Mendapatkan bullying dari para gadis populer tidak membuat Reina dijauhi oleh dua lelaki populer di sekolahan. Justru karena kejadian itu Sebastian dan Lee semakin ingin melindungi Reina di sekolahan. Mereka berdua sudah bertekad akan mengawasi selalu Reina entah bergantian atau bersamaan. Mereka tidak akan membiarkan hal buruk terjadi lagi di sekolahan seperti tempo lalu.
Setelah kejadian bullying itu, lambat laun Reina mengerti kalau Sebastian dan Lee ingin melindungi Reina dari para gadis populer yang tidak menyukai kedatangan Reina di sekolah. Kehidupan di sekolah Reina menjadi sesuatu yang diinginkan para gadis populer yaitu dekat dan setiap hari bersama dengan Sebastian dan Lee. Reina sebenarnya merasa makin tidak enak dengan hal itu dan meminta Sebastian dan Lee untuk berhenti menemani atau mengikuti Reina selama berada di sekolah tetapi kedua lelaki itu tidak bisa untuk berhenti mengikuti Reina.
"Ini sudah sebulan berlalu, aku mohon kalian berhenti untuk bertindak aneh. Kalian tidak sadar kalau apa yang kalian lakukan justru akan membuat para gadis populer semakin membenciku. Sekarang bukan hanya gadis populer yang membenciku tetapi mayoritas siswi di sekolah ini tidak menyukaiku sama sekali." Reina mengungkapkan apa yang dirasakan selama sebulan ini.
"Bagaimana aku bisa jauh darimu kalau kejadian waktu itu masih begitu mengerikan. Kamu juga tidak memperbolehkan aku melaporkan ini semua kepada guru." Lee memberikan alasan itu karena sudah menjadi kekasih dari Reina.
"Aku tidak bisa meninggalkan kamu sendiri karena ini sudah menjadi tanggung jawabku." Sedangkan Sebastian memberikan alasan sebagai tanggung jawab seorang sepupu.
Reina melipat tangan di depan dada dan menatap kedua lelaki tampan itu dengan kesal. Reina tahu kalau selama sebulan ini para siswi di sekolahan terus-menerus mengusik dan mengatakan hal yang buruk tentang Reina. Mungkin orang-orang di sekolahan mengetahui kalau Sebastian merupakan sepupu dari Reina serta sebagian orang memaklumi jika Sebastian melindungi Reina. Namun bagaimana dengan Lee Jackie? Para siswi jelas langsung mengerti kalau hubungan Lee dan Reina sudah lebih dari sekedar teman.
Para siswa di sekolahan menganggap kalau Sebastian beruntung memiliki sepupu yang sangat cantik dan Lee beruntung mendapatkan kekasih seperti Reina. Para siswa tidak mempermasalahkan tentang kedekatan mereka terhadap Reina. Jadi semua permasalahan hanya pada para murid perempuan yang terlalu berpikiran sempit dan menganggap kalau Reina merupakan pengganggu.
"Aku sudah bilang sejak lama kalau Reina itu penggoda dan pengganggu. Lihat saja tingkah Reina seakan Sebastian dan Lee adalah milik Reina. Aku merasa kesal!"
"Benar! Aku juga merasakan kesal karena mereka terlalu menurut dengan Reina padahal tahu gadis itu tidak baik."
"Aku ingin menghajar Reina tetapi tak bisa karena Sebastian dan Lee terus menerus mengikuti ke mana gadis itu pergi."
Beberapa gadis populer berkumpul di taman membicarakan tentang kekesalan mereka melihat tingkah laku Reina yang semakin hari semakin terasa menyebalkan. Sebenarnya rasa iri dengki itu muncul dari hati mereka sendiri padahal Reina tidak melakukan apapun yang bisa membuat mereka marah. Sebastian dan Lee mempunyai inisiatif sendiri untuk selalu dekat dengan Reina. Jadi, semua ini bukan salah Reina. Heran saja para gadis populer masih membicarakan hal itu dan menyudutkan seolah-olah Reina yang bersalah.
Kezia datang dan menghampiri kerumunan para gadis populer yang sedang kesal. "Hai, kenapa kalian terlihat begitu kesal melihat tiga orang itu lewat? Bukankah kalian seharusnya sudah bisa mengikhlaskan hal itu dan terbiasa karena ini sudah lebih dari sebulan mereka pergi ke mana-mana bersama. Aku yang dahulu mencintai Sebastian pun sekarang mulai terbiasa kalau melihat Reina di dekat Sebastian."
