Reina merasa beruntung memiliki sepupu di satu sekolahan yang sama dan melindungi dirinya. Entah bagaimana kalau bersekolah dan tidak ada yang mengenal sama sekali pasti akan lebih sulit bagi gadis itu membiasakan diri dengan lingkungan baru. Setelah jam istirahat selesai, Reina kembali ke kelas dan berpisah dengan Sebastian. Meski Sebastian cukup aneh, tetapi Reina mencoba berpikir positif tentang sepupunya itu.
"Reina, dari mana kamu? Aku membelikan makanan dan minuman untuk kamu makan tetapi kamu justru pergi." Lee menatap gadis yang baru saja duduk di sampingnya.
Reina merasa tidak enak karena Lee membelikan makanan. "Lain kali tidak usah repot-repot. Aku diajak sepupuku untuk istirahat bersama."
"Oh, Sebastian mengajakmu pergi, ya? Baiklah. Tapi ini untukmu, nanti bisa dibawa pulang. Jangan merasa sungkan."
Perlakuan Lee kepada Reina justru membuat Reina dalam permasalahan. para gadis di kelas itu semakin geram dengan Reina. Mereka sudah merencanakan sesuatu agar bisa membuat Reina dijauhi oleh para lelaki yang lain termasuk Lee Jackie dan Sebastian.
"Serakah sekali Reina seperti itu. Aku akan mengirimkan pesan di grup anak-anak populer dan membuat mereka akan mengancam Reina." Salah satu gadis yang berada di kelas itu membuat permasalahan demi bisa merusak nama baik Reina.
Saat pesan itu dikirim ke dalam grup anak-anak populer, semua yang berada di grup itu pun menjadi ramai. Berita saling berbalas pesan untuk mengetahui seperti apa Reina sebenarnya. Baru hari pertama sekolah saja sudah membuat heboh seluruh sekolahan karena dekat dengan Sebastian dan Lee. Tentunya di dalam grup anak-anak populer yang berisikan para gadis populer di sekolahan ada Kezia yang merupakan ketua gadis populer. Kezia tersenyum membaca pesan tersebut dan kemudian membela Reina demi mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan Sebastian.
"Kalian jangan mengusik Reina! Kalau berani dengan Reina akan berurusan denganku! Reina adalah sepupunya Sebastian." Begitu pesan yang ditulis oleh Keiza dengan senyum penuh kemenangan. Gadis itu segera mengambil foto dari percakapan di grup itu dan mengirim kepada Sebastian.
"Sebastian, sepupumu itu membuat banyak gadis di sekolah ini merasa cemburu karena kurang beruntung. Mereka hendak melakukan hal buruk kepada sepupumu tetapi aku sudah mencegah mereka semua. Tenang saja mereka pasti akan mendengarkan perkataanku dan tidak berani berbuat hal jahat kepada sepupumu itu."
Kezia sengaja mengirim pesan demikian kepada Sebastian untuk mencari perhatian dan juga mengambil hati Sebastian. Tentu saja hal itu tidak mengubah suatu apa pun karena Sebastian tidak menyukai Kezia. Sebastian justru semakin khawatir dengan kondisi Reina yang bisa saja diganggu oleh para siswi di sekolahan itu.
"Kenapa gadis di sekolahan ini terlalu agresif dan berambisi? Hari pertama saja sudah heboh seperti ini." Sebastian tidak habis pikir kenapa sepupunya menjadi bahan pembicaraan para gadis populer dan hendak dilukai hanya karena dekat dengan Sebastian dan duduk semeja dengan Lee Jackie.
Setelah pelajaran selesai, Sebastian pun mengajak Reina pulang dengan menghampiri ke kelas Reina. Terlihat Lee ingin mengantarkan Reina pulang, tetapi ditolak.
"Reina, di mana rumahmu? Bolehkah aku mengantarkan kamu pulang?" Lee bertanya pada Reina dan membuat siswi lain merasakan cemburu.
"Tidak perlu, Lee. Aku pulang bersama sepupuku. Itu Sebastian sudah menunggu di sana. Sampai jumpa!"
