Sebastian mengajak Reina pergi ke sekolah tanpa banyak bicara. Sebastian tahu keadaan saat ini menjadi canggung karena ciuman pertama mereka kemarin yang terjadi begitu saja. Mereka berdua berjalan dari gerbang depan halaman rumah menuju ke sekolah yang jaraknya cukup jauh. Tidak ada siswa siswi sama sekali di jalan karena masih terlalu pagi. Setelah setengah perjalanan, terlihat para siswa mulai pergi ke sekolah. Reina ingin mengeluh bahwa perjalanan ke sekolah jauh dan sangat melelahkan dengan berjalan kaki. Namun sekali lagi, ini adalah konsekuensi dengan tinggal bersama Bibi Shelena. Reina tidak mau banyak mengeluh dan merepotkan Sebastian karena Bibi Shelena tidak suka dengan keluhan.
"Sebastian! Kenapa kamu berjalan dengan gadis itu? Biasanya kamu jalan sendiri. Siapa dia?" tanya salah satu siswi cantik yang tiba-tiba menghentikan mobil dan turun dari mobil untuk menemui Sebastian.
Lelaki itu tidak menjawab sama sekali dan terus berjalan. Hal itu membuat Reina merasa tidak enak sama sekali dengan siswi itu. Merasa diabaikan, jelas saja siswi itu emosi.
Gadis itu langsung membentak karena marah. "Aku bertanya mengapa kamu tidak menjawab?! Hati-hati kamu! Aku akan membuat gadismu menyesal berjalan di sampingmu!" Siswi itu mengancam akan melakukan hal buruk pada Reina karena kesal Sebastian tidak menjawab sama sekali.
Sebastian langsung membalikkan tubuhnya dan menjawab, "Reina adalah sepupuku. Reina ada di sini karena Mamaku." Setelah menjawab, Sebastian meninggalkan siswi itu sendirian. Lebih baik melanjutkan berjalan menuju ke sekolah daripada menanggapi hal-hal yang tidak penting. Sebastian tidak suka banyak bicara dengan gadis menyebalkan itu.
Gadis itu langsung terdiam dan merasa tidak enak karena telah mengancam padahal gadis yang berjalan bersama Sebastian itu adalah sepupunya. Siswi tersebut merasa ada kesempatan untuk mendekati Sebastian dengan cara mendekati sepupu perempuannya terlebih dahulu.
"Oh, jadi sepupu Sebastian? Baiklah, aku akan mendekati anak baru itu dan menggunakannya untuk mendekati Sebastian." Nama gadis itu adalah Kezia. Kezia adalah salah satu siswi cantik dan populer di sekolah. Kezia sudah lama jatuh cinta dengan Sebastian, tetapi perasaan itu belum terbalas sama sekali.
Sebastian sama sekali tidak menyukai siswi yang arogan dan agresif. Sebastian tidak suka dengan tingkah Kezia yang selalu mengancam orang-orang yang dekat dengan Sebastian, terutama perempuan. Padahal di sekolah, Sebastian sudah berusaha untuk diam agar tidak menjadi pusat perhatian, tetapi hal yang sama masih ada gadis yang mendekati dan mencari perhatian dengan Sebastian. Sebenarnya hal ini membuat Sebastian tidak nyaman di sekolah dengan para siswi yang mengejar-ngejar dan juga mencari perhatian.
Sepanjang perjalanan ke sekolah beberapa kali gadis sekolah menyapa Sebastian dan tidak mendapat jawaban sama sekali. Sebastian terlihat dingin meskipun dia keren dan tampan, apalagi tubuhnya gagah seperti itu, pasti para siswi menyukai Sebastian. Hanya saja sikapnya yang dingin dan kurang peduli pada orang lain merupakan kekurangan yang menurut Reina menyebalkan.
Reina akhirnya tiba di sekolah bersama Sebastian. "Aku akan mengantarmu ke kelasmu. Jika ada apa-apa, katakan padaku." Sebastian pun mengajak Reina ke kelas agar tidak ada yang berani mengganggu gadis itu.