Kezia tersenyum kecut mengatakan semua itu karena mau tak mau harus menerima kenyataan yang ada daripada kehilangan akses komunikasi dengan Sebastian. Saat ini memang Sebastian sudah mengatakan harus menjaga dan menemani Reina, jadi Kezia mau tidak mau menerima hal itu. Kezia tidak mau kehilangan kesempatan sekecil apapun untuk lebih dekat lagi dengan Sebastian karena selama hampir beberapa tahun ini untuk mendekati lelaki itu sangat sulit. Hanya Reina yang bisa dijadikan alasan untuk mendekati Sebastian.
"Kamu mungkin bisa berpura-pura di hadapan Sebastian dan yang lain tetapi tidak bisa berpura-pura di hadapan kami yang merupakan anggota gadis populer di sekolahan."
"Betul! Kami sebenarnya tahu dan sudah mengamati sejak lama kalau kamu sebenarnya juga tidak menyukai Reina."
"Kezia, jujur saja kalau kamu sebenarnya juga ingin menyingkirkan gadis itu dari sisi Sebastian tapi kamu tidak bisa."
"Iya! Karena kamu tidak bisa menyingkirkan gadis itu, jadi kamu mau tidak mau berpura-pura menjadi sosok yang baik terhadap Reina. Iya, kan?"
Kezia merasa dipojokkan oleh kumpulan para gadis populer yang saat ini terlihat begitu kesal dengan Reina. Memang benar apa yang para gadis populer itu katakan tentang perasaan yang ada dalam benak Kezia, tetapi saat ini apa yang bisa dilakukan? Tidak ada sama sekali. Kezia tersenyum menatap kumpulan siswi yang ada di hadapannya.
"Memang aku berpura-pura baik-baik saja tetapi yang jelas aku masih bisa menikmati hari-hari bersama Sebastian. Tidak seperti kalian yang penuh dengan emosi dan amarah yang akhirnya akan merugikan diri sendiri dan membuat Sebastian serta Lee mencurigai kalian semua sebagai pelaku bullying bulan lalu."
Kezia mengatakan hal benar dan membuat para gadis itu semakin kesal dan marah. Memang saat ini kondisi di sekolahan tidak cukup bagus karena beberapa kasus bullying menjadi permasalahan besar dan disorot oleh umum. Guru dan juga kepala sekolah sudah menegaskan dan memberikan ancaman kepada semua siswa dan siswi yang berani melakukan bullying akan mendapatkan hukuman besar. Bahkan kepala sekolah mengatakan tidak segan-segan untuk mengeluarkan murid yang melakukan bullying apalagi secara fisik. Kezia tahu apa yang mereka lakukan kepada Reina bulan lalu dan membuat hal itu sebagai ancaman.
"Kurang ajar kamu!"
"Bisa-bisanya sekarang kamu justru mengancam kami hanya karena informasi yang kamu berikan kepada kami membuat kami dalam masalah."
"Apa mau kamu, Kezia?!"
Satu persatu para gadis populer itu pun merasa kesal dan menanyakan apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kezia. Mereka sebenarnya juga merasa ketakutan kalau kejadian bullying bulan lalu dibahas kembali dan ketahuan oleh kepala sekolah serta para guru. Jelas saja para gadis populer tidak mau mendapatkan masalah besar di sekolahan apalagi sampai dikeluarkan dari sekolah karena sebentar lagi mereka akan ujian akhir dan masuk universitas. Kezia tersenyum senang melihat respon para gadis populer yang tidak akan membangkang dan akan melakukan apa yang diinginkan oleh Kezia. Memang Kezia sangat licik dan pintar. Kezia sudah memiliki rencana tersendiri untuk bisa mendapatkan perhatian dan juga lebih dekat lagi dengan Sebastian.
"Baiklah, aku tidak akan melaporkan kalian semua asal kalian semua mau membantuku. Aku memiliki sebuah rencana yang harus dilakukan bersama-sama untuk menjauhkan Reina dari Sebastian. Apakah kalian setuju mau membantuku?" Kezia tersenyum licik memandang para gadis populer tersebut.