Chereads / Sepupuku Cintaku / Chapter 21 - Sikap yang Dingin

Chapter 21 - Sikap yang Dingin

Malam yang menyedihkan itu akhirnya berakhir tanpa ada sepatah kata pun terucap dari Sebastian maupun Reina. Mereka pulang ke rumah diantar oleh pasangan masing-masing dengan waktu yang tidak bersamaan. Keduanya juga segera masuk ke dalam kamar masing-masing tanpa memikirkan apa-apa. Lelah hati dan pikiran, mereka pun terlelap malam itu. Entah apa yang akan terjadi esok hari.

Pagi harinya, Bibi Shelena tidak pulang ke rumah sama sekali karena Edwin tidak mengizinkan. Bibi Shelena pun mengirimkan pesan kepada Sebastian dan Reina untuk sarapan di luar dengan menggunakan uang yang ditinggal di laci dapur. Bibi Shelena memang meletakkan uang cadangan di laci dapur jika ada sesuatu hal terjadi. Seperti pagi ini Sebastian dan Reina harus sarapan di luar menggunakan uang tersebut.

"Aku tidak berselera makan. Jadi, ambil saja uang di laci dapur untuk membeli sarapan." Sebastian langsung keluar dari rumah tidak mau berjalan bersama Reina.

"Tunggu, Sebastian!"

Reina mengambil uang di dalam laci dapur secukupnya dan bergegas berlari untuk menyusul Sebastian yang sudah jalan terlebih dahulu. Reina tahu kalau kondisi saat ini begitu canggung dan membingungkan untuk menjelaskan satu dengan yang lainnya. Reina bahkan saat ini merasa bersalah kepada Sebastian. Harusnya perasaan seperti ini tidak ada sama sekali.

"Sebastian, tunggu!" Reina masih berlari mengejar ketinggalan dalam berjalan menuju ke sekolah.

"Sebastian, aku ingin menjelaskan kepadamu sesuatu."

"Tidak perlu!"

"Aku juga ingin bertanya padamu."

"Lupakan!"

Reina merasa bingung karena Sebastian menjadi dingin dan tidak mau berbicara. Mungkin apa yang dirasakan Sebastian saat ini seperti yang dirasakan oleh Reina. Sebenarnya mereka sama-sama merasakan sakit tetapi ada sesuatu yang berbeda karena Reina juga merasa nyaman saat bersama Lee. Hal yang berbeda dirasakan oleh Sebastian yang terpaksa bersama Kezia.

"Baiklah. Aku tahu kalau kamu marah kepadaku tetapi aku juga memiliki alasan yang sama untuk marah kepadamu karena tidak memberitahu terlebih dahulu. Aku ingin bertanya secara baik-baik dan membicarakan ini semua tetapi kamu menjadi dingin seperti ini. Baik, kalau ini yang kamu inginkan maka aku akan berhenti berbicara denganmu! Salahkan saja aku atas segala yang terjadi! Harusnya memang aku tidak pernah hadir dalam kehidupanmu!"

Reina merasa kesal dan melontarkan kalimat itu, lalu naik bis yang sedang berhenti tepat di dekat Reina berjalan. Reina mau ambil pusing dengan sikap yang Sebastian tunjukkan saat ini. Reina juga merasa kesal terus-menerus bersabar dan mengalah dengan apa yang Sebastian lakukan. Reina saat ini memilih untuk mengikuti apa yang Sebastian lakukan yaitu diam saja dan bersikap dingin. Reina pikir hal ini merupakan sesuatu yang adil karena Sebastian sudah bertindak seperti itu terlebih dahulu.

Reina langsung mengirimkan pesan kepada Lee. "Lee, aku berangkat lebih awal. Aku naik bis. Aku belum sarapan karena Bibiku pergi dan belum kembali ke rumah."

Beberapa saat kemudian Lee membalas. "Aku akan menjemput di depan sekolah. Aku akan berangkat sekarang. Jangan sedih. Apakah Bibimu marah karena acara semalam? Aku ingin bertemu Bibimu nanti untuk menjelaskan semuanya."

Reina merasa kalau Lee sangat mengkhawatirkan kondisi yang terjadi saat ini. Berbeda dengan Sebastian yang justru marah. "Terima kasih, Lee. Aku tidak tahu harus bagaimana jika tidak ada kamu."

Gadis cantik berhidung mancung itu pun sedikit tersenyum. Beruntung Reina masih memiliki Lee yang sangat peduli kepada Reina. Andai saja sikap Lee sama dengan apa yang Sebastian lakukan pasti akan membuat Reina merasa kesal dan bingung harus bagaimana.

