"Semoga pembaca gue seneng dan puas deh sama apa yang gue tulis kali ini" batin Vallerie, karena Vallerie mencoba menulis hal-hal dewasa yang membuatnya sedikit khawatir kalau tulisannya kali ini tidak diterima dengan baik.
"Baru jam segini ternya, tidur enak kali ya" pikir Vallerie.
Lagi dan lagi saat hendak memejamkan matanya, tiba-tiba saja Vallerie mendapatkan notifikasi dari web tempatnya menulis novel itu. Dengan semangat 45 Vallerie langsung duduk dan membuka ponselnya. Ia tersenyum melihat komentar-komentar dari para pembacanya.
Rita008 : Wahh,,gak nyangka kalau ternyata Aira punya pemikiran yang kaya gitu…
Bilaaa : Anj*ng!! Enak banget ya jadi Bram bisa dapet enak dibus gitu!
Calaaa : Aduh thor!!! Nanggung banget sih ceritanya!! Bikin basah doing kaga tanggung jawab!!
Dan masih banyak komentar lainnya yang membuat Vallerie tersenyum melihatnya. Vallerie sungguh tidak menyangka jika tulisannya tentang hal-hal yang berbau dewasa seperti itu bisa membuat banyak orang suka. Vallerie juga sebenarnya seperti yanglain, yang menyukai hal-hal yang berbau dewasa juga. Tetapi sayangnya selama ini ia tidak berani mengekspresikannya kedalam tulisan yang ia buat. Karena ia takut jika ia menuliskan hal-hal yang seperti itu, para pembacanya akan menganggap kalau ia bukanlah wanita yang benar ditambah jika suatu saat nanti anggota keluarganya tahu kalau ia menulis sebuah novel yang berbau dewasa. Pasti anggota keluarganya akan menganggap kalau ia sudah pernah melakukan hal-hal dewasa seperti yang ia tulis, padahal kan selama ini ia tidak pernah melakukan hal-hal yang seperti itu. Terakhir pacaran saja ia saat kelas 3 smp ditambah saat itu ia belum mengetahui hal-hal dewasa.
"Gak nyangka deh kalau mereka bakal seantusias ini" ucap Vallerie dalam hatinya.
"Kalau aku yang ada diposisi Aira gimana ya?" batin Vallerie sembari tersenyum.
Sejujurnya diusianya sekarang Vallerie ingin sekali merasakan apa yang dirasakan oleh banyak teman-temannya, seperti ciuman atau bahkan lebih. Tapi Vallerie takut akan akibat jika ia melakukan hal itu, bagaimana jika ia keterusan hingga akhirnya hamil. Pasti seluruh anggota keluarganya akan kecewa dan juga mengingat kalau Vallerie mempunyai kakak perempuan yang sangat galak, ia tidak bisa membayangkan bagaimana akhirnya.
"Semoga saja nanti kalau menikah aku mendapat suami yang mengerti akan diriku dan bisa memanjakanku deh" ujar Vallerie pada dirinya sendiri.
Vallerie sangat ingin menikah, tetapi sayangnya ia belum mempunyai pasangan dan ditambah beberapa kenangannya bersama laki-laki terdekatnya lebih banyak membuatnya trauma. Bagaimana tidak, ayahnya sendiri saja membuat Vallerie merasa kalau semua laki-laki brengsek. Semua laki-laki sama saja, suka selingkuh dan mempermainkan wanita. Jika mengingat hal itu pasti lagi dan lagi Vallerie harus menitihkan air matanya.
"Ya Allah, apa emang gara-gara aku ada ya makanya dulu ayah bisa sampe main wanita dan selingkuh dari mama?" tanya Vallerie sembari menghapus air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.
Bukan tanpa alasan Vallerie mempunyai pikiran seperti itu, tetapi karena sejak kecil perlakuan kakak perempuannya lah yang membuat Vallerie mempunyai kesimpulan seperti itu. Vallerie dan kakak perempuannya berbeda 11 tahun dan dengan kakaklaki-lakinya ia beda 9 tahun. Yang itu artinya saat mamanya mengandung dirinya kakak perempuannya yang bernama Freya saat itu sudah memasuki usia remaja, dimana ia pasti sudah memiliki pikiran-pikiran yang berlogika walaupun mungkin logika yang ia pakai belum sama seperti orang dewasa. Biasanya anak-anak akan mulai lupa dengan kenangan-kenangan masa kecil mereka apalagi jika itu kenangan yang dimiliki sebelum usia 7 tahun. Tapi berbeda dengan Vallerie, kenangan masa kecilnya itu masih tersimpan rapi didalam otaknya hingga kadang berputar membuatnya merasakan sakit kembali.
Vallerie masih ingat bagaimana dulu ia sering dipukul oleh kak Freya hingga tak jarang membuatnya mimisan ataupun terluka. Bagaimana dulu ia menangis ingin ikut sang kakak pergi bermain tapi tetap tidak diperbolehkan untuk ikut, hingga akhirnya ia diajak bermain oleh kakak laki-lakinya yaitu kak Xavier. Padahal kalau pergi bermain dengan kak Xavier, Vallerie hanya bermain sendiri, masak-masakan, sementara kakaknya bermain dengan teman laki-lakinya yang lain seperti berenang disungai ataupun bermain bola. Walaupun hanya melihat kakaknya bermain tapi Vallerie senang, karena ia bisa bertemu dan melihat banyak orang tidak hanya sendiri dirumah.