"Aku pergi sendiri ke kelas. Tidak baik berjalan bersamamu di sekolahan seperti ini. Para siswi menatapku dengan tajam, mungkin mereka cemburu." Reina masih menatap jalan dan mengatakan itu karena perasaan yang tak bisa dipungkiri kemungkinan para siswi cemburu itu pasti ada. Reina dengan jelas melihat sorot mata tidak suka dari para siswi yang lewat. Meski para siswa menatap Reina dengan berbinar-binar seolah ingin saling mengenal satu sama lain, Reina tetap merasa tidak nyaman dengan hal tersebut.
"Aku akan mengantarmu. Suka atau tidak, kamu harus mau." Sebastian memang berbicara dengan nada yang tidak terlalu keras, tetapi kata-katanya selalu menusuk hati Reina.
Reina masih bisa melawan dengan tidak mau. "Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian dan memiliki musuh karena gadis-gadis itu marah dan cemburu kalau aku bersamamu. Kamu tampaknya sangat terkenal di sini. Aku tidak ingin mendapat masalah." Reina tetap membela diri dan memilih untuk pergi ke kelas sendiri meskipun Sebastian masih di sampingnya.
Sebastian berhenti dan memegang kedua bahu Reina dengan erat. "Kamu ingin aku melakukan hal kemarin di sini hanya karena kamu tidak melakukan apa yang aku katakan?" kata Sebastian membuat Reina terdiam dan mengingat ciuman pertama yang mereka lakukan kemarin.
Tentu saja, Reina menggelengkan kepalanya tak mau hal itu terjadi lagi. "Tidak! Kamu gila!" Reina menuruti kata-kata Sebastian alih-alih agar tidak dicium dengan paksa di sekolah.
Hari pertama ini bisa jadi malapetaka bagi Reina jika Sebastian nekat mencium begitu saja. Sebastian akhirnya membawa Reina ke dalam kelas dan tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Reina semakin merasa tidak nyaman sebagai murid baru. "Setiap orang! Ini Reina Smith murid baru di kelas inim Gadis ini adalah sepupuku. Jangan ganggu atau buat masalah dengan Reina."
"Oke, Kakak Sebastian!" jawab semua siswa siswi di kelas serempak.
Setelah itu, Sebastian segera meninggalkan kelas. Reina memasuki kelas dengan bingung. Ada seorang pria tampan keturunan Korea-Amerika yang duduk dikelilingi gadis-gadis. Pria itu memandang Reina yang datang seperti bidadari karena dia sangat cantik.
Reina duduk di bangku kosong di depan dan sendirian. Semua siswi di kelas diam dan tidak menyapa sama sekali, tetapi para siswa yang memiliki keberanian segera mendekati Reina untuk berkenalan secara langsung. Reina menjawab seperlunya karena masih menyesuaikan diri dengan kelas baru.
Pria keturunan Korea-Amerika itu bernama Lee Jackie. Pria tampan dan berprestasi di kelas dan siswa siswi di sekolah satu angkatan mengatakan bahwa Lee adalah yang terbaik. Tentu saja itu pendapat di kelas pemula, berbeda dengan Sebastian yang akan segera lulus dari sekolah itu.
Lee berdiri dan mendekati Reina. "Hai, nama aku Lee Jackie. Bolehkah aku berkenalan denganmu? " Lee bertanya dengan lembut sambil mengulurkan tangannya ke Reina.
Reina pun menyambut uluran tangan Lee dan berkenalan. "Senang bertemu denganmu. Namaku Reina Smith."
"Reina? Rein ... Rain ... hujan .... nama yang bagus untuk gadis secantik kamu. Senang juga berkenalan denganmu, Reina." Lee terhipnotis dengan senyum Reina.
Senyum manis Reina tidak bisa dilupakan oleh Lee Jackie sejak awal saat melihat Reina masuk ke kelas. Tentu saja hal ini membuat banyak siswi merasa kesal karena Lee berpindah tempat duduk untuk menemani Reina yang merupakan siswi baru. Lee yang terlebih dahulu melakukan pendekatan itu jelas terlihat oleh para siswi yang cemburu. Padahal Reina mencoba biasa saja dalam berbicara dan bertindak agar tidak menonjol dan menjadi masalah. Namun sepertinya masalah sudah mengintai sebelum Reina bernapas lega. Para gadis di kelas tidak menyukai Reina yang didekati oleh Lee.