Junet, Jarot dan Anthony sudah di ruangan Manager, mereka duduk di hadapan Narwan yang memperlihatkan murkanya.
"Kalian seperti anak kecil saja!!! Kenapa kalian bertengkar?"
"Saya dilempar sapu sama Jarot, Pak. Siapa yang tidak marah, saya yakin dia bersengkokol dengan Anthony, Pak,"
Junet berseru, dia mencoba memprovokasi Narwan. Kalau berhasil akan menguntungkan Junet, karena tujuannya memang membuat Anthony bermasalah.
"Kamu ya!!! Anak baru jangan bertingkah, aku pecat baru tahu rasa!! Cepat minta maaf sama Junet!!!"
Narwan tidak menunggu pendapat Anthony, dia langsung saja memarahinya, mungkin karena dia tidak senang melihat kedekatan Anthony dengan istri bosnya.
"Jangan percaya, Pak. Itu hanya akal-akalan dari Junet, saya melihat sendiri dia sengaja mengotori lantai dengan sepatu berlumpurnya, setelah selesai dibersihkan oleh Anthony. Justru Anthony adalah korbannya, Pak. Mana ada korban meminta maaf terlebih dahulu??" sanggah Jarot.
Anthony hanya melihat apa reaksi Narwan, setelah Jarot mengatakan hal yang sebenarnya. Narwan tampak menatapnya tajam, dia sempat menyeringai untuk seperkian detik.
"Saya tidak percaya perkataanmu, karena kamu adalah teman Anthony. Sudah dipastikan kamu akan membelanya,"
"Baiklah, karena sudah jelas permasalahannya. Sekarang terima hukuman kalian," terang Narwan.
"Tunggu Pak!!! Saya ingin bapak bertanya kepada karyawan lain, mereka juga melihat semua kejadian tadi. Jika bapak keberatan, pasti anda yang bermasalah dengan saya!!"
Anthony menyanggah perkataan Narwan, dia juga tidak terima mendapatkan hukuman yang dia sendiri tidak melakukannya.
"Saya setuju dengan Anthony, Pak. Bapak harus mengecek kebenarannya sebelum menghukum seseorang," imbuh Jarot.
Junet mendengus kesal, dia sangat tidak suka dengan keputusan Anthony. Dia berharap Narwan tidak melakukan apa yang diminta mereka. Narwan pun juga tidak suka, dia terpaksa menerima usulan Anthony jika tidak mau dianggap pemimpin yang tidak kompeten.
"Ayo lakukan ini dengan cepat, saya tidak ada waktu untuk mengurusi kalian!!!" seru Narwan.
Mereka berjalan keluar menuju Hall yang dipimpin oleh Narwan, setelah sampai di Hall Narwan menyuruh semua karyawan untuk berkumpul.
Tidak butuh waktu lama, mereka semua berkumpul di Hall, Narwan berada di tengah mereka bersama Anthony dan yang lainnya. Banyak dari mereka sedang berbisik mengetahui apa yang akan dilakukan pak Narwan.
"Dengarkan!!! Saya mengumpulkan kalian untuk bertanya tentang keributan yang dibuat oleh mereka bertiga. Saya akan memberi hukuman kepada mereka setelah mengetahui kebenarannya dari kalian," terang Narwan.
"Siapa yang mau memberikan saksi? Bicaralah sekarang!!!" seru Narwan.
Anthony ikut angkat bicara sebelum mereka memberikan keterangan.
"Aku berharap kalian jujur terlepas dari aku pribadi, ini bukan masalah kalian membenci aku. Akan tetapi ini pertarungan kalian sendiri, apakah kalian akan menutup mata dan membohongi diri kalian sendiri untuk membenarkan keburukan?"
Jarot menatap kagum ke arah Anthony, dia tidak salah memilih untuk memihaknya, dan saat itu juga dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk membela Anthony selama mereka masih berada di restoran.
Satu persatu karyawan itu memberikan saksi, ada juga yang memilih untuk diam. Semua sudah mengatakan pendapatnya, banyak dari mereka yang membela Junet.
Akan tetapi tidak kalah banyak juga yang memberikan kesaksian yang sebenarnya. Mereka kebanyakan orang yang ikut-ikutan saja membenci Anthony, setelah mendengarkan pernyataan Anthony yang sebelumnya, mereka memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Namun, hasilnya jika dikumpulkan banyak yang membela Anthony.
"Sudah!! Cukup!! Kalian boleh kembali bekerja," perintah Narwan.
Padahal orang yang akan membela Anthony bertambah banyak, tapi Narwan semakin muak ketika Anthony lolos dari masalah.
Narwan kembali ke ruang manager bersama Anthony, Jarot dan Junet. Sudah saatnya Narwan menjatuhkan hukuman kepada mereka yang benar bersalah.
"Anthony, kau tidak bersalah dan pergilah dari sini!!" ucap Narwan malas.
"Saya akan disini sampai selesai dan menunggu Jarot, Pak," sanggah Anthony.
"Ya ... Ya!! Terserah kamulah!!"
Narwan malas berdebat dengan Anthony, dia akhirnya meneruskan perkataannya.
"Junet kamu terbukti bersalah, hukuman yang akan kamu dapat adalah membersihkan Hall selama 1 bulan."
Junet mengepalakan tinjunya dibalik meja, dia terlihat menahan amarah karena kekalahannya.
"Dan kamu Jarot yang paling bersalah, seharusnya tidak langsung melempar sapu, tapi bisa dikasih peringatan dulu. Saya terpaksa memberi SP 1 dan memotong gajimu," ucap Narwan.
"Pak saya kebe ...," kata Anthony terpotong oleh tanggapan Jarot.
"Baik Pak, saya menerima hukuman bapak."
Anthony hanya bisa menghargai keputusan Jarot, dia rasa itu terlalu berat sebelah. Apa yang kamu pikirkan, Jarot. Batin Anthony.
"Bagus!! Jangan sampai terulang kembali. Baiklah kalian berdua bisa keluar!!" pinta Narwan.
Anthony dan Jarot keluar bersama, perasaan Anthony tidak enak setelah keluar kantor. Dia tidak sadar jika sedang diperhatikan Jarot.
"Kenapa Ton?? Kamu tidak suka dengan hukuman yang aku terima?" tanya Jarot.
"Ech!! Ehmm. Iya, kenapa kamu tadi mencegahku protes?" tanya Anthony balik, dia mengabaikan pikiran buruknya dan kembali memikirkan hukuman Jarot.
"Apa kita kembali saja, mumpung belum jauh dari kantor manager!!" ajak Anthony.
"Tidak Ton, aku pikir memang terlalu gegabah melempar sapu ke arah Junet. Haha!! Tapi aku puas, jadi tidak masalah dengan hukumanku, yang paling penting aku bisa menyelamatkanmu. Gimana aku bisa jadi teman yang kau percaya kan?" ucap Jarot tanpa penyesalan.
Melihat ketulusan Jarot, Anthony tidak bisa menyangkal. Dia sangat senang masih ada orang yang mau berteman dengannya di restoran.
"Makasih ya Jarot," ungkap Anthony tersenyum.
Jarot menjawab, "Iya sama-sama. Ech Ton, perasaan Junet lama sekali di dalam kantor. Apa yang pak Narwan bicarakan ya?"