Reina langsung berlari keluar dari kelas untuk menghampiri Sebastian yang sudah menunggu di luar. Reina memilih menghindari permasalahan lagi karena para siswi tidak suka Reina didekati oleh Lee. Padahal Lee baik dan tampan, sesuai dengan kriteria yang Reina suka. Namun tak mungkin bersama lelaki idaman para siswi sekolahan itu, bukan? Reina ingin fokus mengejar ketinggalan pelajaran daripada memikirkan cinta masa muda.
Selama berjalan kaki bersama Sebastian sama sekali Reina tidak berbicara apa pun. Banyak hal yang Reina pikirkan soal Sebastian. Apakah Sebastian melakukan semua ini murni untuk melindungi Reina? Atau justru ada sesuatu hal lain yang dirasakan antara Sebastian dan Reina? Keduanya berjalan menuju ke rumah dengan santai. Entah kenapa Sebastian memilih berjalan kaki daripada naik bis atau menggunakan kendaraan sendiri.
"Sesampainya di rumah, aku akan pergi latihan bela diri. Kamu di rumah sendiri karena Mamaku juga mengurus banyak hal. Tidak apa-apa, bukan?" Sebastian masih menatap lurus ke depan tanpa menatap Reina.
Reina awalnya ingin menjawab tidak apa-apa, tetapi memikirkan sendirian di rumah pasti akan membuat Reina teringat tentang orang tuanya. "Sebastian, bolehkah aku ikut denganmu? Aku ... Aku khawatir kalau di rumah sendiri akan ingat dengan orang tuaku."
"Baiklah. Ikut saja denganku, tapi jangan membuat orang lain jatuh cinta padamu. Sepertinya kamu punya magnet kecantikan sehingga para gadis di sekolahan membencimu dan para pria di sekolahan ingin dekat denganmu."
Reina merasa bingung dengan perkataan Sebastian. Apakah itu sebuah tindakan cemburu? Atau hanya antisipasi agar tidak membuat masalah?
"Baiklah."
Reina tidak menjawab lebih karena tak tahu harus berbuat apa. Padahal Reina mencoba diam agar tidak mencolok di tengah siswi lainnya. Namun ternyata kecantikan tidak bisa ditutupi begitu saja dengan diam.
Sesampainya di rumah, Reina dan Sebastian pergi ke kamar masing-masing untuk berganti pakaian dan bersiap-siap pergi. Sebastian memang mengikuti latihan bela diri hampir setiap hari. Lelaki itu menjadi atlet bela diri yang bagus dan sering menang saat lomba. Tidak diragukan lagi kenapa para siswi suka pada Sebastian.
Keduanya segera berangkat ke tempat bela diri dengan naik bis. Benar saja saat sampai di tempat latihan semua orang tidak berkedip menatap kedatangan Reina yang berjalan di belakang Sebastian. Hal ini membuat Reina tidak nyaman, tetapi lebih baik di tempat ramai daripada sendirian di rumah.
"Wah, siapa gadis cantik itu?"
"Sebastian memiliki kekasih?"
"Aku ingin kenalan kalau gadis itu belum punya kekasih."
Orang-orang di tempat latihan bela diri pun memuji kecantikan Reina. Padahal Reina tidak berdandan sama sekali. Reina mengenakan celana jeans panjang dan kaos hitam seperti Sebastian yang juga mengenakan kaos hitam dan celana jeans panjang sebelum berganti pakaian dengan seragam khusus latihan bela diri.
"Abaikan saja mereka. Mereka tidak akan mengganggumu." Sebastian membisikkan kalimat itu pada Reina sebelum pergi berganti pakaian.
Reina menjadi yakin karena Sebastian yang menjamin semua akan baik-baik saja. Gadis yang mengenakan kaos berwarna hitam itu pun duduk di tepi luar tempat latihan bela diri dengan perasaan canggung karena di tempat itu mayoritas lelaki mulai dari muda hingga setengah baya. Hanya beberapa saja yang perempuan dan itu pun mereka terlihat tomboy, tidak feminim sama sekali. Reina merasa tidak nyaman dan memutuskan memainkan ponselnya untuk melihat sosial media atau berita online. Lebih baik mengalihkan pikiran dari orang-orang yang menatap ke arah Reina daripada makin takut.