Karena semasa kecil, mama Vallerie bekerja sangat keras untuk menghidupi anak-anaknya yang masih membutuhkan banyak biaya, karena yah ayahnya tidak hanya mempunyai satu wanita, tetapi mempunyai wanita lain. Jadi mau tidak mau mamanya harus berjuang juga demi masa depan ketiga anaknya. Mama Vallerie adalah salah satu wanita terhebat dimuka bumi ini, bagaimana tidak, bukan hanya sekali ayah Vallerie mempunyai wanita lain tetapi dua kali.
Yang pertama itu saat Vallerie lahir didunia, ternyata ayahnya juga memiliki anak dengan wanita lain juga, bukan hanya 1 anak tetapi hingga 2 anak. Tapi sayangnya hal itu tidak bertahan lama karena saat wanita lain itu melahirkan anak ketiganya ternyata itu bukanlah anak dari ayahnya Vallerie dan oleh karena itu ayah Vallerie memutuskan untuk berpisah dengannya. Dan sampai sekarang baik ayah Vallerie tidak tahu bagaimana kondisi kedua anaknya dari wanita itu.
Dan yang kedua dimulai sejak kapannya Vallerie kurang tahu kareanna seingat Vallerie sejak ia masuk ke sekolah taman kanak-kanak mereka sudah bersama, dan hal itu berlangsung cukup lama hingga Vallerie SMP. Dan mama Vallerie saat itu hanya bisa menerima saja karena yah, setidaknya ayah Vallerie masih memberi nafkah kepada ketiga anaknya walaupun tidak banyak tetapi membantu sang mama untuk membayar biaya sekolah sang anak. Saking sabarnya sang mama, ia hanya bisa diam saja ketika ayah Vallerie memperkenalkan wanita itu kepada Vallerie sebagai ibu.
Sampai dimana akhirnya Vallerie tahu bahwa hal itu adalah hal yang salah dan ya Vallerie merasa sangat bersalah kepada mamanya walaupun ia tidak pernah berkata apapun tentang hal itu. Vallerie sadar kalau ternyata ayahnya sebrengsek itu saat kak Freya akan menikah, saat itu Vallerie sudah masuk ke Sekolah Menengah Atas dan ia yang membantu mengurus surat-surat yang diperlukan. Saat itu Vallerie sedikit syok karena tahu ternyata ayahnya sudah menikah secara Negara karena ayahnya dan wanita itu berada di satu kartu keluarga yang sama. Tapi untungnya saat itu, wanita yang telah menghancurkan hati mamanya sudah meninggal dunia. Saat wanita itu meninggal Vallerie masih dibangku SMP dan ia sedih karena kehilangan sosok wanita lain selain mamanya yang menyayanginya. Vallerie benci mengetahui hal itu sudah amat sangat terlambat, ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan sang mama saat dulu ia sedih dan mendo'akan wanita itu. Pasti sangat sakit.
Namun, untungnya ayah Vallerie dan wanita itu tidak mempunyai anak, Vallerie tidak tahu jika sampai ayahnya mempunyai anak dengan wanita itu. Bagaimana ia harus bersikap, sedangkan dengan anak dari wanita lain ayahnya yang pertama saja Vallerie tidak pernah bertemu ataupun tahu bagaimana rupanya. Kedua kakaknya tidak pernah menganggap anak dari ayah Vallerie dengan wanita lain itu sebagai adik ataupun saudaranya, namun berbeda dengan Vallerie.
Vallerie masih menganggap mereka adik karena ya bagaimanapun juga mereka mempunyai darah yang sama. Vallerie ingin suatu saat bertemu dengan wanita itu dan anak-anaknya. Banyak hal yang ingin Vallerie bicarakan kepada mereka.
Walaupun ayahnya brengsek dan membuatnya trauma akan laki-laki, tapi Vallerie terus mencoba untuk menerimanya sebagai seorang ayah yang baik. Walaupun selama ini ia tidak pernah bisa terbuka dengan ayahnya ataupun merasa layaknya anak dan ayah. Karena Vallerie membangun tempok penghalang yang cukup tinggi diantara keduanya. Vallerie menyayangi ayahnya tetapi sayangnya tidak sebesar ia menyayangi ibunya bahkan Vallerie lebih meyayangi kakek dan nenek dari ibunya daripada ayahnya sendiri.
Dengan ilmu agama yang Vallerie miliki, ia takut dan kasian dengan sang ayah. Karena bagaimanapun ia mempunyai anak-anak yang lain. Dan sudah belasan tahun ia tidak memberi nafkah kepada mereka. Vallerie tidak tahu apakah ayahnya sangat bersalah atau tidak, karena dari ucapan sang mama, ayah Vallerie saat bersama dengan wanita keduanya yang berarti istri ketiga ayahnya itu sempat merawat kedua anak itu. Tapi tidak lama, karena kemudian mereka diambil lagi oleh ibunya.
Dan bukan hanya itu trauma dengan laki-laki yang dialami Vallerie, saat itu….
.
.
.
HAI KAKAK-KAKAK SEMUA??? GIMANA NIH CERITA YANG AKU BUAT??MENARIK ENGGAK? AKU HARAP KAKAK-KAKAK SEMUA SUKA YA, JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA YA KAK. DAN JUGA KALAU ADA DIANTARA KAKAK-KAKAK YANG MERASA HIDUPNYA SEPERTI VALLERIE, AUTHOR BAKAL SENENG BANGET KALAU KAKAK-KAKAK MAU SHARING. DITUNGGU KELANJUTANNYA YA KAK.