Guru pun masuk ke kelas dan disambut oleh ketua kelas yang mengajak memberikan salam. "Berdiri! Beri hormat!"
"Selamat pagi, Ibu Detta." Semua murid mengatakan dengan serentak.
"Selamat pagi juga para murid. Hari ini aku akan memperkenalkan satu murid baru yang akan mulai bersekolah bersama kalian. Silakan maju, Reina dan Perkenalkan dirimu kepada teman-teman sekelas."
Reina pun berdiri dan maju ke depan kelas. Gadis itu berada di samping Detta, lalu memperkenalkan diri dengan baik. "Selamat pagi semuanya perkenalkan namaku Reina Smith berasal dari Sekolah Menengah Atas Lorders di Kota Detroit. Salam kenal dan Semoga kita bisa menjadi teman baik di sekolahan ini."
"Wah, Reina berasal dari kota yang jauh."
"Benar, kenapa Reina pindah di tengah semester seperti ini?"
"Apa Reina membuat onar di sekolah sebelumnya?"
Bisik-bisik para siswa siswi pun terdengar dengan jelas di telinga Detta dan Reina yang masih berdiri di depan kelas. Detta pun dengan tegas memerintahkan para siswa siswi untuk diam. "Diam semuanya! Harap tenang! Reina pindah ke sini karena ikut tinggal bersama bibinya. Sepupu Reina juga bersekolah di sini bernama Sebastian Carroll di kelas akhir. Kalian harus bersikap baik dengan Reina, paham?"
"Baik, Bu Detta!" seru murid-murid terlihat terpaksa.
Reina pun kembaliin duduk di kursi setelah dipersilahkan oleh gurunya. Reina tahu kalau murid pindahan akan mengalami kesulitan apalagi di tengah semester seperti ini. Bukan hanya soal menyesuaikan diri dengan sekolahan serta pelajaran yang ada di kelas, melainkan juga menyesuaikan diri dengan para siswa dan siswi yang ada di kelas. Belum lagi soal Sebastian yang ternyata terkenal di sekolahan pasti banyak gadis yang tidak akan menyukai Reina yang tadi berjalan bersama Sebastian. Mungkin orang-orang akan salah sangka dan mengira Reina memiliki hubungan khusus dengan Sebastian padahal mereka hanya sebatas sepupu saja.
Reina juga merasa tidak enak karena Lee Jackie pindah tempat duduk di samping Reina. Hal ini jelas saja membuat gadis itu merasa semakin khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk dari para siswi lain. "Huh, kenapa aku harus mengalami semua ini di hari pertama pindah sekolah?" keluh Reina sambil mencoret-coret buku yang ada di atas meja miliknya.
"Jangan khawatir, semua pasti akan baik-baik saja. Kamu hanya perlu membiasakan diri berada di kelas dan sekolahan ini. Aku akan membantumu kapan saja kamu butuh bantuan." Lee mengatakan hal itu sambil berbisik agar guru tidak mendengar percakapan mereka yang duduk di baris paling depan.
Reina hanya tersenyum menatap Lee dan tidak menjawab sama sekali karena tahu para gadis lainnya menatap kearah mereka dengan tatapan tidak suka seakan-akan hendak memangsa Reina begitu saja. Dalam posisi seperti ini Reina seperti semua serba salah. Apa saja yang dilakukan pasti akan dianggap bersalah oleh gadis lain yang menyukai Lee dan juga Sebastian.
Setelah selesai pelajaran pertama hingga kelima, akhirnya bunyi bel tanda istirahat pun terdengar nyaring. Semua murid keluar dari kelas untuk beristirahat tetapi Reina memilih untuk tetap berada di dalam kelas. Padahal gadis itu sama sekali tidak membawa bekal makanan atau minuman. Namun rasanya untuk keluar dari kelas pun Reina tidak sanggup karena takut dengan para gadis yang sejak tadi menatap Reina dengan penuh kebencian saat berjalan bersama Sebastian.
"Kamu bawa bekal, tidak?" tanya Lee pada Reina.
Reina menjawab dengan menggelengkan kepalanya saja karena takut banyak bicara hanya akan membawa permasalahan lebih lagi. Tak disangka, Lee pun mengajak Reina keluar kelas. "Kalau membawa bekal ayo kita pergi ke kantin bersama."
