"Dodit, kita bahas nanti saja masalahmu. Saya harus menemui pelanggan yang sudah mengatur janji dengan saya," ucap Vanya.
Vanya pun segera berjalan menuju Gazebo, dia tidak menunggu tanggapan dari Dodit dan pergi begitu saja. Dodit risau dia ingin menghentikan Vanya, tapi sudah tidak ada alasan yang ada di benaknya.
Tamu pengunjung itu sudah berdiri disebelah Gazebo, mereka belum duduk karena masih menunggu Vanya. Lagi pula, mereka merasa tidak nyaman melihat daun kering bertebaran dimana-mana. Selang 5 menit Vanya datang menghampiri tamu pengunjung tersebut, dia sangat kaget ketika melihat Gazebo yang penuh dengan daun kotor.
"Selamat pagi Bapak, Ibu selamat datang di restoran kami. Kenalkan saya Vanya yang akan melayani anda dalam memilih menu pengantin," terang Vanya luwes, dia tersenyum cantik yang membuat siapa saja senang memperhatikan dia berbicara.
Mereka menjabat tangan Vanya, sejenak pikiran tentang kotornya gazebo tidak begitu menjadi masalah.
"Selamat pagi mbak Vanya, kami sangat antusias ingin segera membahas menu dengan anda," ucap si Bapak.
Junet dan teman yang lain panik, mereka sudah tidak sempat lagi membersihkan Gazebo. Di sisi lain Junet ingin melihat secara langsung, bagaimana reaksi Vanya ketika melihat kerjanya Anthony yang tidak becus. Junet melarang teman lainya untuk membersihkan Gazebo.
"Maaf Bapak, Ibu. Sebelum membahas menu secara lebih jauh, izinkan saya untuk melakukan sesuatu," pinta Vanya.
Vanya mencari sapu yang ada di sekitar, dia melihat sapu dipegang oleh karyawan wanita di gerombolan Junet yang berdiri menyaksikan.
"Aku pinjam dulu ya?" pinta Vanya tersenyum, sambil mengambil sapu tersebut dari tangan karyawan wanita.
Vanya bergegas menyapu Gazebo dari daun kering itu sendiri, dia sangat cepat dan berhati-hati melakukannya agar tidak terkena tamu pengunjung itu. Kemudian Vanya mempersilahkan tamu pengunjung itu menempati Gazebo yang bersih.
Vanya mencoba naik Gazebo yang lain untuk menyapu, karyawan wanita itu malu karena hanya menyaksikan manager sekaligus yang punya restoran turun tangan membersihkan Gazebo sendiri. Karyawan itu segera berlari menghampiri Vanya.
"Maaf Bu Vanya, biar saya saja yang membersihkan," pinta karyawan itu.
Vanya masih tersenyum, lalu dia memberikan sapu itu kembali. Melihat kejadian tersebut tamu pengunjung itu saling berbisik. Dodit dan yang lain pun terpaksa ikut membersihkan semua Gazebo yang ada, Junet sebal dia tidak mengira Vanya akan melakukan itu. Bukannya marah mencari Anthony, justru dia mengajak karyawan lain secara tidak langsung untuk membersihkan Gazebo.
Vanya sudah duduk bersama dengan tamu pengunjung, dia meletakkan tablet yang dia bawa dan berkata.
"Terimakasih sudah mau menunggu, mari kita mulai membahas menu," ajak Vanya.
"Bukan main, saya melihat mbak Vanya seorang manager sekaligus pemilik restoran ini sangat humble. Saya sangat menghargai itu," ucap si Bapak dengan kagum, serta ibu juga ikut tersenyum kagum dan bertepuk tangan.
Vanya hanya tersenyum, lalu menanggapi, "Sudah menjadi kewajiban kami semua disini untuk memberikan kenyamanan bagi anda, pengunjung berharga kami."
Para pengunjung itu senang, mereka sudah masuk membahas menu yang dijelaskan Vanya. Sementara Junet dan yang lain harus membersihkan perbuatan mereka sendiri.
Setelah selesai, Junet menarik tangan Dodit untuk diajak pergi ke tempat yang agak jauh, dia sudah sampai di belakang toilet.
"Haduh!!! Gagal deh rencana kita untuk membuat Anthony kena masalah!!! Kamu sih nggak becus, kenapa membiarkan ibu Vanya datang ke Gazebo??" gerutu Junet kesal, dia melampiaskan itu dengan cara menendang bak sampah.
Dodit yang menyaksikannya kaget, dan hampir saja melompat. Dia menjawab pertanyaan Junet dengan sedikit takut.
"Maaf Junet, aku tadi panik dan alasan itu hilang saja dari pikiran."
"Dasar Goblok!!!" umpat Junet, tubuhnya bergetar yang telah dipenuhi amarah.
"Oke, sekarang awasi si Kacung Ijo itu agar tidak bisa lolos dari gudang!!!" perintah Junet.
Dodit hanya bisa mengangguk, di tidak berani menjawab ataupun menatap Junet yang sedang marah.
Sementara Anthony yang terkunci di dalam gudang tersebut, menemukan banyak sekali barang yang rusak diletakkan berada di dalam gudang.
"Sayang sekali, kenapa gudang ini jadi penyimpanan barang rusak??" gumam Anthony sambil melihat barang-barang tersebut yang sudah menggunung dan berdebu.
Di pikiran Anthony, gudang itu harusnya berisi dengan peralatan restoran yang layak pakai, bukan sebaliknya. Dia tidak sadar bahwa dirinya masih terkunci di dalam gudang, dia baru sadar ketika mendengar pintu yang dibuka seseorang dari luar. Kemudian Anthony berjalan menghampiri pintu, dia melihat Jarot yang membuka pintu tersebut.
"Anthony cepat keluar dari sini!!!" seru Jarot.
Tanpa pikir panjang Anthony mengikuti Jarot pergi meninggalkan gudang, lalu dia tidak lupa menutup pintu tersebut.
Mereka sudah sampai di belakang dapur dengan napas yang tersengal-sengal. Anthony berdiri dari jongkoknya lalu berkata,
"Makasih ya Jarot, sudah mengeluarkanku dari gudang. Bagaimana kamu bisa tahu aku terkunci disana?"
"Iya sama-sama. Aku tadi tidak sengaja mendengar percakapan Dodit dan Junet di toilet, mereka tidak tahu bahwa aku sedang menggunakan toilet. Hahahaa!!!" jawab Jarot berseru.
"Baguslah!! Aku sangat tertolong berkatmu, Jarot!!" ungkap Anthony.
"Sekarang bagaimana caramu membalas dendam kepada mereka, Ton?" tanya Jarot.
***
Di tempat lain, Purnomo berkunjung di rumah Murti. Dia sedang menunggu Sonya keluar sambil menikmati teh yang sudah dihidangkan di meja.
Sonya pun datang menghampiri Purnomo, lalu duduk setelah menyapa Purnomo. Sonya agak terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Sonya, panggilkan Vanya juga untuk menemuiku," pinta Purnomo.