Sebastian tidak menyangka kalau sepupunya langsung naik ke dalam bis dan pergi begitu saja setelah mengungkapkan kalimat panjang kali lebar itu. Sebastian sebenarnya juga merasa bingung kenapa perasaannya makin kesal dan panas ketika mengingat kejadian tadi malam. Melihat Reina bersama Lee jelas membuat hati Sebastian terasa sakit dan perasaannya terluka. Sebastian datang bersama Kezia minta tahu kalau pesta itu ternyata milik orang tua Lee Jackie. Hal yang tidak diduga oleh Sebastian adalah soal Reina yang bersama Lee dan terlihat sangat dekat.

"Reina, apakah benar ternyata kamu memiliki rasa dengan lelaki itu?" Sebastian merasa kesal dan memukul tiang di tepi jalan dengan keras. Tangan Sebastian langsung memar tetapi lelaki itu mengabaikan rasa sakit dari hantaman tangan ke tiang besi itu. Rasanya lebih sakit rasa di dalam hati Sebastian memikirkan kemungkinan kalau Reina benar-benar menjadi kekasih dari Lee.

Sebastian mempercepat langkah kakinya untuk sampai ke sekolah karena mengkhawatirkan Reina. Meski tak mungkin Sebastian bisa mengejar sampai di sekolahan tepat waktu seperti Reina turun bis. Sebastian merasa bersalah sudah bersikap dingin dan mengabaikan Reina hingga gadis itu merasa marah dan kesal lalu pergi begitu saja. Sebastian ingin menanyakan secara langsung apa yang sebenarnya terjadi kemarin dan apa hubungan Reina dengan Lee agar Sebastian bisa mengetahui hal sesungguhnya. Sebastian memang merasa cemburu dan sangat marah jika Lee merebut Reina dari genggaman Sebastian.

Reina sudah sampai di halte dekat sekolahan dan turun dari bis. Ternyata benar Lee datang segera ke sekolahan saat mengetahui Reina berangkat lebih awal. Lee mengajak kekasihnya untuk pergi sarapan terlebih dahulu dengan naik mobil yang dikendarai oleh sopir pribadi Lee. Lee merasa sangat menyayangi Reina dan tidak mau melihat gadis itu bersedih apalagi soal kehidupan saat ini bersama bibi dan sepupu.

"Reina, apakah ada permasalahan di rumah?" Lee pertanyaan yang peduli kepada kekasihnya.

"Bibiku tidak pulang karena ada pekerjaan penting. Kalau Sebastian ... Sepertinya Sebastian sudah tidak mau berbicara denganku lagi."

"Kalau ini karena kemarin aku mengajakmu pergi, makan nanti aku akan berbicara kepada bibi dan juga sepupumu. Aku bukan tipe lelaki yang lepas tanggung jawab. Aku akan mengatakan secara baik-baik agar mereka mengerti."

"Tidak perlu, Lee. Aku yakin, semua memang butuh waktu. Biarkan saja Sebastian seperti itu."

Reina tidak ingin permasalahan ini bergulir seperti kejadian tempo lalu. Reina tahu kalau Sebastian bersikap dingin seperti ini karena memiliki alasan tertentu. Reina memilih untuk bersabar dan diam seperti apa yang dilakukan oleh Sebastian.

Lee merasa bingung karena Sebastian memperlakukan Reina seperti kekasih. Bahkan terlihat cemburu di acara pesta tadi malam padahal Sebastian datang bersama Kezia. Lee ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan benarkah Reina merupakan sepupu Sebastian? Lee semakin penasaran dengan semua itu karena tidak mau Reina tinggal satu atap dengan orang asing yang bisa saja berbuat jahat.

Sebastian Akhirnya sampai di depan sekolah tetapi tidak menemukan Reina di sana. Sebastian bergegas masuk ke dalam sekolahan untuk mencari Di mana keberadaan gadis itu tetapi tidak menemukan sama sekali karena kondisi sekolahan masih sepi. Jelas aja sepi karena saat ini masih terlalu pagi untuk murid datang ke sekolah. "Ke mana kamu, Reina? Hmm, Lee? Jangan-jangan ...."

Sebastian mengepalkan tangannya karena berpikir mungkin saja Reina menghubungi Lee dan mereka pergi bersama. Sebastian ingat kejadian tempo lalu saat Reina berangkat lebih awal dan ternyata pergi dengan Lee. Perasaan Sebastian semakin panas membara dan ingin menyelesaikan hal ini secara dewasa dengan Lee.