Chereads / Merebut Jodoh / Chapter 17 - Anthony Di Bully

Chapter 17 - Anthony Di Bully

Vanya sangat nyaman sekali tidur di hotel, suasana hatinya membaik. Hari sudah pagi, dia akan bersiap untuk pergi ke restoran. Ada pertemuan dengan seorang pelanggan yang akan mengadakan pernikahan di Hall. Karena Restoran ini tidak ada Marketing, Manager akan turun tangan untuk membantu menjelaskan harga di setiap paket menu. Vanya sudah rapi dan berseri, dia sudah melakukan perjalanan ke restoran.

Anthony sudah sampai di restoran dari Vanya, dia mulai menyapu halaman dan mengepel lantai. Ketika Anthony membuang sampah, dia bertemu dengan Vanya yang turun dari taksi.

"Pagi Ton!!" sapa Vanya berseri.

"Pagi Vanya, tidurmu nyenyak?" tanya Anthony.

"Nyenyak sekali, aku kemarin tidak pulang ke rumah lagi Ton. Hehe," jawab Vanya senang.

"Pantas wajahmu ceria sekali!!" seru Anthony.

Mereka berjalan bersama dengan tangan kiri Anthony membawa tong sampah, di sebelahnya ada Vanya yang cantik dan mengenakan baju bagus. Penampilan mereka sangat kontras, orang akan percaya jika mereka tidak cocok untuk berjalan bersama.

"Hah!!! Hanya menunggu waktu, Ton. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengan Purnomo lagi," ungkap Vanya dengan suara sedih.

"Selagi bisa menikmati kebebasanmu, gunakanlah sebaik-baiknya Vanya. Untuk masalahmu, pasti ada cara untuk menyelesaikan," ungkap Anthony mencoba menghibur Vanya.

Vanya pun tersenyum mendengarkan perkataan Anthony, mereka berjalan berlawanan arah dengan tujuan tempat yang berbeda.

"Makasih ya, Ton. Aku ke kantor dulu ya!!" kata Vanya.

Anthony tersenyum, dia mengangguk lalu meneruskan pekerjaannya. Semakin siang para karyawan restoran berdatangan. Mereka mengawali pekerjaan pagi hari dengan mengelap piring, sendok atau mengiris cabai untuk tambahan jika ada pengunjung minta.

Restoran cukup tenang, sejak kejadian antara Anthony dan Dodit di ruang istirahat itu membuat Anthony tidak bisa dipandang remeh. Tapi tetap saja banyak yang tidak suka dengan kedekatannya dengan Vanya.

Hari ini Dodit dan Junet bekerja dalam 1 shift, mereka berdua sangat tidak menyukai Anthony sehingga mereka mencari cara untuk mengerjai Anthony dibantu dengan karyawan lain yang sependapat.

"Hah!! Kalian mau mengerjai Anthony lagi? Serius bakal berhasil?? Terutama buat lu, Dot. Lu tidak lupa kan kejadian yang memalukan menimpamu?" ejek karyawan wanita di perkumpulan orang yang tidak suka Anthony.

"Justru itu!! Aku ingin balas dendam. Bagaimana menurutmu, Junet. Kamu punya ide tidak?" tanya Dodit.

Junet menyilangkan tangan sedang memikirkan cara, dia masih belum menjawab pertanyaan Dodit. Kemudian Junet mengajak mereka mendekat dengan isyarat tangan, lalu dia membisikan sebuah rencana untuk membully Anthony.

Ketika Anthony selesai dengan pekerjaannya, dia duduk di depan gudang. Gudang tersebut terletak di pojok belakang ujung toilet yang lama sudah tidak berfungsi. Junet datang menghampiri Anthony.

"Heh Lu!!! Cleaning Service yang baru itu kan? Itu aku tadi disuruh ibu Vanya untuk mencari contoh wadah prasmanan buat contoh yang akan ditunjukkan pelanggan. Cepat carikan, aku tunggu disini!!" kata Junet yang setengah memerintah.

Anthony masih terdiam, lalu dia berdiri menatap tajam ke arah Junet yang kalah tinggi darinya yang membuat Junet sedikit minder. Anthony tidak suka cara bicara Junet, lalu berkata.

"Perbaiki cara bicaramu!!! Tunggu sebentar!!"

Anthony sangat kesal, dan malas untuk membantunya. tapi ketika dia mendengar kalau itu perintah dari Vanya. Anthony pun menahan egonya untuk menuruti perkataan Junet, lalu dia masuk ke dalam.

Bagus!!! Terus masuk Lu, kacung!! Batin Junet senang.

Junet melirik kunci yang masih menancap di lubang bawah gagang pintu, setelah Anthony cukup jauh masuk ke gudang dengan cepat dia menutup dan mengunci pintu.

"Hahahaa!!! Mampus Lu!!!" seru Junet.

Anthony membalikkan badan untuk menahan pintu tersebut, sayangnya sudah terlambat. Anthony pun menggedor pintu tersebut dan berteriak.

"Buka!!! Atau Lu akan ...,"

"Akan apa? Bisa apa Lu, terkunci di dalam sana. Haha. Aku pergi dulu!!!" sahut Junet senang.

Kemudian Junet meninggalkan gudang, dia melakukan aksi yang berikutnya bersama teman yang lain. Pengunjung saat ini tidak begitu ramai, Gazebo itu disebar daun kering begitu juga Hall-nya. Mereka ingin Anthony dimarahi oleh supervisor yang hadir saat itu.

"Gimana beres?" tanya Dodit ketika melihat Junet datang menghampirinya.

"Aman!!! Wkakaka kita tunggu saja sampai supervisor melihat," ucap Junet senang.

"Heh Lu yakin rencana ini akan berhasil? Kalau ibu Vanya tahu apa tidak tambah besar masalahnya?" tanya salah satu dari mereka.

"Hah!! Tidak mungkin!!! Asal tidak ada yang memberitahu ibu Vanya, aman!!!" timpal Junet.

Vanya keluar kantor, dia sedang menunggu kedatangan pengunjung yang sudah membuat janji dengannya. Dia berjalan menuju Hall.

"Jun-jun gawat!!! Lihat itu ibu Vanya sedang menuju Hall!!!" seru Dodit.

"Waduh!!! Kenapa dia sih yang harus datang. Cepat hadang sebentar, Dot. Aku akan membersihkan Hall dengan cepat," perintah Junet.

Junet pun menyuruh teman yang lain untuk mengambil sapu, sedangkan Dodit berlari menuju Vanya.

Vanya bertanya-tanya apa yang membuat karyawannya sedang menghalangi jalan. Dia menunggu Dodit untuk mengambil napas dan menjelaskan kepadanya.

"Bu Vanya!!! Sebentar, saya ingin berbicara kepada anda," ucap Dodit.

"Ayo ikutin saya, kita bicarakan sambil duduk di Hall," ajak Vanya.

"Jangan!!! Bukan maksud saya ingin mengatakannya dengan cepat disini," cegah Dodit.

Belum sempat Dodit berbicara, tamu tersebut menelepon Vanya. Lalu Vanya segera menjawab telepon tersebut.

"Halo, Bapak selamat siang," sapa Vanya, lalu dia diam sejenak mendengarkan lawannya berbicara.

"Ohh baik, saya akan ke gazebo sekarang," jawab Vanya.