Terpaksa Reina pun menjawab karena tidak mau ikut keluar kelas dengan Lee. "Tidak, terima kasih. Aku lebih baik di kelas saja."
"Kenapa? Apakah kamu mau menjadi murid baru di sini?"
"Tidak, aku hanya ingin di kelas saja agar merasa nyaman."
"Baiklah kalau begitu, aku ke kantin sebentar." Lee meninggalkan Reina yang masih berada di dalam kelas untuk menuju ke kantin. Ternyata lelaki itu membeli makanan dan minuman untuk dibawa kembali ke dalam kelas dan memakan bersama Reina.
Reina tidak menyangka setelah keluar dari kelas beberapa gadis lainnya mendekati Reina. "Hei, kamu murid baru! Jangan banyak tingkah di kelas ini. Kamu tidak akan selamat kalau mendekati Lee meski kamu adalah sepupu Sebastian!"
"Iya, benar! Jangan sampai semua siswi di sini marah kepadamu karena serakah dekat dengan Sebastian dan juga Lee dalam waktu bersamaan."
"Awas saja kalau tingkah lakumu genit dan juga membuat Lee jadi bersimpati kepadamu, aku tidak akan tinggal diam!"
Reina memilih diam dan tidak menjawab sama sekali kalimat-kalimat ancaman yang dilontarkan para gadis yang mengerubungi dirinya saat ini. Reina tahu menjawab atau tidak pasti semua akan menjadi permasalahan karena sejak awal para gadis di situ merasa cemburu atas kedekatan Lee yang pindah tempat duduk dengan Reina. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi seorang gadis pindahan di tengah semester.
Tepat saat itu Sebastian masuk ke dalam kelas dan menggebrak papan tulis hingga para gadis terkejut dan berhamburan pergi meninggalkan Reina. Sebastian terlihat tidak senang dengan perlakuan para gadis terhadap Reina saat ini. Seolah-olah Reina ini sedang dirundung dan juga mendapat perlakuan buruk di kelas.
"Sudah kuduga akan seperti ini. Ayo keluar kelas, aku akan ajak kamu ke tempat lain." Sebastian menarik tangan Reina meski tak ingin pun gadis itu tak bisa menolak.
Sebastian mengajak Reina pergi ke belakang gedung sekolahan. Di sana ada sebuah taman kecil dan terlihat ada tempat duduk yang bisa digunakan. Sebastian mengajak Reina duduk di situ. "Nanti kamu pasti akan terbiasa dengan gangguan seperti itu tetapi untuk saat ini aku tidak bisa membiarkan mereka melakukan hal buruk padamu."
"Kenapa kamu seolah-olah peduli padaku padahal tidak?! Kamu sama saja dengan Bibi Shelena!" Reina merasa kesal karena semua ini tidak akan mendapatkan jalan keluar. Gadis di kelas tingkat lainnya pasti akan semakin salah paham jika melihat Reina pergi bersama Sebastian saat istirahat.
"Aku peduli padamu karena aku tahu orang tuamu hilang. Aku dengar semua yang dikatakan oleh pengacara kedua orang tuamu kepada Mamaku."
Reina pun terdiam saat Sebastian mengatakan sebuah kata yaitu hilang bukan meninggal. Berarti benar adanya masih ada harapan tentang kedua orang tua Reina yang menghilang dan kemungkinan masih hidup entah di mana. Ingin rasanya Reina menangis tetapi tidak mungkin dilakukan apalagi di sekolahan. Para siswi hanya akan memojokkan dan juga membuat Reina semakin menderita jika terlihat lemah.
Sebastian pun menatap Reina. "Aku tahu ini tidak mudah tetapi aku akan berusaha yang terbaik untuk melindungimu."
Sebastian pun mengeluarkan makanan dan minuman dari dalam tasnya. Ternyata tadi lelaki itu sudah pergi ke kantin lebih awal untuk membeli makanan dan minuman agar bisa dimakan bersama di belakang gedung sekolahan. Sebastian sudah menyangka kalau hal ini akan terjadi menimpa Reina karena terlihat Reina cantik dan pasti dianggap sebagai saingan berat bagi para gadis di sekolahan.