Vanya terbangun dari tidurnya, samar dia mendengar namanya dipanggil. Dia memaksakan bangun untuk mencari tahu, siapa yang sudah memanggilnya.
Anthony mendekati Vanya yang sudah duduk di sofa sambil mengucek mata, lalu Anthony duduk di kursi yang dia ambil dari depan meja.
"Ternyata kamu, Ton?? Ini jam berapa?" tanya Vanya.
"Sudah pagi, Neng!!! Semalam kamu tidur disini?" Anthony bertanya balik.
"Hehe iya," sahut Vanya singkat.
"Apa yang terjadi? Kamu ada masalah?" Anthony masih penasaran ingin mengetahui hal apa yang menimpa Vanya.
Vanya yang sebelumnya tersenyum itu, kini raib di wajah cantiknya. Dia harus mengenang lagi kejadian kemarin malam di rumah Purnomo.
"Ya sudah!!! Jika itu masih berat untukmu, lupakanlah saja perkataanku," ucap Anthony tersenyum.
Anthony melihat keadaan Vanya sangat kacau, rambut berantakan, masih mengenakan baju tidur dan juga Vanya tidak beralaskan kaki. Anthony ingin memberi waktu kepada Vanya untuk menenangkan diri.
"Aku selesaikan tugasku dulu ya!!! Kalau kamu membutuhkan sesuatu, bilang saja kepadaku," imbuh Anthony.
Anthony berdiri, dia mulai membersihkan kantor Vanya tanpa mengepelnya, lagian juga kantor manager itu masih terlihat bersih lantaran jarang sekali ada orang yang memasukinya.
Vanya masih diam di tempatnya, dia ingin mempercayai Anthony, tapi dia orang yang baru dikenal. Akan tetapi, Vanya tidak menampik kenyataan bahwa bersama Anthony dia merasa aman.
Anthony sudah selesai membersihkan kantor Vanya, dia bermaksud untuk membersihkan di tempat lain. Kemudian dia berjalan menuju pintu, belum sempat Anthony keluar Vanya memanggilnya.
"Ton!! Jam istirahat nanti kamu kesini lagi ya!!" pinta Vanya.
"Oke," jawab Anthony, dia berbalik menghadap Vanya lalu kembali berjalan menuju pintu dan keluar ruangan dengan tersenyum senang.
Sekarang Anthony menghadapi masalah lain, dia mencari cara bagaimana dia bisa mengepel tanpa alatnya.
"Ahhh!!! Sapu saja dulu lah!!!" gumam Anthony.
Dia sudah menyapu Gazebo dan mengelap setiap mejanya, sudah sampai di Hall restoran dan yang terakhir dapur.
Anthony melihat keset bekas dari kain yang di letakkan di Hall, dia pun senang dan terpikir 1 ide yang muncul dari benaknya.
"Wah!!! Kain ini cocok sekali untuk di pakai mengepel!!!" seru Anthony kepada dirinya sendiri.
Dia mengambil kain itu, lalu mencucinya dan kemudian dia mulai mengepel semua sudut restoran yang perlu dibersihkan. Satu dua karyawan mulai berdatangan, Anthony juga hampir selesai dengan pekerjaannya.
Anthony teringat Vanya, dia menyelesaikan dengan cepat pekerjaannya. Setelah itu keluar dari area restoran untuk mencari toko kelontong terdekat.
Jarot yang baru datang itu melihat Anthony masuk melalui gerbang restoran membawa tas kresek hitam.
"Ton!! Dari mana kau?" tanya Jarot.
"Ini aku beli makanan, kamu baru datang?" tanya Anthony balik.
"Iya, aku mau absen dulu ya!!" ucap Jarot.
Anthony mengangguk, Jarot berlalu meninggalkannya. Absen karyawan yang ada di restoran itu menggunakan selembar kartu panjang yang berisi tanggal yang terdapat kolom-kolom di setiap tanggal. Setiap kolom akan tertera jam jika karyawan itu masuk, caranya adalah memasukkan kartu tersebut ke mesin analog, otomatis jam akan tertera di kartu tersebut.
Vanya hanya mencuci muka, dan menyisir rambut dengan jarinya. Penampilannya sudah lumayan daripada awal dia datang di restoran. Suara ketukan dari luar itu membuat Vanya melihat ke arah pintu, dan berkata.
"Masuk!!!"
Anthony masuk setelah mendapat perintah dari Vanya, dia menaruh tas kresek hitam ke atas meja kerjanya lalu dia berjalan menuju pintu berniat untuk keluar.
"Tunggu!!! Ini apa?" tanya Vanya.
"Lihatlah sendiri!!! Aku akan meneruskan pekerjaanku yang belum selesai," ungkap Anthony.
Kemudian Anthony membalikkan badan sambil tersenyum, dalam hati dia bergumam. Hanya itu yang bisa aku berikan saat ini Vanya, semoga bisa sedikit membantumu.
Para karyawan sudah berdatangan, beberapa mereka yang mengusili Anthony heran. Padahal semua peralatan dia bekerja sudah disembunyikan, tapi kenapa restoran bersih dan rapi?
"Echh!!! Kamu yakin sudah menyembunyikan semuanya kan?" tanya Junet.
"Sudah!!! Bahkan aku buang ke genteng semua, biar dia tidak bisa menemukannya," jawab Dodit.
"Tapi lihat ini, kenapa restoran sudah bersih?" ucap Junet
Dodit hanya bisa mengangkat bahu, ternyata mereka pelaku dibalik hilangnya peralatan Anthony hilang.
Anthony segera mencari perlatannya, dia baru kepikiran untuk mencarinya lagi di genteng dimana tempat sapu ditemukan. Dan ternyata benar, semua peralatan ada diatas genteng.
"Syukurlah akhirnya ketemu!! Pasti ada orang yang tidak menyukaiku disini!!!" gumam Antony.
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa jam istirahat pun tiba. Anthony bergegas ke ruang manager untuk mendengar cerita Vanya.
Setelah mengetuk pintu dan mendapatkan persetujuan dari Vanya, Anthony pun masuk.
"Makasih ya Ton, semua pemberianmu sangat berguna," ungkap Vanya.
Vanya sangat senang mendapatkan perhatian kecil dari Anthony, yaitu nasi bungkus, sandal dan peralatan mandi beserta sabunnya.
"Iya sama-sama," jawab Anthony.
Vanya yang sebelumnya duduk di kursi kerjanya kini berdiri, lalu dia pindah duduk di sofa dan mulai bercerita.
"Hah!!! Karena pernikahan yang tidak aku inginkan, setiap malam aku selalu mencari cara untuk menghindari tidur bersama Purnomo,"
"Kemarin malam adalah malam yang paling tegang, pintu kamarku didobrak paksa oleh Purnomo, sehingga aku kabur lewat jendela kamar tanpa memakai sandal, dan sampai berakhir di restoran ini," ungkap Vanya.
Kasihan sekali kau, Vanya. Bagaimana caranya aku bisa menghiburmu? Batin Anthony.