas selama 3 minggu ini," timpal Anita dengan tersenyum lebar.

Vanya melompat kegirangan, Anita pun juga senang melihatnya. Mereka sudah masuk rumah, mata Vanya menangkap kalender yang terpajang di dinding.

"Sebentar, Mbak. Ini tanggal berapa?" tanya Vanya dengan wajah panik.

"Tanggal? Kalau tidak salah tanggal 26 Agustus, kenapa?" tanya Anita penasaran.

Alarm ponsel Vanya menggema, dia mengambil ponsel tersebut, lalu membaca memo penting yang sudah dia pasang di ponsel sebelumnya.

"Astaga!!! Mbak pinjam kunci mobil," seru Vanya.

"Ada di dalam mobil, mbak lupa belum cabut tadi. Kenapa Vanya, kok mbak jadi ikut panik?" seru Anita.

"Ada acara pengunjung di restoran Mbak, aku pergi dulu ya!!" ucap Vanya sambil berlari.

**

Ramai para pengunjung yang datang membuat semua karyawan restoran sibuk, belum lagi Hall sedang dipakai acara pernikahan anaknya pengunjung yang Vanya temui 1 bulan yang lalu.

Sedangkan tamu reguler tidak kalah banyak, restoran hari ini penuh baik di Hall maupun di gazebo. Para karyawan bolak-balik membawakan menu pesanan tamu.

Anthony yang sudah beres menyelesaikan tugasnya itu membantu mengangkat nampan untuk mengantar menu pesanan tamu.

"Ton itu bukan bagianmu, kenapa kamu membawa nampan itu?"

Jarot bertanya sambil meletakan menu yang sudah siap dibawa ke tamu, dia sempat juga memperhatikan Anthony di sela kesibukannya.

"Apa tidak boleh?? Kelihatannya kekurangan orang, jadi aku turun tangan saja," jawab Anthony sambil meletakkan menu diatas nampan.

"Iya restoran sedang tidak ada orang. Ya sudah kamu saling komunikasi saja sama pramusaji yang lain agar tidak keliru menurunkan menu ke tamu," saran Jarot.

"Oke, tenang saja," timpal Anthony.

Kebetulan hari ini Junet maupun Dodit tidak masuk kerja, mungkin sedang libur atau sedang masuk shift berikutnya. Namun, Anthony tidak peduli itu yang terpenting sekarang adalah melayani tamu biar tidak ada yang komplain.

Pengantaran makanan berjalan lancar untuk sejauh ini. Tapi itu tidak bertahan lama, tiba-tiba pengunjung Vanya datang menghampiri pramusaji yang mengantre untuk mengantar makanan, dia sangat marah.

"Kalian pada kemana saat makanan tamu undangan acara pernikahan anakku habis?? Kalian itu memang tidak becus!! Mana Manager kalian?? Katakan saya ingin bertemu dengannya!!!" gertak pengunjung tersebut.

Semua karyawan sudah sangat takut, ada beberapa tidak peduli karena mengurus hidangan menu tamu lain, kepala koki pun tidak tahu karena dia turun ke dapur untuk membantu memasak.

Narwan sudah tidak ada di restoran sejak kemarin, dia sedang mengurusi bisnis Purnomo yang lain. Sehingga tidak ada yang berani menghadapi kemarahan pengunjung Vanya tersebut. Vanya sendiri belum datang ke restoran sejak 1 minggu yang lalu.

Anthony yang melihat keadaan itu menghampiri pengunjung Vanya untuk mencoba meredam amarahnya.

"Maafkan kami, Pak. Ibu Vanya sedang tidak ada di kantornya. Keadaan restoran juga sedang penuh dengan pengunjung lain, sekali lagi kami minta maaf atas kelalaian kami," jawab Anthony merendah.

"Saya tidak mau tahu!!! Siapkan makanan dalam 10 menit!! Jika tidak, saya tidak akan membayar semua menu yang sudah dihidangkan!!!" ancam pengunjung tersebut.

Anthony segera pergi ke dapur untuk memberi tahu para koki dan asistennya. Dia menyampaikan keluhan pengunjung tersebut.

"Haduh!! Hidangan 10 menit itu apa? Lauk juga sudah pada habis," keluh karyawan bagian dapur, saking sibuknya pikiran mereka juga buntu.

Anthony melihat banyak sekali nasi yang mereka masak, biasanya nasi adalah menu yang sering sisa paling banyak, karena mereka pasti lebih memilih untuk banyak memasak nasi daripada kekurangan nasi.

"Ada udang atau cumi-cumi tidak?" tanya Anthony.

"Ada tapi mungkin tinggal setengah porsi, bagaimana Ton?"

"Buat nasi goreng seafood saja, masaknya juga praktis dan cepat," usul Anthony.

"Ide bagus!!! Aku punya resep nasi goreng rahasia, pasti mereka akan menyukainya!" celetuk kepala koki tersebut.

"Siip!!! Tunggu apa lagi!! Ayo kita buat!!" seru Anthony.

Mereka jadi tambah semangat, pertarungan melawan waktu sudah tidak terelakkan lagi. Anthony sangat senang melihat ke kompakkan mereka di dapur, beda sekali dengan pramusaji yang di depan.

Pengunjung itu sudah berkacak pinggang datang menghampiri dapur, tapi aroma nasi goreng yang terlihat enak sekali itu menarik indra penciuman sampai ke otak ingin sekali memakan nasi goreng tersebut.

Pramusaji sudah membawa ke tempat prasmanan, Anthony keluar menghampiri pengunjung tersebut.

"Tepat waktu kan, Pak?" tanya Anthony.

Pengunjung itu melirik jam tangan miliknya yang sudah 10 menit tepat, dia melengos.

"Awas saja, kalau hidangannya tidak enak!!!" ancam pengunjung itu sambil membalikkan badan kembali ke acara.