Lee mencoba untuk menahan diri dari rasa cemburu terhadap kedekatan Reina dan Sebastian. Kadang Lee berpikir Sebastian menyembunyikan sesuatu karena terlihat bukan melindungi Reina, melainkan cemburu saat Reina dekat dengan Lee. Jika benar Sebastian menyimpan rasa cinta pada Reina, Lee tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan gadis yang menjadi cinta pertama Lee.
Hari itu, Reina berangkat ke sekolahan seperti biasa bersama Sebastian. Kejadian keributan Sebastian dan Lee menyebar sangat cepat di sekolahan sehingga membuat Kezia meminta Reina untuk menjauh dari Sebastian terlebih dahulu. Hal ini Kezia katakan demi kebaikan bersama dan agar tidak ada keributan lagi.
"Reina, lebih baik kamu menjauh terlebih dahulu dari Sebastian selama di sekolah karena hal ini bisa memicu pertengkaran lagi antara Sebastian dan juga Lee. Aku harap kamu mengerti maksud perkataanku untuk kebaikan kalian semua karena akan lebih sulit lagi jika guru mengetahui apa yang terjadi kemarin."
"Baik, Kezia. Maaf jika aku membuat kalian semua merasa tidak nyaman tetapi sungguh aku tidak mengerti kenapa mereka bertengkar."
"Ya jelas kamu tidak paham! Karena kamu ini ... terlalu lugu. Sampai jumpa, jangan lupa untuk tidak mendekat kepada Sebastian!"
Kezia langsung meninggalkan Reina di depan kelas untuk berlalu pergi menuju ke kelas Kezia. Reina menatap Kezia pergi dengan penuh tanda tanya dan memilih untuk masuk ke dalam kelas. Beberapa saat kemudian, Lee datang. Lee langsung duduk di samping Reina.
"Reina, maaf jika kemarin aku membuat kamu takut. Aku terlalu emosi."
"Iya, Lee. Tidak apa. Aku tahu kalau kamu tidak berniat untuk bertengkar dengan sepupuku."
Reina tersenyum menatap Lee. Senyuman itu membuat Lee salah tingkah. Meski banyak siswi yang menyukai Lee, hanya Reina yang membuat jantung berdebar-debar, rasanya tak menentu ketika melihat Reina. Lee pun memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu yang berasal dari lubuk hati paling dalam.
"Teman-teman! Tolong diam sejenak, aku ingin mengatakan sesuatu."
Lee memberanikan diri meminta teman sekelas untuk diam karena ingin mengucapkan perasaan kepada Reina. "Reina, di hadapan semua teman-teman yang berada di dalam kelas, Aku ingin menyatakan sesuatu kepadamu."
Baru satu kalimat terucap dari bibir Lee, tiba-tiba guru datang. Ketua kelas langsung memberikan aba-aba sehingga ucapan Lee tidak dilanjutkan. "Berdiri! Beri hormat!"
Semua murid di dalam kelas langsung berdiri dan memberikan hormat. Reina bingung apa yang akan Lee ucapkan pasti menarik perhatian semua siswa dan siswi yang berada di kelas sehingga kemungkinan mereka akan semakin membenci Reina untuk para siswa dan semakin penasaran untuk para siswa. Lee menggaruk kepala yang tak gatal karena sesuatu yang ingin diungkapkan justru terhenti Karena guru yang masuk ke dalam kelas.
"Reina, aku ingin bicara nanti. Aku harap kamu tidak akan marah kepadaku." Lee membisikkan hal itu setelah memberi salam kepada guru dan duduk kembali di kursi samping Reina.
Reina hanya mengangguk tanda paham. Reina sebenarnya takut kalau apa yang akan dikatakan oleh Lee akan menjadi permasalahan di kehidupan Reina di sekolahan. Dekat dengan Lee dan Sebastian bagaikan sesuatu berkah dan musibah dalam satu waktu yang sama. Reina sebenarnya ingin memilih untuk tidak dekat dengan mereka berdua di sekolahan agar tidak menjadi permasalahan tetapi kehidupan terus berjalan dan memang tidak bisa dipungkiri kalau Reina senang dekat dengan kedua lelaki itu.
"Reina ini selalu saja berulah dan mencari perhatian kepada Lee, jadi Lee suka pada Reina."
"Iya kejadian kemarin saja sudah membuat seluruh isi sekolahan heboh karena Sebastian tidak pernah berkelahi di sekolahan selama ini tetapi tiba-tiba mengajak bertengkar Lee yang sebenarnya pendiam."
"Ah, aku makin membenci Reina kalau begini caranya! Heran saja Kezia membela Reina. Kalau tidak, aku pasti sudah memberikan pelajaran kepada Reina!"
"Kezia begitu karena menyukai Sebastian sudah sejak lama. Reina itu sepupunya Sebastian. Jelas saja Kezia membantu Reina untuk mendapatkan pengakuan dari Sebastian dan bisa lebih dekat lagi dengan lelaki itu."
Pelajaran dimulai tetapi para siswi masih membicarakan tentang Reina, Lee, dan Sebastian. Para murid perempuan merasa kesal dengan Reina yang merupakan murid baru dan langsung mendapatkan sorotan dari publik dan dekat dengan dua lelaki yang merupakan murid populer di sekolahan. Banyak orang yang menganggap Reina merayu Lee terlebih dahulu, tetapi ada juga yang merasa Reina memang pantas untuk diperebutkan karena memang cantik dan menarik.
Berbeda dengan Sebastian yang sejak tadi merasa gelisah di dalam kelas. Reina berada di kelas bersama Lee sudah membuat Sebastian terus memikirkan gadis itu. Kenapa waktu berjalan begitu lambat ketika Reina tidak berada di sisi Sebastian? Sebastian merasa tidak menentu karena memikirkan Reina. Apakah Lee akan menarik perhatian Reina dan membuat Reina jauh dari Sebastian?
"Sebastian ... sedang memikirkan apa?" Kezia pindah tempat duduk ke samping Sebastian di dalam kelas.
"Bukan urusan kamu."
"Urusan aku juga karena aku yang melindungi Reina dari amukan para siswi populer di sekolahan ini."
"Amukan? Apa maksudmu?"
"Kamu tidak dengar cerita teman-teman? Pertengkaran kamu dan Lee jadi trending topik di sini. Reina menjadi sorotan para gadis populer."
"Lalu, bagaimana dengan Reina? Apa aku harus ke kelas Reina?"
"Gila kamu! Ini masih jam pelajaran jangan ke sana! Aku sudah membantu dengan mengancam semua gadis populer untuk tidak berbuat buruk pada Reina. Kamu harusnya berterima kasih padaku. Kalau tidak aku mencegah, pasti Reina sudah kena imbas karena kejadian kemarin."
Kezia memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Sebastian. Impian Kezia sejak lama untuk dekat dengan Sebastian menjadi kenyataan meski harus melindungi Reina yang menyebalkan.
Setelah selesai jam pelajaran pertama hingga kedua, pergantian pelajaran pun dimulai. Guru belum datang dan membuat teman-teman sekelas Lee penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Lee tadi.
"Lee, tadi kamu ingin mengatakan apa pada Reina? Aku penasaran!"
"Betul! Kami penasaran!"
"Baiklah ... Aku akan mengatakan hal ini sekali saja, jadi tolong dengarkan Reina di hadapan semua teman sekelas. Aku mencintaimu, Reina. Maukah kamu menjadi kekasihku?"
Lee mengatakan dengan tegas dan menatap Reina penuh harap. Reina tidak tahu harus menjawab apa. Sorot mata para siswi membuat Reina takut, tetapi soal Sebastian memang Reina harus menjauh. Apalagi Sebastian sebentar lagi kelulusan sekolah. Reina tak bisa terus menerus berada dalam perasaan yang salah. Seolah perasaan Reina dan Sebastian adalah cinta terlarang. Apakah cinta monyet semasa sekolah itu adalah sesuatu yang salah?
"Ayo jawab, Reina!"
"Semoga Lee ditolak, biar Reina bersamaku saja!"
"Berkhayal Reina suka padaku saja."
Para siswa mulai berkomentar ini dan itu karena mereka sebenarnya menginginkan untuk dekat dengan Reina. Sedangkan para siswi memasang wajah yang tidak suka dengan keadaan saat ini terjadi di kelas. Lee benar-benar berharap gadis yang berada di hadapan lelaki tersebut menerima cinta yang sudah diutarakan kepada Reina.